Ayah Bunda Harus Waspada, Kasus Gagal Ginjal Akut Masih Ada

 
Gagal ginjal akut ini terjadi ketika ginjal tidak dapat menyaring produk limbah darah.

Ayah Bunda, masih ingatkan tahun 2022 lalu kita dihebohkan dengan kasus meninggalnya ratusan anak akibat gagal ginjal akut? Ternyata, kasus ini masih belum selesai loh. Pada akhir Januari kemarin, Kementerian Kesehatan kembali mengumumkan ada dua anak yang terpapar gagal ginjal akut di Jakarta. Wah, seram ya.

Berdasarkan hasil penyelidikan dari kasus-kasus yang dilaporkan, ternyata gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) ini diduga disebabkan oleh penggunaan obat jenis sirup. Tahun lalu, Kementerian Kesehatan bahkan menarik banyak merek obat sirup yang diduga menjadi penyebabnya.

Nah, apasih gagal ginjal akut ini?
Gagal ginjal akut (AKI) bisa disebut sebagai kondisi dimana fungsi filtrasi pada ginjal menurun dengan cepat dan tiba-tiba. Hal ini biasanya ditandai dengan peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN) dan/atau penurunan sampai tidak ada sama sekali produksi urin.

Dalam arti lainnya, gagal ginjal akut ini terjadi ketika ginjal tidak dapat menyaring produk limbah darah. Ketika ginjal kehilangan kemampuannya, maka tingkat limbah berbahaya yang biasanya dikeluarkan melalui urin jadi menumpuk, sehingga susunan kimiawi darah menjadi tidak seimbang. Biasanya, penderitanya menjadi jarang atau bahkan sama sekali tidak mengeluarkan urin/air kecil.

Pada umumnya, Ayah dan Bunda, penyakit ini terjadi pada pasien yang dirawat dengan kondisi intensif, atau pada anak-anak yang sakit kritis. Namun, kasus yang terjadi di Indonesia ini berbeda, karena justru dominasinya ada pada anak yang sehari-harinya tidak mengalami sakit parah.

Bagaimana gejala gagal ginjal akut?
Dalam banyak kesempatan, perhatian dari Ayah dan Bunda sangat penting untuk mendeteksi kondidi Si Kecil. Semakin cepat Ayah Bunda menyadari ada perubahan dalam diri Buah Hati, maka akan semakin cepat penanganan yang bisa diberikan.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan mengeluarkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai. Di antaranya adalah gangguan pencernaan seperti diare, mual dan muntah, serta batuk dan pilek. Gejala ini bisa datang tiba-tiba dan berlangsung selama berjam-jam, atau bahkan berhari-hari, umumnya sekitar 3 hingga 5 hari.

Selain itu, ada gejala lain yang juga tidak kalah penting untuk diperhatikan, yaitu pendarahan, ruam kulit, diare berdarah, sakit perut, jumlah urin yang dikeluarkan berkurang atau terhenti, kulit pucat, edema (pembengkakan jaringan) dan bengkak di sekitar mata.

Lalu, apa sebenarnya penyebab gagal ginjal akut yang menimpa anak-anak di Indonesia?
Dari hasil investigasi, ditemukan kandungan etilen glikol atau etilen glikol (senyawa pelarut organik) pada obat sirup parasetamol yang beredar, yang mana tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Seharusnya, untuk obat menggunakan propilen glikol atau polietilen glikol. Adanya etilon atau dietilen glikol ini bisa membentuk garam yang sukar larut air di dalam tubuh dan mencederai ginjal.

Penggunaan dietilen glikol dan etilen glikol pada obat ini sudah dilarang ketat oleh Food and Drugs Administration (FDA) sejak 1938. Namun, kasus ini muncul di India pada 1998, yang melaporkan sedikitnya 150 anak meninggal dengan penyakit yang sama.

Penanganan kasus gagal ginjal akut
Saat Ayah dan Bunda menemukan beberapa gejala ini pada Si Kecil, hal pertama yang difokuskan adalah menstabilkan kesehatan mereka. Berikan obat diuretik atau obat untuk membuang kelebihan garam dan air dalam tubuh, maupun cairan intravena untuk menyeimbangkan cairan dan mineral dalam darah.

Jika warna urine Buah Hati berwarna pekat atau kecoklatan dan berkurang dari 0,5 ml/kgBB/jam dalam 6 hingga 12 jam setelah gejala awal, atau tidak ada urine sama sekali selama 6 hingga 8 jam, maka segera temui dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Bagi Ayah dan Bunda, Kementerian Kesehatan kini menyarankan agar selalu memastikan perilaku hidup bersih dan sehat tetap diterapkan. Pastikan gerakan cuci tangan tetap diterapkan, makan makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang dan imunisasi anak rutin dan lanjuti dilengkapi.

Jika Si Kecil sakit, Ayah Bunda diwanti-wanti untuk jangan terlalu bergantung pada obat sirup. Upayakan memberikan perawatan lain, atau memanfaatkan obat oral, untuk menghindari konsumsi obat yang membahayakan tubuh. Selalu waspada ya Ayah dan Bunda.

Sumber:
https://www.unpad.ac.id/2022/10/mengapa-dietilen-glikol-dan-etilen-glikol-memicu-gagal-ginjal/
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-fakta-lengkap-seputar-gagal-ginjal-akut
https://labcito.co.id/gangguan-ginjal-akut-pengertian-gejala-penyebab/
https://diskes.baliprov.go.id/waspada-gagal-ginjal-akut-anak/#:~:text=Gangguan%20ginjal%20akut%20atau%20Acute,ada%20sama%20sekali%20produksi%20urin.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.