Ayah Bunda mungkin sering membaca tips parenting di Instagram atau berbagi artikel tentang pola asuh di WhatsApp, tapi kenapa ya, tetap saja sulit menahan amarah?
Banyak Ayah atau Bunda yang merasa frustasi dan menyalahkan diri sendiri setelah meluapkan emosi kepada si kecil, terutama saat melihat anak tertidur lelap dan penuh kepolosan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa membantu Ayah Bunda menjaga keseimbangan emosi dalam menjalani peran sebagai orang tua.
1. Kenali Sumber Frustrasi dan Emosi yang Muncul
Terkadang, perasaan sayang yang mendalam kepada anak bisa bercampur dengan frustrasi yang sulit dikendalikan. Tekanan sehari-hari, seperti mengurus anak, pekerjaan rumah, tuntutan sosial, atau ketiadaan asisten, dapat membuat Ayah Bunda sulit menjaga kesabaran. Langkah pertama adalah menyadari sumber stres dan memahami bahwa peran sebagai orang tua memang penuh tantangan.
2. Sadari Pola Pengasuhan yang Pernah Dialami Sendiri
Emosi dan reaksi Ayah Bunda mungkin berakar dari pola asuh di masa kecil. Jika Ayah Bunda tumbuh di lingkungan keluarga yang sering marah-marah atau melarang mengekspresikan emosi, bisa jadi tanpa disadari Ayah Bunda meniru pola tersebut. Cobalah berdialog dengan diri sendiri dan tanyakan, apakah pengalaman masa kecil ini mempengaruhi reaksi Ayah Bunda saat ini? Menyadari dan memahami pola ini adalah langkah awal untuk menghindari pengulangan yang sama.
3. Berhenti Menuntut Diri Menjadi “Ibu Sempurna”
Banyak Ayah Bunda merasa tertekan karena ingin menjadi orang tua yang sempurna, padahal setiap orang tua pasti mencintai anaknya meski terkadang mengalami naik turun emosi. Bebaskan diri dari ekspektasi sempurna dan pahami bahwa Ayah Bunda adalah manusia yang juga butuh ruang untuk berproses. Mengurangi tekanan ini akan membantu Bunda lebih fokus pada pengelolaan emosi.
4. Bangun Kebiasaan untuk Mengatur Emosi Secara Sadar
Regulasi emosi adalah proses yang membutuhkan latihan dan kesadaran. Mulailah belajar untuk lebih sadar mengatur emosi Ayah Bunda. Saat merasa marah, tarik napas dalam-dalam, istirahat sejenak, atau alihkan perhatian dengan aktivitas kecil sebelum kembali ke situasi. Latihan ini akan membantu Ayah Bunda mengurangi ledakan emosi dalam jangka panjang.
5. Temukan Hobi atau Aktivitas Penyalur Emosi
Menyalurkan emosi melalui hobi dapat memberikan ruang untuk melepaskan stres. Cobalah olahraga ringan seperti jalan-jalan di taman, membuat kue, menjahit, atau kegiatan kreatif lainnya yang Ayah Bunda nikmati. Aktivitas ini bisa menjadi pelarian yang positif saat merasa kewalahan.
6. Bekerjasama dalam Mengatasi Stres Pengasuhan
Jangan sungkan untuk meminta bantuan pasangan ketika merasa emosi sulit dikendalikan, dan sebaliknya. Misalnya, Ayah bisa mengambil peran dalam mendampingi anak tidur atau melakukan aktivitas bersama si kecil, sehingga Bunda bisa beristirahat. Kerjasama ini mengurangi beban pada salah satu pihak dan meningkatkan kedekatan orang tua dengan anak.
7. Pertimbangkan Konsultasi dengan Ahli atau Konselor
Jika perasaan frustasi sulit dikelola, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan konselor pernikahan atau psikolog. Mereka dapat membantu Ayah Bunda menemukan cara regulasi emosi yang tepat, sesuai dengan kondisi pribadi dan keluarga. Tidak ada hasil instan, tetapi langkah ini bisa memberi dukungan tambahan dalam perjalanan pengasuhan.
8. Mulailah Proses Pengaturan Emosi Hari Ini
Tidak ada hasil yang datang dengan cepat, tetapi setiap usaha kecil adalah langkah menuju perubahan yang positif. Jadikan hari ini sebagai titik awal untuk belajar mengelola emosi dan mengurangi frustrasi. Yakinlah bahwa dengan proses yang konsisten, Ayah Bunda akan menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam menjalani peran sebagai orang tua yang penuh cinta dan kesabaran.
Referensi: