Kehadiran Buah Hati dalam keluarga merupakan hal yang sering dinantikan, terlebih bagi calon orang tua yang baru saja menikah. Ketika hal ini akhirnya terwujud, rasa senang yang membuncah membuat Ayah dan Bunda ingin membagikan kebahagiaan tersebut kepada siapapun. Di era media sosial saat ini, Ayah Bunda pasti sangat ingin untuk mengunggah momen-momen pertumbuhan Si Kecil melalui foto ataupun video di sosial media. Bahkan dalam sekejap, akun pribadi milik Ayah Bunda pun seolah-olah berubah menjadi akun Si Kecil.
Tak berhenti di situ, tidak jarang pula ada orang tua yang sampai membuatkan akun pribadi khusus bagi Si Kecil. Di dalamnya diunggah beragam momen yang menjadi saksi perkembangan dan pertumbuhannya. Hal ini dilakukan tidak hanya di kalangan selebriti namun juga masyarakat awam, bahkan di semua lini media sosial.
Seorang psikolog anak dari Highscope Engineering, Hedwig Emiliana Tulus, menyampaikan hal ini bisa terjadi karena semua orang tua pasti memiliki keinginan untuk membanggakan anaknya, dengan cara apapun. Jika dilihat dari sudut pandang ini, maka apa yang dilakukan oleh orang tua tidak salah. Namun, ia mengingatkan akan paparan sosial media yang belum tentu bisa dikontrol dan maraknya kejahatan media sosial yang bisa membahayakan.
Karena itu, ia mengimbau para orang tua agar lebih waspada dan berhati-hati akan bahaya yang bisa ditimbulkan dari media sosial. Karena sifat dunia maya yang sangat terbuka, tidak terbatas, serta bebas diakses siapa saja, maka berbagai bentuk kejahatan bisa muncul, seperti pedofil, kasus penculikan anak, dan lainnya.
Bagaimana batasan penggunaan media sosial dan dampak eksposur yang berlebihan?
Dari paparan di atas, bisa disimpulkan bahwa penggunaan media sosial sebagai alat untuk mendokumentasikan tingkah laku Si Kecil merupakan hal yang sah-sah saja dan boleh dilakukan. Namun, Ayah dan Bunda tetap harus memperhatikan beberapa batasan untuk menjaga keamanan dan privasi keluarga. Selain itu, hal ini akan membantu dalam menghindari segala bentuk kejahatan dunia maya yang bisa muncul kapan saja. Mengingat cakupan media sosial yang sangat luas dan tidak terbatas, maka ada kemungkinan unggahan tersebut diakses atau terlihat oleh orang asing dengan beragam tujuan.
Direktur Komunitas Global Babycenter.com, Rebecca Michals, menyebut ada beberapa tips yang bisa diikuti oleh Ayah dan Bunda yang memiliki keinginan membuat akun media sosial khusus bagi Si Kecil maupun mengunggah foto atau foto mereka di akun pribadi orang tua. Salah satunya adalah mengetahui dengan benar syarat dan ketentuan yang berlaku, memeriksa persyaratan layanan pada media sosial terutama jika ada poin yang membahas perihal hak penggunaan foto kembali oleh pihak lain jika orang tua menyerahkan hak kepada mereka, serta membatasi pertemanan.
Dalam mengunggah konten di media sosial, penting untuk membatasi siapa saja yang bisa melihat hal-hal yang sifatnya pribadi. Hal ini perlu untuk menghindarkan diri dari kejahatan siber. Pun, Ayah Bunda juga perlu menahan diri untuk mengunggah foto-foto pribadi, seperti foto saat anak sedang mandi atau tidak mengenakan busana, dimana hal-hal seperti ini tidak diunggah secara luas. Langkah preventif ini perlu, karena suatu hari nanti Si Kecil akan tumbuh dewasa dan ada kemungkinan merasa tidak nyaman akan unggahan tersebut.
Terlepas dari boleh atau tidaknya mengunggah foto Si Buah Hati di media sosial, ada hal lain yang juga perlu diketahui Ayah Bunda, berkaitan dengan dampak eksposur yang mereka terima. Utamanya, jika hal ini terjadi di usia mereka yang masih sangat kecil dan belum memahami apa yang sedang terjadi.
Salah satunya adalah bahaya pencurian identitas yang bisa terjadi jika dalam konten yang diunggah ini mengungkapkan nama, tanggal dan jam lahir, berat badan, jenis kelamin, foto Si Kecil, bahkan lokasi persalinan. Dalam aspek yang lebih luas, hal ini juga bisa membawa risiko bagi keamanan finansial Si Kecil nantinya.
Berikutnya, dampak dari eksposur yang berlebihan adalah hilangnya privasi mereka. Unggahan di media sosial secara tidak langsung membentuk identitas diri yang akan menjadi bagian dari kehidupan mereka, yang seharusnya menjadi hak dan pilihan mereka seiring perkembangannya. Data si Buah Hati yang diunggah juga bisa dimanfaatkan untuk pelaku kejahatan perdagangan anak.
Terakhir, yang tak kalah mengkhawatirkan adalah kekhawatiran munculnya pelecehan seksual secara daring. Tindak kejahatan ini tidak hanya menyasar anak muda, tapi juga bayi-bayi yang baru lahir atau bawah lima tahun (balita).
Sumber:
https://kumparan.com/kumparanmom/orang-tua-buatkan-akun-sosial-media-untuk-anak-amankah/3
https://www.mybaby.co.id/read/untuk-bunda/Bikin-Akun-Media-Sosial-Untuk-Bayi
https://magdalene.co/story/sharenting-di-media-sosial-hobi-orang-tua-yang-ganggu-privasi-anak