Makanan atau cemilan manis, seperti permen, coklat dan es krim, tampaknya tidak bisa lepas dari imej anak kecil ya Ayah Bunda. Kandungan gula dalam makanan-makanan ini memang bisa membawa manfaat sebagai sumber energi bagi Si Kecil yang aktif bergerak. Selain itu, gula juga merangsang pelepasan endorfin yang menghasilkan respons tenang dan rileks pada tubuh.
Namun, konsumsi berlebihan berpotensi membawa dampak yang bisa membahayakan loh. Dari berbagai sumber, disebutkan kalau penyerapan karbohidrat sederhana, misalnya makanan kemasan, permen, dan sebagainya yang terlalu cepat ke dalam darah, akan memicu kenaikan kadar insulin. Kondisi ini bisa menyebabkan efek roller-coaster (naik-turun) pada kadar gula darah Si Kecil.
Bukan cuma itu, konsumsi gula yang berlebihan juga bisa menurunkan imunitas Si Kecil. Anak-anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) ternyata lebih mudah sakit dibanding mereka yang jarang menyantap makanan ini. Si Kecil juga bisa berisiko mengalami overweight (berat badan berlebih), obesitas, karies gigi, hingga diabetes melitus tipe-2.
Lima cara mengatasi kecanduan makanan manis Si Kecil
Untuk menghindar dari risiko-risiko itu, Ayah dan Bunda harus mengatur pola makan Si Kecil, utamanya untuk makanan manis-manis ini. Di bawah ini ada lima cara yang bisa dicontoh Ayah Bunda.
- Kurangi porsi secara perlahan
Ayah Bunda, kalau Buah Hati disuruh langsung menghilangkan kebiasaan mengonsumsi makanan manis pasti tidak akan mudah. Karena itu, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengurangi porsinya secara perlahan. Termasuk pula beri batasan minuman manis mereka.
Menurut American Heart Association (AHA), anak berusia 2-18 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari enam sendok teh atau 24 gram gula tambahan per hari. Sementara, bagi Si Kecil yang berusia di bawah 2 tahun harus menghindari konsumsi gula tambahan, karena mereka membutuhkan makanan kaya nutrisi dan sedang mengembangkan preferensi rasa.
Sementara, data dari WHO, satu kaleng minuman bersoda umumnya mengandung 53 gram gula, yang mana melebihi kebutuhan asupan gula harian baik anak maupun orang dewasa. - Perbanyak minum air putih
Ketika Si Kecil mulai meminta makanan atau minuman manis, coba tawarkan air putih sebelum, di sela dan setelah mereka mengonsumsi makanan manis. Cara ini disebut akan lebih efektif menghentikan kebiasaan Si Kecil mengkonsumsi makanan manis, karena air putih bisa dengan cepat mengisi volume lambung. Bukan cuma itu, cara ini juga membuat Si Kecil mengkonsumsi makanan manis dengan porsi yang lebih kecil. - Tawarkan buah manis
Buah mengandung gula alami yang tentu lebih baik dibanding gula buatan. Salah satu cara mengurangi konsumsi makanan manis adalah dengan menyediakan dan mendorong Si Kecil lebih banyak makan buah dan sayuran di rumah.
Ayah Bunda, perlu diingat buah dan sayuran juga mengandung banyak nutrisi seperti serat, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan Si Kecil. Agar Buah Hati lebih semangat, Ayah dan Bunda bisa menyediakan buah-buahan atau sayur yang mereka sukai. - Buat jadwal makan
Tahukah Ayah Bunda, ketika Si Kecil melewatkan waktu makan, hal itu akan meningkatkan keinginan mengonsumsi makanan manis. Kondisi ini berlaku baik saat sarapan, makan siang, maupun juga makan malam.
Menurut The Healthy, melewatkan makan akan membuat kadar gula dalam tubuh Si Kecil menurun. Sehingga, kondisi ini menimbulkan keinginan mengkonsumsi makanan manis atau tinggi gula. Untuk itu, sebaiknya Ayah dan Bunda selalu memastikan Buah Hatinya makan tepat waktu setiap harinya. - Beri contoh pada Si Kecil
Yang tidak kalah penting dalam upaya mengurangi kecanduan makanan manis adalah contoh dari Ayah dan Bunda dalam keluarga. Jika Ayah Bunda gemar makan makanan manis di depan Si Kecil, ada kemungkinan ia juga akan melakukan hal yang sama.
Kondisi ini terjadi karena di masa tumbuh kembangnya, mereka akan belajar lewat meniru, termasuk tentang pola makan yang ia lihat di sekitarnya. Jadi, agar Si Kecil tidak kecanduan manis, Ayah dan Bunda juga bisa memberikan contoh pola makan yang sehat.
Ayah Bunda perlu tahu nih, kalau setiap anak yang lahir sudah ‘diprogram’ untuk menyukai rasa manis, termasuk ASI. Bagian di lidah yang bertugas mendeteksi rasa manis adalah bagian yang paling menonjol pada bayi yang sedang berkembang.
Bukan cuma itu, otak juga membutuhkan gula sebagai sumber energi dan pengatur suasana hati. Bahkan, ada penelitian yang menunjukkan jika tubuh tidak mendapatkan cukup gula untuk memenuhi kebutuhan otak, maka otak justru akan memicu pelepasan zat kimia yang membuat seseorang semakin menginginkan rasa manis tersebut.
Jadi makanan atau minuman manis ini bukan dihilangkan sama sekali ya Ayah Bunda, tapi lebih dikontrol. Tidak apa sekali-kali Buah Hati menikmati permen, coklat atau donat, karena gula juga membawa manfaat baik bagi mereka.
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/5-tips-cegah-kecanduan-manis-pada-anak
https://doktersehat.com/ibu-dan-anak/kesehatan-anak/anak-ketagihan-konsumsi-makanan-manis-ini-cara-mengatasinya/
https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/alfon/cara-mengatasi-kecanduan-makan-manis-pada-anak?page=all