
Ketika anak jatuh sakit, bukan hanya anak yang perlu perhatian. Pastinya seluruh anggota keluarga juga ikut terdampak. Rasa khawatir, kurang tidur, dan rutinitas terganggu bisa menghantui orang tua. Tetap tenang dan jangan panik ya, Ayah dan Bunda. Di momen seperti inilah kolaborasi antara Ayah dan Bunda menjadi sangat penting. Dengan saling membantu dan berbagi tugas, proses pemulihan anak bisa jadi lebih cepat dan lebih ringan, lho. Yuk, ikuti panduan berikut!
Pertama: Jangan Panik
Saat si Kecil sakit, wajar kalau orang tua merasa cemas. Namun, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjaga ketenangan. Saat orang tua tenang, anak akan merasa lebih aman dan proses perawatan pun bisa dilakukan dengan lebih baik.
Ayah dan bunda bisa saling memberi dukungan emosional. Bagaimana bentuknya? Bisa yang satu menjaga anak, yang lain beristirahat atau menyiapkan kebutuhan sehingga beban tidak bertumpu pada satu orang saja.
Bagi Tugas & Komunikasi yang Jelas
Kolaborasi yang baik berawal dari komunikasi yang terbuka:
- Ayah dan Bunda bisa berdiskusi tentang siapa yang menjaga anak malam hari, siapa yang siap sedia obat dan konsultasi ke dokter.
- Catat obat-obatan yang diberikan, perubahan suhu tubuh, nafsu makan anak, dan informasi penting lainnya agar kedua orang tua punya data yang sama.
- Pastikan logistik, seperti transportasi ke dokter, obat siap sedia, bed rest anak, semuanya dipahami bersama.
Dengan pembagian tugas yang jelas, suasana akan menjadi lebih teratur dan orang tua bisa bekerja sebagai tim.
Perawatan di Rumah: Praktik yang Bisa Ayah & Bunda Lakukan
Berikut beberapa hal penting saat merawat anak di rumah:
- Pastikan ruangan tempat anak beristirahat memiliki sirkulasi udara baik agar kualitas udara terjaga.
- Jaga asupan nutrisi dan cairan anak. Jika tidak mau makan banyak, tawarkan sedikit demi sedikit. Tapi, pastikan cairannya tercukupi.
- Pastikan anak mendapatkan cukup istirahat. Orang tua bisa menciptakan suasana nyaman dengan membacakan buku cerita atau menyetel musik lembut agar anak merasa aman.
- Gunakan obat hanya sesuai petunjuk dan jangan sembarangan menggabungkan obat sendiri.
Ayah bisa mengambil peran dalam menciptakan suasana yang membuat si Kecil merasa aman dan nyaman atau membeli obat yang diperlukan, sementara Bunda bisa fokus mendampingi si Kecil dan mengamati gejala.
Masa Pemulihan: Perlahan Aktif Kembali
Setelah fase sakit berlalu, fase pemulihan juga penting. Berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Buat anak merasa nyaman, jangan biarkan ia sendirian ketika masih lemas atau takut. Pelukan atau menemani anak akan mempercepat pemulihan.
- Alihkan perhatian anak dengan aktivitas ringan, seperti bermain di halaman rumah, menonton film ringan, atau membaca bersama. Ini bisa membantu mood dan stamina anak perlahan meningkat kembali.
- Pastikan cairan tercukupi karena anak yang sakit cenderung malas makan/minum.
- Pastikan tidur yang cukup dengan suasana kamar yang ideal supaya anak bisa istirahat dengan baik.
- Perhatikan suhu ruangan. Jangan terlalu panas atau terlalu dingin agar anak tidak mengalami gangguan tambahan.
Ayah dan Bunda bisa bergantian menemani anak dalam fase ini, misalnya atur waktu untuk bergantian menemani anak agar tidak ada yang kelelahan atau terbebani sendirian.
Kapan Harus ke Dokter? Tanda Waspada yang Tidak Boleh Diabaikan
Ketika si Kecil memperlihatkan gejala yang mulai mengkhawatirkan, butuh perhatian medis segera. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Kesulitan bernapas atau napas sangat cepat
- Demam tinggi yang tak kunjung turun
- Dehidrasi (tidak buang air kecil seperti biasa, bibir kering)
- Perubahan kesadaran atau kejang
- Anak sangat lemas, tidak mau makan/minum sama sekali
Ayah dan Bunda perlu saling berkomunikasi dengan cepat saat tanda-tanda ini muncul: siapa yang akan menghubungi dokter, siapa yang menemani anak ke rumah sakit, siapa yang menjaga di rumah.
Peran Emosional & Dukungan Keluarga
Sakit pada anak bisa memberi tekanan emosional kepada orang tua. Penting untuk Ayah dan Bunda saling mendukung serta menjaga kesehatan mental masing-masing agar bisa mendampingi anak lebih baik. Perhatian satu sama lain juga sangat penting. Istirahat bergantian, berbagi tugas rumah tangga, dan berbagi beban adalah bentuk dukungan nyata.
Selain itu, kehadiran Ayah atau Bunda yang tenang dan positif bisa sangat membantu anak merasa aman dan optimis sembuh. Ketika anak melihat orang tua tetap kuat, ia juga akan lebih kooperatif menjalani perawatan.
Ayah dan Bunda adalah Tim
Anak sakit memang momen yang menantang tapi jika Ayah dan Bunda bertindak sebagai tim dengan pembagian tugas yang jelas, komunikasi terbuka, lingkungan pemulihan nyaman, dan perhatian emosional, maka proses pemulihan bisa lebih ringan dan cepat. Ingat, kondisi anak pulih bukan semata soal fisik, tapi juga butuh dukungan emosional, rasa aman, dan sinergi keluarga.
Dengan begitu, keluarga tidak hanya melewati masa sakit anak, tetapi juga memperkuat ikatan, koordinasi, dan kesiapan untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.
Referensi:
https://www.alodokter.com/tetap-tenang-bunda-ini-tips-merawat-anak-sakit-di-rumah
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/ketika-anak-sakit-parah
https://www.alodokter.com/tips-membantu-anak-pulih-dari-sakit
