
Ayah dan Bunda, pernah nggak merasa bingung saat si Kecil rewel atau melakukan gerakan tertentu yang belum pernah dilihat sebelumnya? Sebelum bisa bicara, bayi memang punya “bahasa” sendiri untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan. Bahasa ini bukan lewat kata-kata, tapi lewat ekspresi dan gerakan tubuh.
Memahami bahasa tubuh si Kecil bukan cuma membantu memenuhi kebutuhannya lebih cepat, tapi juga membangun ikatan emosional yang kuat. Yuk, kita pelajari tanda-tandanya supaya Ayah dan Bunda bisa lebih peka pada setiap sinyal yang si Kecil kirimkan.
Bahasa Tubuh yang Sering Dilakukan Bayi
Ada beberapa gerakan sederhana yang ternyata adalah bentuk bahasa yang ingin diucapkan oleh si Kecil, lho, Ayah dan Bunda. Berikut beberapa gerakan
- Mengusap Mata
Ini adalah tanda klasik kalau si Kecil mulai lelah dan butuh istirahat.
- Menggosok Telinga atau Rambut
Bisa jadi ini sinyal kalau ia merasa tidak nyaman. Mungkin popoknya penuh, suhu ruangan terlalu panas, atau ada suara bising yang mengganggu.
- Merentangkan Tangan
Gerakan ini bisa berarti ia ingin bergerak atau menggapai sesuatu.
- Menempelkan Kedua Tangan
Biasanya artinya si Kecil ingin Bunda mengulang sesuatu yang baru saja dilakukan, misalnya suara lucu atau permainan cilukba.
- Menendang-nendang (Gembira)
Kalau sambil tersenyum, tandanya ia senang. Bisa karena suasana baru atau interaksi seru dengan Ayah dan Bunda.
- Menangis
Selain tanda lapar atau tidak nyaman, tangisan intens bisa jadi gejala kolik, yaitu menangis berlebihan tanpa sebab jelas, sering pada sore atau malam hari.
- Menggoyangkan Kepala
Si Kecil mungkin menemukan ritme yang menyenangkan. Tapi kalau terlalu sering dan tidak tertarik bermain, sebaiknya periksakan ke dokter.
- Melengkungkan Badan
Bisa jadi tanda marah, lelah, atau gangguan pencernaan. Jika terjadi berulang sambil menangis, segera konsultasikan ke dokter.
- Menyentakkan Lengan
Menunjukkan ia terkejut oleh suara keras, cahaya terang, atau gerakan tiba-tiba.
- Melipat Kedua Kaki ke Perut
Tanda ia sedang tidak nyaman di area perut, seperti kembung atau sembelit.
- Mengepalkan Tangan
Sinyal lapar, bahkan jika belum diiringi tangisan.
- Memegang Telinga
Kadang ini hanya aksi iseng saat si Kecil sadar bahwa ia punya telinga, bukan selalu berarti sakit telinga.
Cara Menanggapi Bahasa Tubuh si Kecil
Memahami tanda-tandanya saja belum cukup. Ayah dan Bunda juga perlu tahu bagaimana merespon dengan tepat.
- Mengusap Mata
Tanda si Kecil lelah. Segera siapkan tempat tidur yang nyaman, redupkan lampu, dan ciptakan suasana tenang. Bisa juga menidurkannya dengan gendongan sambil bernyanyi pelan.
- Menggosok Telinga atau Rambut
Periksa popok, suhu ruangan, dan sumber kebisingan. Jika perlu, ubah posisinya atau berikan sentuhan lembut untuk menenangkan.
- Merentangkan Tangan
Biarkan ia mencoba bergerak untuk melatih motorik, lalu bantu dengan mengajaknya berpindah posisi atau berkeliling ruangan.
- Menempelkan Kedua Tangan
Ulangi permainan, suara, atau gerakan yang membuatnya tertawa. Interaksi ini memperkuat ikatan dan rasa percaya.
- Menendang-nendang
Lanjutkan momen bahagia dengan permainan ringan. Setelahnya, beri waktu istirahat agar energinya pulih.
- Menangis Intens
Cek penyebabnya, mulai dari lapar, popok penuh, suhu, hingga kemungkinan kolik. Jika kolik, gendong tegak atau pijat perutnya dengan lembut.
- Gerakan Lain yang Mengkhawatirkan
Catat frekuensi dan konteks gerakannya, lalu konsultasikan ke dokter jika berulang atau disertai tangisan.
Dengarkan, Rasakan, dan Pahami
Setiap bayi punya cara unik untuk berkomunikasi. Dengan memahami bahasa tubuh si Kecil, Ayah dan Bunda bisa lebih cepat memenuhi kebutuhannya, membuatnya merasa aman, dan tentu saja mempererat ikatan batin yang istimewa.
Ingat, apa yang berlaku pada satu bayi belum tentu sama pada bayi lain. Jadi, habiskan waktu bersama, amati, dan rasakan ritme komunikasi kalian. Perlahan, Ayah dan Bunda akan menjadi “penerjemah” terbaik untuk setiap senyum, gerakan, dan ekspresi si Kecil.
Referensi: