Belakangan ini, berita mengenai banyaknya anak-anak yang harus menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akibat gagal ginjal, membuat para orang tua khawatir. Salah satu hal yang dicurigai menjadi penyebabnya adalah konsumsi gula berlebihan sejak dini. Meskipun gagal ginjal bisa disebabkan oleh berbagai faktor, kebiasaan mengonsumsi gula terlalu banyak diduga kuat memperburuk kondisi kesehatan ginjal, terutama pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Anak Indonesia Darurat Konsumsi Gula Berlebih
Faktanya, masalah konsumsi gula berlebih di kalangan anak-anak di Indonesia sudah mengkhawatirkan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, sejak tahun 2010 hingga 2023, terjadi peningkatan kasus diabetes pada anak hingga 70 persen. Tidak hanya itu, survei IDAI juga menemukan bahwa 1 dari 5 anak usia 12-18 tahun memiliki gejala awal gagal ginjal, seperti adanya protein atau darah dalam urine (hematuria/proteinuria).
Kebiasaan mengonsumsi makanan manis, minuman bersoda, hingga camilan tinggi gula sering kali tidak terkontrol. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), banyak anak di Indonesia mengonsumsi gula jauh lebih banyak dari batas yang disarankan, yaitu maksimal 25 gram (sekitar 6 sendok teh) gula tambahan per hari.
Lantas, Berapa Takaran Gula yang Aman bagi Anak?
Nah, sebenarnya berapa sih takaran gula yang aman bagi Si Kecil? WHO dan American Heart Association (AHA) merekomendasikan anak usia 2-18 tahun mengonsumsi maksimal 6 sendok teh (25 gram) gula tambahan per hari. Sedangkan untuk anak di bawah usia 2 tahun, sebaiknya tidak diberikan gula tambahan sama sekali.
Selain itu, penting untuk Ayah dan Bunda memerhatikan label pada makanan dan minuman yang sering dikonsumsi anak. Beberapa bahan seperti fruktosa, sirup jagung tinggi fruktosa, glukosa, madu, laktosa, dan sukrosa adalah jenis gula tambahan yang perlu diwaspadai.
Tanda-tanda Anak dengan Gula Darah Stabil
Agar lebih mudah mengawasi kondisi Si Kecil, ada beberapa tanda yang bisa Ayah dan Bunda perhatikan terkait kadar gula darah mereka:
1. Energi yang Stabil
Anak dengan konsumsi gula yang seimbang akan memiliki energi yang stabil sepanjang hari. Mereka tidak akan mudah mengalami lonjakan energi berlebihan (hyperactive) atau malah kelelahan tiba-tiba setelah makan manis.
2. Berat Badan Ideal
Anak dengan asupan gula terkontrol cenderung memiliki berat badan ideal sesuai usianya. Kelebihan gula bisa memicu berat badan naik drastis, sedangkan pola makan yang teratur mendukung pertumbuhan yang sehat.
3. Fokus dan Konsentrasi yang Baik
Gula darah yang seimbang membuat Si Kecil lebih mudah berkonsentrasi dan mempertahankan fokus saat belajar atau bermain. Mereka tidak akan mengalami perubahan drastis dalam tingkat konsentrasi akibat lonjakan gula.
4. Mood Stabil
Konsumsi gula berlebih bisa memengaruhi mood Si Kecil, membuat mereka jadi lebih mudah marah atau gelisah. Dengan asupan gula yang terkendali, suasana hati mereka akan lebih stabil.
5. Kesehatan Gigi Terjaga
Anak dengan konsumsi gula yang terkendali juga cenderung memiliki gigi yang lebih sehat, mengurangi risiko karies atau kerusakan gigi.
Dengan semakin banyaknya kasus gagal ginjal yang melibatkan anak-anak, Ayah dan Bunda perlu lebih bijak dalam memantau asupan gula Si Kecil. Biasakan mereka mengonsumsi makanan sehat sejak dini, batasi makanan dan minuman manis, serta ajarkan pentingnya minum air putih dan makan buah segar. Ayah dan Bunda bisa mengganti asupan pemanis buatan dengan yang alami seperti madu, sirup maple, kurma, dan gula kelapa. Langkah-langkah tersebut bisa membantu menjaga kesehatan ginjal buah hati kita.
Referensi:
https://www.ibudanbalita.com/artikel/4-cara-membatasi-konsumsi-gula-pada-si-kecil
Terima kasih atas artikelnya yang sangat bermanfaat untuk kami, kerbetulan kami juga dari lembaga PAUD atau TK, dan tak lupa juga terima kasih sudah membantu anak anak indonesia, semoga sukses. terima kasih.