
Merencanakan asupan gizi anak bukan tugas satu pihak. Tentunya butuh komunikasi yang jelas antara Ayah dan Bunda. Dengan bicara sama-sama, membuat rencana makan dan memantau perkembangan. Kenapa komunikasi antara Ayah dan Bunda itu penting? Yuk, kita pelajari bersama agar rencana gizi keluarga berjalan lancar!
Kenapa Komunikasi Orang Tua soal Gizi itu Penting?
Perencanaan gizi yang baik berdampak langsung pada tumbuh kembang anak, khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan. Ketika Ayah dan Bunda tidak sepaham soal menu, frekuensi makan, atau pengenalan MPASI, risiko kekurangan gizi atau pola makan tidak sehat pada anak pun meningkat. Dukungan dan informasi dari tenaga kesehatan juga penting, lho. Praktik konseling gizi terbukti bisa membantu orang tua menerapkan pola makan yang tepat.
Hal Utama yang Harus Didiskusikan Orang Tua
Agar perencanaan gizi lebih efektif, diskusikan poin-poin berikut bersama pasangan, ya:
- Tujuan Gizi Keluarga
Tentukan hal prioritas: apakah fokus pada pemberian ASI eksklusif, memulai MPASI tepat usia (sekitar 6 bulan), menambah variasi makanan, atau menjaga asupan zat gizi tertentu (protein, zat besi, vitamin). Menurut Kemenkes, MPASI harus tepat waktu, aman, dan bervariasi.
- Jadwal & Frekuensi Makan
Sepakati jam makan, porsi, dan frekuensi sesuai umur (contoh: bayi 6–8 bulan mulai 2–3 kali MPASI; aturan porsi berubah seiring usia). Petunjuk dari ahli atau tenaga profesional kesehatan dapat jadi acuan.
- Peran Masing-Masing
Bagi tugas: siapa yang belanja, siapa yang menyiapkan makanan bergizi, siapa yang memantau nafsu makan dan berat badan. Pembagian tugas mencegah beban menumpuk pada satu pihak.
- Sumber Informasi & Rujukan
Tentukan sumber tepercaya (puskesmas, dokter anak, buku MPASI Kemenkes, atau konselor gizi). Jangan mudah percaya pada mitos tanpa disertai bukti, ya.
- Strategi Menghadapi Picky Eater
Rencanakan taktik atau strategi. Ayah dan Bunda bisa melakukannya melalui variasi tekstur/warna, pengenalan makanan secara perlahan, dan konsistensi penyajian tanpa memaksa.
Metode yang Bisa Dipakai
Kuncinya: jelas, empatik, dan rutin. Ini beberapa metode komunikasi yang bisa dicoba:
- Mulai dengan tujuan bersama: buka percakapan dengan, “Kita ingin si Kecil tumbuh sehat. Bagaimana menurutmu cara yang baik untuk memulainya?”. Pertanyaan ini bisa membuat diskusi terasa lebih kolaboratif.
- Gunakan data sederhana: catat berat dan panjang badan anak, frekuensi makan, dan mood saat makan. Data ini akan memudahkan diskusi dan pengambilan keputusan.
- Saling dengar tanpa menghakimi: misalnya, Bunda jelaskan tantangan menyiapkan MPASI; Ayah beri opsi solusi (menolong belanja, ikut masak).
- Set jadwal evaluasi singkat: sekali atau dua kali seminggu, cek apa yang berhasil dan apa yang perlu disesuaikan.
- Libatkan tenaga kesehatan: jika ragu, libatkan bidan/dokter/Posyandu untuk memberikan panduan praktis. WHO & UNICEF mendorong penggunaan jasa konseling gizi untuk mendukung keluarga.
Contoh Rencana Gizi Sederhana
Target mingguan: 3 menu baru yang kaya akan sayur/protein hewani per minggu.
Jadwal MPASI: untuk bayi 6–8 bulan: 2–3 kali sehari, dengan ASI sesuai permintaan. Pantau tekstur makanan setiap dua minggu.
Peran: Ayah belanja 2x seminggu, Bunda siapkan menu. Bersama-sama, Ayah dan Bunda cek pertumbuhan si Kecil di Posyandu tiap bulan.
Checkpoint: Jika berat turun >2% atau nafsu makan menurun selama dua minggu, segera konsultasi ke Puskesmas/dokter.
Tips Praktis agar Komunikasi Lancar
- Gunakan bahasa yang singkat dan positif saat mengingatkan atau menegur (misal: “Ayo, coba sayur sedikit dulu, biar kamu kuat main nanti!”).
- Catat menu dan reaksi anak (bisa di notes ponsel) agar mudah dilihat dan di-evaluasi.
- Sediakan camilan sehat yang mudah dijangkau (buah potong, kacang rebus) agar anak tak lapar di sela makan utama.
- Jadikan momen makan sebagai momen menyenangkan: makan bersama keluarga tanpa gadget bisa meningkatkan minat makan anak.
- Hargai proses: perubahan kebiasaan makan itu butuh waktu, pastikan ayah dan Bunda selalu rayakan kemajuan kecil bersama anak.
Kapan Perlu Bantuan Profesional?
Segera konsultasi ke tenaga kesehatan bila terjadi: penurunan berat badan yang signifikan, ada tanda-tanda malnutrisi, alergi makanan, atau orang tua merasa kebingungan soal diet khusus. Konseling gizi ke tenaga ahli bisa membantu keluarga mendapat strategi yang sesuai.
Pesan untuk Ayah & Bunda
Perencanaan gizi anak lebih ampuh jika dilakukan bersama. Komunikasi yang baik antara pasangan, didukung sumber informasi tepercaya dan tenaga kesehatan, membuat asupan anak lebih terjaga dan masalah gizi bisa dicegah lebih awal. Mulai sekarang, yuk ajak pasangan bicara, buat rencana sederhana, dan evaluasi rutin demi tumbuh kembang anak yang optimal. Semangat ya, ayah dan Bunda!
Referensi:
https://hellosehat.com/parenting/bayi/gizi-bayi/mpasi-6-bulan/?utm
https://kemkes.go.id/id/pemberian-mpasi-harus-penuhi-4-syarat-ini?utm
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-feeding?utm
