Ayah Bunda ketika Si Kecil baru lahir kelihatannya mereka kecil sekali dan rapuh ya. Setiap hari pekerjaan mereka rasanya hanya tidur, menangis, minum ASI, atau buang air kecil dan besar. Semua ini bisa mereka lakukan dalam satu posisi yang sama, jika tidak dipindah oleh Ayah dan Bunda kan? Tapi, tahukah Ayah Bunda kalau panca indra mereka, meskipun belum sempurna, beberapa sudah mulai bekerja dengan baik sejak di dalam kandungan loh. Seiring pertambahan usia, nantinya indra yang lain juga akan berkembang dan melengkapi satu sama lain. Meski kelihatannya hanya makan dan tidur saja, tetepi mereka juga mempelajari lingkungan barunya melalui indra penglihatan, pendengaran dan indra lainnya.
Di bawah ini, yuk kita pelajari sejauh mana indra Si Kecil berfungsi saat baru lahir.
- Indra penglihatan
Ketika baru lahir, ternyata Buah Hati Ayah dan Bunda sudah bisa melihat apapun dalam jarak kurang lebih 23 sampai 30 cm. Ia juga sudah bisa mengetahui(?) wajah Ayah Bunda ketika mendekat ke arahnya, baik untuk mencium atau menyusui.
Perlu diingat nih, mata Si Kecil yang baru lahir juga peka terhadap cahaya yang kuat, seperti sinar matahari langsung. Mereka juga akan membuka matanya lebih lebar jika berada di ruangan yang minim cahaya. Jika mata bayi tampak seperti juling, Ayah dan Bunda tidak perlu buru-buru khawatir dan parno ya. Ini normal kok, karena otot-otot di sekitar area matanya masih belum kuat. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menstimulai indra penglihatan mereka, yaitu dengan menempatkan boneka atau mainan di dekatnya. Benda-benda yang ringan dan bisa bergerak ketika tertiup angin juga cocok untuk menstimulasi otot-otot mata Si Kecil. - Indra penciuman
Sejak trimester ketiga di dalam kandungan, Buah Hati Ayah Bunda ternyata sudah mulai mengembangkan indra penciuman mereka loh. Ketika lahir, mereka akan menggunakannya untuk membantu menemukan makanan maupun kenyamanan dari aroma Ayah dan Bunda, yang sudah akrab dengannya. Untuk indra penciuman ini, Ayah Bunda bisa menstimulasi atau melatih kemampuannya dengan cara stimulasi aroma atau olfactory stimulation sebagai awal perkenalan aroma, pada saat Si Kecil sudah menginjak usia 6 bulan. Usia ini dianggap tepat, karena pada saat itu Buah Hati sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI. Aroma yang sedap dan lezat bisa membantu merangsang selera makan Si Kecil loh. Alternatif lain yang bisa dilakukan adalah memperkenalkan beberapa aroma baru, seperti aroma rempah-rempah, aroma saat hujan, aroma sabun bayi, aroma shampo, dan lainnya. Tapi perlu diingat nih, selama proses ini jangan pernah memilih bahan yang beraroma terlalu kuat atau menyengat. Hindari juga meletakkan sumber aroma terlalu dekat dengan bayi, - Indra pendengaran
Suara-suara yang ada di muka bumi ini sejatinya sudah bisa Si Kecil dengarkan sejak mereka ada di dalam kandungan. Ia sudah bisa mengenali suara detak jantung Bunda, suara Ayah dan Bunda, juga suara anggota keluarga lainnya. Hal ini lantas ia bawa hingga lahir, yang mana kadang ia akan merasa terkejut bila mendengar suara yang sangat keras.
Ayah Bunda perlu tahu nih, bagi bayi batas bising yang dianggap aman yaitu kurang dari 70 desibel dan tidak dianjurkan terpapar kebisingan di atas 115 desibel. Contoh suara yang mengganggu itu seperti ledakan kembang api, petasan, atau film dalam bioskop. Untuk menstimulasi kemampuan indranya, Ayah dan Bunda bisa melakukan cara-cara yang sederhana, seperti berbicara, membaca dan menyanyi. Bernyanyi dengan lagu dan nada yang berbeda, serta membaca beragam buku akan sangat membantunya mengeksplorasi kemampuan pendengarannya. - Indra pengecap
Sama seperti orang dewasa, bayi yang baru lahir juga menyukai apapun yang rasanya manis. Kecenderungan Si Kecil terhadap rasa manis ini sudah terbentuk sejak masih berupa janin. Jika Bunda selama hamil suka menyantap sesuatu yang manis, maka Buah Hati juga akan menyukainya. Meski Buah Hati menyukai sesuatu yang manis, Ayah Bunda tetap harus menjaga asupannya dalam taraf yang aman ya. Kementrian Kesehatan RI menyebut, konsumsi gula pada anak usia 1–3 tahun maksimalnya adalah 25 gram, atau setara dengan 3–4 sendok teh. Ini berarti bagi Si Kecil dengan usia di bawah itu konsumsi makanan manisnya lebih kecil ya Ayah Bunda. Bagi Ayah dan Bunda yang ingin menstimulasi indra yang satu ini, bisa dengan memperkaya makanan Bunda. Alasannya, karena apapun asupan yang masuk ke dalam tubuh akan memengaruhi rasa ASI. Tapi perlu diingat juga ya, hati-hati dalam memilih makanan atau minuman karena bisa saja Si Kecil tidak menyukainya atau bahkan alergi. - Indra peraba
Selama menjadi janin, Si Kecil terbiasa merasakan kehangatan dan kenyamanan yang menyenangkan. Begitu ia dilahirkan, untuk pertama kalinya ia merasa dingin dan syok dibuatnya. Karena itu, Ayah dan Bunda harus selalu memastikan mereka merasa hangat dan nyaman ya. Ayah dan Bunda bisa memberikan stimulasi dengan memeluk Si Kecil sesering mungkin. Sentuhan kulit dengan akan menjadi terapi bagi mereka yang baru lahir. Memijat dan memakaikan pelembab ke kulit si kecil juga bisa membantu menstimulasi. Selain itu, bisa juga dengan menyentuhkan benda yang memiliki tekstur berbeda-beda ke permukaan kulit bayi.
Bagi bayi yang baru lahir, ada beberapa titik yang umumnya cukup peka akan sentuhan. Contohnya, ia bisa merespon sentuhan di dekitar telapak tangannya dengan refleks menggenggam. Mulut bayi juga sangat sensitif dan digunakan sebagai cara lain untuk belajar dan bereksplorasi. Jika pipinya disentuh, ia akan menoleh sebagai respon dan menggunakan mulut untuk mengeksplorasi sumber sentuhan.
Nah, di atas adalah beberapa penjelasan mengenai kondisi indra Buah Hati saat baru lahir. Jika Ayah dan Bunda khawatir ada indra yang kurang berfungsi dengan baik, bisa dilakukan tes sederhana di rumah. Contohnya, cek apakah Si Kecil berpaling ketika mendengar suara? Apakah mata mereka bergerak mengikuti benda yang ada di depannya? Atau, bagaimana reaksinya jika Ayah Bunda memutar sebuah lagu? Jika dirasa ada hal yang mengkhawatirkan, jangan segan untuk segera berkonsultasi dengan ahlinya ya.
Sumber:
https://id.theasianparent.com/perkembangan-indera-bayi-baru-lahir
https://www.enfa.co.id/artikel/panca-indera-bayi