Perawatan Bayi Baru Lahir, Harus Apa Ya?

 
Inisiasi menyusui dini, ASI eksklusif, pemantauan rutin, dukungan keluarga, kebersihan lingkungan, dan edukasi gizi, semuanya bekerja bersama untuk menciptakan fondasi sehat bagi anak.

Ayah dan Bunda, stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan penyakit infeksi berulang, terutama yang terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), merupakan tantangan serius di Indonesia. Kabar baiknya, pencegahan bisa dimulai sedini mungkin, lho. Bahkan, sejak bayi baru lahir. Untuk orang tua baru, langkah-langkah kecil dan terpadu bisa membuat perbedaan besar. Yuk, cari tahu lebih lanjut apa yang bisa dilakukan oleh Ayah dan Bunda untuk menjaga tumbuh kembang bayi dan mencegah stunting.

1. Pahami Peran Penting Keluarga dalam Pencegahan Stunting

Menurut Kemenkes, orang tua, terutama ibu, memiliki peran utama dalam pencegahan stunting melalui asupan gizi yang baik selama kehamilan, ASI eksklusif, hingga MPASI tepat waktu.

Namun, bukan hanya ibu yang bertanggung jawab, ya. Dukungan keluarga (ayah dan anggota keluarga lain) juga sangat penting agar beban tidak hanya di satu pihak. Dengan dukungan dari semua sisi, lingkungan tumbuh anak akan menjadi lebih aman terhadap risiko stunting.

2. Perawatan Bayi Baru Lahir adalah Fondasi

Saat bayi baru lahir, periode ini sangat krusial. Menurut IDAI dalam panduan perawatan bayi baru lahir, hal-hal berikut perlu diperhatikan:

• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Memberikan ASI dalam satu jam pertama setelah lahir membantu bayi mendapat kolostrum (nutrisi penting penuh antibodi) dan memicu produksi ASI ibu.

• Menyusui Eksklusif hingga 6 Bulan

ASI eksklusif tanpa tambahan cairan atau makanan lain selama 6 bulan pertama sangat dianjurkan. ASI memiliki nutrisi lengkap dan antibodi alami yang membantu perlindungan bayi dari infeksi.

• Praktik Perawatan “Kulit ke Kulit”

Kontak langsung kulit bayi dengan ibu “skin to skin” setelah lahir membantu stabilisasi suhu, memperlancar menyusu, dan memperkuat ikatan emosi.

• Imunisasi Dasar dan Pemeriksaan Rutin

Pastikan bayi mendapatkan imunisasi dasar sesuai jadwal (BCG, polio, DTP, dll) dan pemeriksaan tumbuh kembang secara rutin di Posyandu atau bidan.

Langkah-langkah ini akan membentuk fondasi kesehatan bayi, menjadikannya lebih tangguh terhadap risiko infeksi dan gangguan tumbuh kembang.

3. Gizi Ibu & Lingkungan yang Mendukung
• Gizi Ibu Selama Kehamilan dan Menyusui

Ibu hamil dan menyusui perlu mengonsumsi makanan bergizi yang mengandung protein, vitamin, dan mineral (seperti zat besi dan asam folat). Kementerian Kesehatan menganjurkan agar ibu mengonsumsi makanan beragam dan melengkapi suplemen sesuai resep. Ibu yang kelebihan atau kekurangan gizi bisa memengaruhi pertumbuhan janin dan kemampuan menyusui pasca lahir.

• Kebersihan Lingkungan & Sanitasi

Sanitasi lingkungan (air bersih, sanitasi, kebersihan rumah) juga bagian dari langkah pencegahan stunting. Infeksi berulang, seperti diare atau penyakit pernapasan akibat lingkungan kotor, bisa mengganggu penyerapan gizi dan memperburuk kondisi tumbuh kembang anak.

• Kepedulian Keluarga & Lingkungan Sosial

Keterlibatan keluarga dan masyarakat, misalnya memastikan rumah bersih, akses air bersih, dan pola hidup sehat, akan mendukung upaya pencegahan di level rumah tangga.

4. Deteksi Dini & Pemantauan Tumbuh Kembang

Orang tua baru perlu aktif memantau pertumbuhan anak. Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Rutin ke Posyandu atau fasilitas kesehatan untuk pengukuran berat badan dan tinggi badan bayi.
  • Catat grafik pertumbuhan, jika bayi tidak berkembang sesuai standar pertumbuhan, segera konsultasi.
  • Jika bayi sering sakit, kesulitan menyusu, atau tampak lesu, ini bisa menjadi tanda gangguan gizi atau infeksi yang perlu dicek.
5. Edukasi & Peran Orang Tua Baru 

Orang tua baru sering kebingungan menghadapi banyak nasihat (kadang kontradiktif) soal gizi, imunisasi, dan perawatan bayi. Untuk itu:

  • Ikutlah kelas edukasi ibu hamil atau penyuluhan gizi di Puskesmas
  • Diskusikan langsung dengan bidan atau dokter anak tentang rencana gizi dan perawatan bayi
  • Gunakan sumber resmi (Kemenkes, IDAI, tenaga kesehatan) agar mendapat informasi terpercaya
  • Ajukan pertanyaan seputar nutrisi, imunisasi, tanda bahaya penyakit, dan perawatan bayi

Dengan kolaborasi orang tua dan tenaga kesehatan, langkah pencegahan stunting pun menjadi lebih terarah dan aman.

6. Tantangan & Langkah Solutif yang Harus Disiapkan

Orang tua baru bisa menghadapi tantangan: ASI yang belum lancar, bayi rewel, keterbatasan akses fasilitas kesehatan, atau kondisi ekonomi. Beberapa solusi praktis:

Kolaborasi Ayah dan Bunda

Bagi orang tua yang baru memiliki bayi, langkah-langkah awal untuk mencegah stunting sangatlah penting dan sebaiknya dimulai dari saat bayi lahir. Inisiasi menyusui dini, ASI eksklusif, pemantauan rutin, dukungan keluarga, kebersihan lingkungan, dan edukasi gizi, semuanya bekerja bersama untuk menciptakan fondasi sehat bagi anak.

Ayah dan bunda perlu berjalan bersama, bukan hanya ibu yang menjaga bayi, melainkan pasangan bekerja sebagai tim. Bila kedua orang tua aktif dan terinformasi dengan benar, kemungkinan anak tumbuh optimal dan terlindung dari stunting menjadi jauh lebih besar.

Semoga artikel ini bisa menjadi panduan awal yang bermanfaat bagi banyak orang tua baru. Semangat, Ayah dan Bunda!

Referensi:

https://ayosehat.kemkes.go.id/peran-ibu-cegah-stunting

https://www.jabarprov.go.id/berita/ini-dia-langkah-penting-cegah-stunting-demi-masa-depan-anak-lebih-baik-14042

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perawatan-bayi-baru-lahir

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.