Anak Susah Duduk Diam? Mungkin Ini Alasannya

 
Setiap lompatan kecil, setiap tawa sambil berlari, setiap percobaan yang mereka lakukan dengan tangan sendiri, semua itu adalah proses belajar yang luar biasa. Mari rayakan setiap langkah kecil itu.

“Duduk, dong, Nak… tenang dulu sebentar aja.”

Pernah merasa berkata begitu hampir setiap hari? Si Kecil yang seperti tak pernah kehabisan energi, memanjat sana-sini, lari dari ujung rumah ke ujung lainnya, gelisah saat diajak duduk belajar atau makan, mungkin membuat Ayah dan Bunda lelah luar biasa.

Kadang terbersit pikiran, “Apakah anakku terlalu aktif? Kenapa ya nggak bisa tenang seperti anak lain?”

Tapi sebelum buru-buru khawatir, penting untuk diingat: tidak semua anak belajar dan tumbuh dengan cara yang sama. Bisa jadi, gerakan yang tiada henti itu bukan tanda kenakalan, melainkan bentuk belajar dan eksplorasi yang alami.

Yuk, kita pelajari bersama di sini!

Gerak Itu Cara Mereka Belajar

Anak-anak belajar bukan hanya lewat buku atau mendengarkan. Banyak dari mereka justru lebih paham saat tubuh mereka terlibat langsung. Itulah yang disebut gaya belajar kinestetik, belajar lewat gerakan, sentuhan, dan pengalaman.

Anak dengan gaya belajar seperti ini sering kali merasa tak nyaman duduk terlalu lama. Bukan karena tidak bisa fokus, tapi karena fokus mereka muncul lewat aktivitas. Gerakan bukan gangguan bagi proses belajarnya, justru menjadi bagian utamanya.

Pada masa pertumbuhan, terutama usia 5–10 tahun, si Kecil sedang berada di fase di mana otak dan tubuh berkembang pesat. Mereka butuh bergerak, menyentuh, mencoba sendiri agar bisa benar-benar memahami sesuatu. Jadi ketika mereka memanjat, berlari, atau terus bertanya, sebenarnya mereka sedang mengeksplorasi dunia, dan itu adalah hal yang sehat.

Sayangnya, gaya belajar ini sering kali disalahpahami. Lingkungan yang terbiasa dengan aturan “duduk tenang” dan “jangan ribut” bisa membuat anak merasa salah hanya karena mereka tidak sesuai dengan ekspektasi.

Jadi, yuk berhenti sejenak dan lihat ulang, si Kecil yang tak bisa diam bukan berarti sulit diatur. Ia hanya sedang menunjukkan rasa ingin tahunya dengan cara yang khas dan sangat alami.

Dampingi dengan Cara yang Tepat

Si Kecil yang aktif bukanlah masalah yang perlu “diredam,” tapi energi yang bisa diarahkan. Berikut beberapa hal yang bisa Ayah dan Bunda lakukan untuk mendampingi si Kecil dengan lebih nyaman:

  • Ajak Bergerak dengan Aman
    Alih-alih menyuruh diam, bantu si Kecil menyalurkan energinya lewat aktivitas fisik. Ajak bermain ke luar rumah, bersepeda, atau bantu pekerjaan ringan. Dengan gerakan yang terarah, anak bisa belajar disiplin tanpa merasa terkekang.
  • Belajar Sambil Bermain
    Gunakan metode belajar yang melibatkan tubuh. Misalnya, belajar huruf dengan menyusun balok, berhitung sambil lompat, atau membuat eksperimen kecil di rumah. Semakin banyak pancaindra yang digunakan, semakin dalam pemahaman si Kecil.
  • Ajarkan Tenang dengan Cara Menyenangkan
    Ketenangan juga bisa dilatih. Bunda bisa mengenalkan permainan yang melatih fokus, gerakan pelan seperti yoga anak, atau kegiatan tenang yang tetap melibatkan gerak. Ini membantu anak mengenal kapan saatnya aktif dan kapan waktunya diam.
  • Bangun Rutinitas Harian
    Rutinitas memberi rasa aman bagi anak. Cobalah buat jadwal harian yang seimbang, waktu untuk bermain, belajar, makan, dan istirahat. Dengan pola yang konsisten, anak akan lebih mudah memahami kapan boleh bebas bergerak dan kapan perlu tenang.

Dengan cara ini, Ayah dan Bunda tidak hanya membentuk disiplin, tapi juga menunjukkan bahwa gaya belajar si Kecil dihargai dan diterima.

Bukan Harus Diam, Tapi Perlu Dimengerti

Tidak semua anak bisa duduk tenang selama lima belas menit, dan itu bukan masalah. Justru, anak yang banyak bergerak sering kali memiliki rasa ingin tahu yang besar dan semangat belajar yang tinggi. Tantangan kita sebagai orang tua bukan memaksa mereka menjadi “kalem,” tapi mendampingi mereka dengan penuh pengertian dan kasih sayang.

Setiap lompatan kecil, setiap tawa sambil berlari, setiap percobaan yang mereka lakukan dengan tangan sendiri, semua itu adalah proses belajar yang luar biasa. Mari rayakan setiap langkah kecil itu.

Karena pada akhirnya, bukan soal anak bisa diam atau tidak, tapi apakah kita bisa melihat, mendengar, dan hadir untuk si Kecil dengan sepenuh hati.

Referensi:

https://radarbojonegoro.jawapos.com/pendidikan/716202323/kenapa-anak-tak-bisa-diam-jangan-khawatir-mari-memahami-anak-aktif-dari-perspektif-psikologi

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6890601/gaya-belajar-kinestetik-pengertian-dan-ciri-cirinya

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.