Cek Gizi Si Kecil, Cegah Stunting Sejak Dini

 
Dengan rutin memantau berat dan tinggi badan, serta mencukupi nutrisinya, kita bisa cegah stunting dan bantu si Kecil tumbuh sehat, aktif, dan bahagia.

Cek gizi bukan cuma soal berat dan tinggi badan, tapi juga memastikan si Kecil mendapat asupan nutrisi yang cukup untuk tumbuh sehat, aktif, dan berkembang maksimal.

Lalu, apa saja yang perlu Ayah dan Bunda perhatikan saat cek gizi? Tenang, artikel ini punya checklist lengkapnya untuk bantu mencegah stunting dari sekarang. Yuk, mulai langkah kecil yang berdampak besar untuk masa depan si Kecil!

Kenapa Perlu Cek Gizi?

Pertumbuhan si Kecil terutama di usia 0–2 tahun sangat menentukan masa depannya. Di masa inilah tubuh dan otaknya berkembang dengan sangat cepat. Maka dari itu, memantau status gizinya secara rutin adalah langkah penting untuk memastikan tumbuh kembangnya tetap optimal.

Salah satu masalah gizi yang paling harus diwaspadai adalah stunting, yaitu kondisi ketika tinggi badan anak jauh di bawah standar usianya. Stunting bisa berdampak panjang, mulai dari gangguan perkembangan otak, sistem imun yang lemah, hingga risiko penyakit kronis saat dewasa nanti.

Dengan rutin cek gizi, Ayah dan Bunda bisa tahu apakah Si Kecil sudah tumbuh sesuai grafik pertumbuhan, atau justru ada potensi masalah gizi seperti stunting, underweight, hingga obesitas. Langkah kecil ini bisa jadi penyelamat besar untuk masa depan Si Kecil.

Cara Mengukur Gizi Si Kecil

Mengukur gizi si Kecil tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Penilaian dilakukan dengan memasukkan beberapa data ke Grafik Pertumbuhan Anak (GPA), yang disesuaikan dengan usia, berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Dari sinilah kita bisa melihat apakah status gizi si Kecil baik atau tidak.

Ada tiga indikator utama yang digunakan pada anak usia 0–5 tahun, berdasarkan grafik WHO 2006, yaitu:

Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Digunakan untuk mengetahui apakah berat badan si Kecil sesuai dengan usianya.

  • Normal: -2 SD sampai +1 SD
  • Kurang: -3 SD sampai <-2 SD
  • Sangat Kurang: <-3 SD
  • Risiko Berat Badan Lebih: >+1 SD

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Untuk mengukur apakah tinggi badan si Kecil sesuai dengan usianya.

  • Normal: -2 SD sampai +3 S
  • Pendek (Stunting): -3 SD sampai <-2 SD
  • Sangat Pendek: <-3 SD

Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Menunjukkan apakah berat badan si Kecil proporsional terhadap tinggi badannya.

  • Gizi Baik (Normal): -2 SD sampai +1 SD
  • Gizi Kurang (Wasted): -3 SD sampai <-2 SD
  • Gizi Buruk (Severely Wasted): <-3 SD
  • Gizi Lebih: >+2 SD
  • Obesitas: >+3 SD

Apa Saja yang Ayah dan Bunda Bisa Lakukan?

Agar status gizi si Kecil terpantau dengan baik, berikut langkah yang bisa Ayah dan Bunda lakukan:

  • Bawa si Kecil ke Posyandu atau fasilitas kesehatan secara rutin, minimal sebulan sekali, untuk mengukur berat dan tinggi badan.
  • Diskusikan hasil pengukuran dengan tenaga kesehatan agar Ayah dan Bunda tahu status gizi si Kecil dan langkah selanjutnya yang perlu dilakukan.
  • Pelajari kurva pertumbuhan anak, supaya Ayah dan Bunda bisa memahami tanda-tanda awal bila ada masalah gizi.
  • Lengkapi kebutuhan zat gizi harian si Kecil sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG).
  • Hindari melakukan pengukuran sendiri tanpa pelatihan, karena salah ukur bisa menghasilkan diagnosis yang tidak akurat.

Tumbuh Sehat Dimulai dari Perhatian Sederhana

Cek gizi bukan cuma soal angka, tapi wujud kasih sayang Ayah dan Bunda untuk tumbuh kembang si Kecil. Dengan rutin memantau berat dan tinggi badan, serta mencukupi nutrisinya, kita bisa cegah stunting dan bantu si Kecil tumbuh sehat, aktif, dan bahagia. Langkah sederhana hari ini, demi masa depan yang lebih cerah.

Referensi:

https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-mengukur-status-gizi-anak-secara-rutin

https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/gizi-anak/status-gizi-anak

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.