Di samping kebahagiaan yang melimpah ketika sudah dikaruniai si kecil, menjadi orang tua tentu tidak mudah, secara fisik maupun mental. Sehingga hal yang wajar apabila ayah atau bunda membutuhkan teman cerita yang satu frekuensi guna mengekspresikan perasaan dengan leluasa, maupun menambah informasi, seperti bergabung dengan “komunitas orang tua”.
Apalagi, ilmu tentang pola asuh atau parenting terus berkembang mengikuti zaman. Untuk dapat memperkaya informasi tentang beragamnya dunia parenting, maka “komunitas orang tua” dapat menjadi “jalan ninja”, khususnya untuk para orang tua baru.
Tentunya komunitas orang tua sangat beragam, menyesuaikan dengan kebutuhan ayah dan bunda. Ada komunitas orang tua baru seperti ibu menyusui maupun ayah ASI, komunitas anak berkebutuhan khusus, hingga komunitas orang tua di sekolah. Apa saja yang bisa ayah dan bunda dapatkan dari komunitas orang tua?
Pertama, memperkaya informasi.
Rekan-rekan sesama orang tua termasuk sumber informasi terbaik. Antaranggota dapat membagikan informasi yang sangat berharga tentang apapun terkait pola asuh maupun strategi pengasuhan lainnya.
Kedua, mengurangi rasa kesepian karena dukungan dari orang tua lain.
Dalam komunitas orang tua, ayah dan bunda dapat berbicara dengan orang lain yang memahami tantangan, emosi, dan praktek-praktek pengasuhan yang dihadapi setiap hari. Selain itu, mereka dapat menumbuhkan semangat karena saling mendukung dan tidak menghakimi.
Ketiga, pengingat bahwa tidak ada orang tua yang “sempurna” atau anak-anak yang “sempurna”.
Orang tua terkadang menganggap bahwa mereka adalah “orang tua yang buruk” jika keadaan si kecil tidak seperti yang diharapkan. Dengan saling berbagi cerita dalam komunitas orang tua, maka ayah dan bunda dapat melihat dari perspektif lain, bahwa tidak ada orang tua maupun anak yang sempurna.
Keempat, menumbuhkan rasa bahagia dalam diri orang tua yang menular ke anak.
Orang tua yang kelelahan secara mental maupun fisik memiliki lebih sedikit energi. Oleh karena itu, kemampuan untuk merawat si kecil dapat terganggu karena kesabaran yang menipis tanpa disadari. Komunitas orang tua bisa diibaratkan sebagai terapi yang dapat memperbarui semangat.
Mendengarkan orang lain berbagi akan membuka perspektif yang berbeda, memungkinkan ayah dan bunda untuk mempertimbangkan strategi dan solusi baru untuk masalah yang dihadapi. Selain akan berdampak pada kesehatan mental ayah dan bunda, juga berpengaruh terhadap hubungan dengan anak.
Kelima, memperluas pertemanan.
Sama seperti anak, orang tua juga butuh teman untuk berbagi cerita, apakah itu suka maupun duka. Berbagi cerita lucu dalam komunitas juga menjadi penghiburan di tengah perjalanan yang tidak mudah menjadi orang tua.
Sebelum bergabung dengan komunitas orang tua, berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Ayah dan bunda harus merasa aman berbagi di sana, dan kerahasiaan harus diutamakan di antara anggota.
- Mengetahui siapa pemimpin, fasilitator atau mediatornya.
- Seharusnya tidak ada tekanan untuk berpartisipasi. Semua anggota komunitas harus diizinkan untuk berbagi ketika mereka siap, tanpa paksaan.
- Pilihlah komunitas yang dibedakan berdasarkan usia atau kebutuhan si kecil, cenderung lebih bermanfaat.
Apa pun jenis komunitas orang tua yang ayah dan bunda ikuti, pengalaman bersama orang tua lain, berbagi kekhawatiran, dan mempelajari cara-cara baru dan positif untuk menghadapi situasi emosional yang sulit dapat meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan seluruh keluarga.
Sumber artikel:
https://www.brighthorizons.com/family-resources/community-parenting-strategies-for-providing-parent-to-parent-support
https://www.newportacademy.com/resources/restoring-families/parenting-support-groups/
https://www.laparent.com/7-reasons-to-join-a-parent-support-group/