Apa Itu Validasi Perasaan Anak?

 
Validasi emosi artinya kita sebagai orang tua mendengar dan berupaya memahami Si Kecil.

Ayah dan Bunda, pernah tidak sih secara tidak sengaja bilang, “Gitu aja nangis, Dek.” Atau contoh lainnya, “Sudahlah begitu saja kok marah sih, Bang!” Kalimat-kalimat ini sederhana tapi tahukah Ayah dan Bunda kalau yang dilakukan ini adalah pengabaian perasaan. Bisa terjadi pada anak dan bisa terjadi juga pada pasangan.

Loh, gitu aja jadi masalah, kan sudah biasa, baper banget sih. Baper atau membawa perasaan itu hal yang sangat manusiawi karena manusia punya emosi. Dengan begitu membawa perasaan atau baper itu mesti dan wajib dihargai, loh. Baper bukan situasi lemah, menunjukkan perasaan bukan situasi kalah. Justru perasaan apapun penting untuk diterima. Memang kenapa kalau tidak dihargai, apakah berdampak pada perkembangan Si Kecil? Yuk kita bahas Ayah dan Bunda.

Memvalidasi perasaan sama sekali tidak berarti Ayah dan Bunda setuju dengan tangisan atau amarah Si Kecil, lalu kemudian memberikan apa yang ia mau, ya.

Validasi emosi artinya kita sebagai orang tua mendengar dan berupaya memahami Si Kecil. Jika dilakukan dengan benar, validasi emosi anak akan berdampak luar biasa pada perkembangan psikologis anak. Lalu apa validasi emosi itu sendiri?

Validasi emosional adalah tindakan orang tua mendengarkan, mengakui, dan menerima perasaan Si Kecil meskipun perasaan itu negatif. Ayah dan Bunda cukup terlibat, mendengarkan Si Kecil mengekspresikan emosi mereka tanpa mengabaikan, meremehkan, menolak, atau menilai mereka bahkan jika Ayah dan Bunda tidak setuju dengan respons emosional mereka. Contoh yang bisa dilakukan adalah dengan mengatakan, “Iya Bunda mengerti, Iya Ayah paham itu rasanya tidak menyenangkan, ya.”

Memvalidasi emosi anak kenyataannya justru mempermudah pekerjaan Ayah dan Bunda, Ayah dan Bunda tidak perlu berteriak atau meraung untuk membuat anak berhenti berekspresi emosi. Semakin didengarkan dan dipahami, anak akan mudah beradaptasi dengan emosinya.

Banyak sekali dampaknya ketika kita memvalidasi emosi Si Kecil. Anak akan lebih jujur dengan perasaannya, orang tua pun juga lebih mudah mengenali perasaan si anak tanpa menerka-nerka. Si Kecil pun punya kepercayaan tinggi pada Ayah dan Bunda karena tau Ayah dan Bunda adalah tempat ternyaman. Hubungan Ayah, Bunda dan Si Kecil akan berjalan harmoni sehingga Si Kecil akan lebih kooperatif melakukan apa yang diarahkan Ayah dan Bunda. Ah, seru sekali ya kalau sampai dewasa Ayah dan Bunda adalah tempat terbaik dan tempat pulang terindah bagi emosi mereka.

Sumber :

covenantfamilysolutions. The Importance Emotional Validation. https://covenantfamilysolutions.com/blog/love-and-relationships/the-importance-of- (Diakses tanggal 6 Maret 2023)

Parentingforbrain. Emotional Validation : How to Validate a Child’s Feelings.
https://www.parentingforbrain.com/emotional-validation/
emotional-validation/(Diakses tanggal 6 Maret 2023)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.