Setiap Pertanyaan “Kenapa?” adalah Tanda Anak Lagi Belajar

 
Dengan menjawab pertanyaan si Kecil dengan sabar, jujur, dan penuh kasih, Ayah dan Bunda bukan hanya membantu mereka memahami dunia, tapi juga membangun rasa percaya, komunikasi yang hangat, dan kecintaan belajar sejak dini.

“Kenapa langit warnanya biru?”
“Kenapa kucing bisa tidur terus?”
“Kenapa kita harus mandi tiap hari?”

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin sudah jadi “menu harian” di rumah, ya, Ayah dan Bunda? Kadang bisa bikin senyum sendiri, kadang juga bikin garuk kepala karena bingung harus jawab apa. Apalagi, kalau pertanyaannya datang terus-menerus, dari pagi sampai malam, dan sering diulang pula!

Tapi tahukah Ayah dan Bunda, di balik semua pertanyaan si Kecil, ada proses belajar yang luar biasa sedang terjadi? Otaknya sedang sibuk menyusun makna, mengenal dunia, dan mencari tahu hal-hal yang baru ia temui. Jadi, setiap pertanyaan “kenapa” yang terdengar sederhana itu, sebenarnya adalah tanda bahwa si Kecil sedang berkembang.

Nah, agar Ayah dan Bunda bisa lebih siap menghadapi rasa ingin tahu si Kecil, yuk pelajari lebih dalam lewat artikel ini!

Rasa Ingin Tahu adalah Tanda Anak Bertumbuh

Saat si Kecil bertanya tanpa henti, itu bukan karena ingin menguji kesabaran Ayah dan Bunda, tapi karena ia benar-benar ingin tahu. Dunia bagi anak-anak adalah tempat yang baru, penuh hal menarik yang belum mereka mengerti. Setiap benda, suara, atau kejadian memunculkan rasa penasaran. Maka, wajar saja jika pertanyaan mereka datang silih berganti, bahkan bisa mencapai puluhan ribu selama masa pertumbuhan.

Menurut para ahli, anak mulai aktif bertanya sejak usia 2 tahun. Di tahap ini, kosakata mereka masih terbatas, jadi pertanyaannya pun sederhana, seperti “Itu apa?” atau “Ini siapa?” Saat usia 3 tahun, kosakatanya makin berkembang dan mulai muncul banyak pertanyaan “kenapa”. Lalu memasuki usia 4 tahun ke atas, pertanyaan mereka jadi lebih kompleks, misalnya, “Kenapa mobil bisa jalan?” atau “Kenapa awan bisa gerak?”

Setiap pertanyaan itu menunjukkan bahwa anak sedang berproses, otaknya bekerja, kemampuan berbahasa tumbuh, dan keinginan untuk memahami dunia makin besar. Bahkan, menurut penelitian dari University of Michigan, anak akan terus bertanya sampai mereka mendapatkan jawaban yang memuaskan. Ini artinya, bertanya bukan hanya soal iseng atau mencari perhatian, tapi memang bagian penting dari perkembangan kognitif mereka.

Jadi, kalau si Kecil terus bertanya, Ayah dan Bunda boleh lega karena itu tandanya ia sedang berkembang dengan sangat baik.

Ini Cara Bijak Menyikapinya!

Lelah menghadapi pertanyaan si Kecil itu manusiawi. Tapi, daripada merasa kewalahan, yuk kita ubah cara pandangnya. Berikut ini beberapa cara sederhana tapi efektif yang bisa Ayah dan Bunda lakukan:

  • Jawab dengan Sederhana dan Jelas
    Jawaban yang terlalu panjang justru bisa membuat si Kecil bingung. Jadi, cukup jawab dengan singkat tapi bermakna. Kalau si Kecil bertanya, “Kenapa pelangi ada warna-warni?” Bunda bisa menjawab, “Karena cahaya matahari melewati air hujan dan terpecah jadi warna-warna.” Kalau ia masih penasaran, baru lanjutkan penjelasannya secara perlahan.
  • Jujur Jika Tidak Tahu
    Ayah dan Bunda nggak perlu tahu semua hal. Kalau belum tahu jawabannya, katakan saja dengan jujur dan ajak si Kecil untuk cari tahu bersama. Misalnya, “Wah, itu pertanyaan keren! Bunda belum tahu juga. Yuk, nanti kita cari jawabannya bareng!”
  • Ajak Berdiskusi, Bukan Hanya Menjawab
    Cobalah membalik pertanyaan ke si Kecil. Misalnya, “Menurut kamu, kenapa ikan hidup di air?” Cara ini membuat mereka merasa dihargai dan belajar berpikir logis. Diskusi kecil ini juga jadi momen bonding yang menyenangkan, lho.
  • Sesuaikan Jawaban dengan Usianya
    Si Kecil belum tentu siap menerima jawaban teknis seperti orang dewasa. Untuk pertanyaan yang sama, penjelasan untuk anak usia 3 tahun tentu beda dengan anak usia 6 tahun. Gunakan bahasa dan contoh yang akrab bagi mereka.
  • Tetapkan Batas dengan Empati
    Kalau Ayah atau Bunda sedang capek, tidak apa-apa kok untuk menunda menjawab. Tapi, tetap sampaikan dengan lembut, misalnya, “Bunda senang kamu banyak tanya, tapi sekarang kita istirahat dulu ya. Nanti kita lanjut lagi ngobrolnya.”

Pertanyaan Hari Ini, Bekal Besar untuk Masa Depan

Setiap “kenapa” dari si Kecil adalah bukti bahwa ia sedang belajar dan tumbuh. Rasa ingin tahunya adalah modal penting untuk jadi pembelajar seumur hidup. Jadi, daripada merasa lelah, yuk mulai menikmati fase ini.

Dengan menjawab pertanyaan si Kecil dengan sabar, jujur, dan penuh kasih, Ayah dan Bunda bukan hanya membantu mereka memahami dunia, tapi juga membangun rasa percaya, komunikasi yang hangat, dan kecintaan belajar sejak dini.

Ingat, fase ini tidak akan selamanya. Tapi dampaknya? Bisa dirasakan sepanjang hidup si Kecil.

Jadi, selamat menemani si Kecil bertanya, Ayah dan Bunda! Karena di balik setiap pertanyaan sederhana, sedang tumbuh anak hebat yang luar biasa.

Referensi:

https://www.tempo.co/gaya-hidup/sering-bertanya-menandakan-anak-berkembang-begini-menghadapinya-758336

https://bundadansikecil.com/anak-usia-2-3-tahun/kenapa-anak-banyak-bertanya-pahami-alasannya-dan-cara-menyikapinya.html

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.