Ajarkan si Kecil Delayed Gratification, Apa Itu?

 
Rasa bosan bukanlah musuh bagi si kecil. Justru, dengan merangkul rasa bosan dan mereka bisa belajar mengelola emosi.

Setiap orang tua pasti pernah menghadapi si kecil yang ingin sesuatu dengan segera. Naluri Ayah dan Bunda mungkin ingin segera memberi apa yang mereka minta untuk menghindari tantrum atau membuat mereka senang. Namun, apakah ini pilihan terbaik? Mengajarkan si kecil tentang delayed gratification (kemampuan menunggu untuk hasil yang lebih besar) adalah salah satu keterampilan terpenting yang bisa Ayah dan Bunda ajarkan sejak dini. Yuk, kita bahas caranya!

Apa Itu Delayed Gratification?

Delayed gratification adalah kemampuan untuk menunda kesenangan atau hadiah kecil sekarang demi mendapatkan sesuatu yang lebih besar di masa depan.

Misalnya, dalam studi terkenal, Stanford Marshmallow Experiment, dilakukan eksperimen pemberian marshmallow pada anak-anak pre-school. Mereka diberikan pilihan untuk:

  1. Langsung memakan marshmallow yang diberikan, atau
  2. Menunggu 15 menit untuk memakan marshmallow yang diberikan, dan mendapatkan ekstra marshmallow.

Melalui penelitian ini, anak-anak yang bisa menunggu 15 menit untuk mendapatkan dua marshmallow alih-alih memakan satu marshmallow dengan segera, menunjukkan kemampuan delayed gratification.

Anak-anak yang memiliki kemampuan tersebut, ternyata, diproyeksikan memiliki hasil hidup yang lebih baik, lebih sukses secara akademik, sosial, dan emosional.

Pentingnya Menerima Rasa Bosan

Ayah dan Bunda, rasa bosan bukanlah musuh bagi si kecil. Justru, dengan merangkul rasa bosan, mereka bisa belajar mengelola emosi dan menumbuhkan kemampuan menunda kepuasan (delayed gratification). Rasa bosan mengajarkan si kecil untuk tidak selalu mencari kepuasan atau hiburan instan. Dengan membiarkan mereka merasa bosan, mereka belajar bahwa tidak semua keinginan harus segera dipenuhi dan bahwa ada nilai dalam menunggu serta menghargai proses.

Kemampuan untuk menunda kepuasan ini sangat penting bagi perkembangan anak, karena membantu mereka mengelola impuls dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa depan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan.

Berikut cara yang bisa Ayah dan Bunda lakukan untuk membantu si kecil menghadapi rasa bosan:

  • Memberi Tugas Sederhana
    Saat si kecil bosan, libatkan mereka dalam aktivitas rumah tangga seperti merapikan mainan atau menyapu halaman. Tugas ini tidak hanya membantu mereka belajar kesabaran, tetapi juga mengasah rasa tanggung jawab.
  • Ajari Si Kecil Bermain Mandiri
    Berikan mereka kesempatan untuk bermain sendiri tanpa gawai, seperti menggambar, bermain puzzle, atau membuat sesuatu dari bahan-bahan di sekitar mereka. Ini akan membantu mereka mengembangkan imajinasi dan kreativitas.
  • Kegiatan Outdoor
    Ajak si kecil bermain di luar rumah, seperti bersepeda atau mengamati alam. Aktivitas ini bisa membuat mereka belajar menghargai waktu yang dihabiskan tanpa teknologi dan lebih bersabar menunggu momen-momen yang menyenangkan.

Kenapa Delayed Gratification Penting untuk Si Kecil?

Mengajarkan si kecil menunggu bukan hanya soal menahan diri dari kesenangan sesaat, tapi juga membentuk berbagai keterampilan penting lainnya:

  • Pengendalian Diri yang Lebih Baik
    Si kecil akan belajar menahan keinginan sesaat dan berpikir panjang. Ini membantu mereka menghadapi tantangan dengan lebih matang.
  • Pengambilan Keputusan yang Bijak
    Dengan belajar menunggu, si kecil akan terbiasa menimbang pilihan dan memilih yang terbaik, daripada langsung mengambil apa yang ada di depan mata.
  • Prestasi Akademik yang Lebih Baik
    Anak-anak dengan keterampilan delayed gratification lebih mampu fokus pada pelajaran dan menyelesaikan tugas mereka tepat waktu.
  • Kesehatan Mental yang Lebih Baik
    Anak-anak yang mampu mengendalikan diri dan menunggu lebih stabil secara emosional, sehingga lebih mampu mengelola stres dan tekanan.

Bagaimana Ayah Bunda Bisa Mengajarkan Delayed Gratification?

Ayah dan Bunda bisa memulai mengajarkan delayed gratification dengan beberapa cara sederhana berikut:

  • Tetapkan Tujuan
    Ajak si kecil menetapkan tujuan kecil, misalnya menabung untuk membeli mainan favorit. Ini membantu mereka memahami pentingnya menunggu dan berproses.
  • Latih Kesabaran Secara Bertahap
    Cobalah untuk tidak langsung memberikan apa yang si kecil minta. Misalnya, minta mereka menunggu beberapa menit untuk camilan atau menyelesaikan tugas terlebih dahulu.
  • Hadiahkan Kesabaran
    Jika si kecil bisa menunggu, beri mereka hadiah yang lebih besar dari yang awalnya mereka minta. Ini memperkuat pemahaman mereka bahwa kesabaran menghasilkan hasil yang lebih baik.
  • Jadilah Teladan
    Anak-anak belajar dari orang tuanya. Ayah dan Bunda bisa mencontohkan delayed gratification dalam kehidupan sehari-hari, seperti menunda pembelian barang yang kurang penting demi sesuatu yang lebih bernilai di masa depan.

Mengajarkan delayed gratification kepada si kecil adalah salah satu investasi terbaik untuk masa depan mereka. Dengan belajar menunggu, menerima rasa bosan, dan berproses, si kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang sabar, mandiri, dan sukses. Yuk, mulai ajarkan keterampilan ini dari sekarang, Ayah dan Bunda!

Referensi:

https://www.gohenry.com/us/blog/financial-education/how-to-teach-your-kids-to-delay-gratification-and-why-it-matters

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.