Ayah Bunda, di era revolusi industri dengan perkembangan internet yang luar biasa, penggunaan media sosial memang menjadi hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia saat ini. Beragam platform pun bermunculan dengan unggulannya masing-masing, mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, hingga TikTok. Di media sosial ini, setiap orang, dimana pun dan kapan pun dapat mengunggah konten dan kehidupan pribadinya, tanpa terhalangi apapun.
Media sosial TikTok sendiri saat ini menjadi salah satu yang paling digandrungi oleh masyarakat luas. Menurut laporan We Are Social dan Hootsuite, aplikasi yang mengizinkan penggunanya mengunggah video berdurasi pendek tersebut sudah memiliki 1,05 miliar pengguna di seluruh dunia pada Januari 2023.
Namun, tahukah Ayah Bunda jika CEO TikTok Shou Zi Chew ternyata melarang anak-anaknya menggunakan aplikasi tersebut?
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Shou Zi Chew menyebut anak-anaknya tidak menggunakan aplikasi tersebut karena batasan usia yang dicantumkan di dalamnya. Tidak seperti di Amerika, bagi anak-anak di bawah usia 13 tahun di negara lain sama sekali tidak diberikan akses untuk menggunakan aplikasi tersebut. Kedua anak Chew diketahui baru berusia 8 dan 6 tahun. Di Amerika Serikat sendiri, anak-anak di bawah usia itu bisa menggunakan TikTok dengan versi terbatas.
Cara TikTok membantu orang tua memantau penggunaan aplikasinya
Selain kekhawatiran perihal usia, sebagai orang tua Chew juga berupaya membantu orang tua lainnya untuk memantau penggunaan aplikasinya loh Ayah Bunda. Ia mendorong orang tua untuk menggunakan fitur Family Pairing pada aplikasi yang ia kembangkan, dengan tujuan memantau kegiatan Buah Hati yang mulai beranjak dewasa.
Di dalam fitur ini ada banyak pilihan yang bisa disesuaikan untuk mengelola pengalaman Buah Hati dalam menggunakan TikTok, seperti setelan Live hingga pesan langsung atau DM. Atas upaya yang dilakukan Chew ini, ia pun banyak mendapat pujian karena memiliki keterampilan dalam mengasuh anak yang benar dan mengajak agar orang tua lainnya juga melakukan hal yang sama.
Ajarkan Si Kecil bijak bersosial media
Ayah Bunda, seperti yang kita tahu berkembangnya internet dan media sosial memang memiliki banyak manfaat dan menguntungkan kehidupan. Namun, tidak bisa dilupakan bahwa di dalamnya juga ada ancaman yang terus menanti. Karena itu, perlu bijak dan hati-hati dalam menggunakannya. Menurut Psikolog Anak dan Remaja Irma Gustiana, media sosial merupakan penyumbang paling banyak penyebab anak berperilaku menyimpang. Melalui internet, Si Kecil mengenal apa itu perundungan, kekerasan, hingga tindakan kriminal lainnya. Salah satu penyebabnya adalah logika berpikir Buah Hati yang masih terbatas, tidak mengenal sebab-akibat, sehingga kerap melakukan sesuatu secara spontan.
Selain memantau apa saja yang dilakukan mereka di media sosial, Ayah dan Bunda juga harus memastikan interaksi yang dilakukan oleh Si Kecil di media sosial bernada positif. Pastikan orang-orang yang terkoneksi atau sering berinteraksi adalah orang-orang yang mampu memberikan nilai dan ajaran positif.
Ketika Buah Hati sedang menggunakan internet, ada baiknya Ayah Bunda melakukan pendampingan. Hal ini bisa bermanfaat untuk melihat apa saja yang mereka lakukan selama berselancar di dunia maya, serta membahas konten-konten yang ada. Jika nantinya ditemukan informasi yang tidak baik, seperti perundungan atau bullying, maka hal ini bisa langsung dikomunikasikan dan dibicarakan agar tidak ditiru oleh Si Kecil.
Psikolog Samanta Elsener menyebut Ayah Bunda juga bisa mengajak Si Kecil melakukan detoks atau membatasi akses ke media sosial loh. Tujuannya, agar mereka tidak terlalu ketergantungan dan menjaga keseimbangan kesehatan mental mereka. Contohnya, detoks bisa dilakukan satu hari di hari Minggu, yang mana mereka sama sekali tidak boleh bermain gawai. Detoks seperti ini juga disebut bermanfaat untuk menyeimbangkan diri dan emosi agar lebih stabil dan lebih siap dalam mengonsumsi media sosial.
Mengenalkan Si Kecil dengan internet dan media sosial boleh-boleh saja dilakukan, terlebih mengingat mereka lahir di zaman teknologi saat ini. Tetapi, Ayah dan Bunda juga perlu memberikan batasan dan aturan dalam mengakses hal tersebut, dengan harapan mereka bisa terhindar dari efek negatifnya.
Sumber:
https://www.haibunda.com/parenting/20230324094118-61-300415/ceo-tiktok-larang-anak-anaknya-pakai-aplikasi-tiktok-ini-alasannya
https://parentalk.id/ceo-tiktok-melarang-anaknya-menggunakan-tiktok/
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2022/pentingnya-peran-orang-tua-ajari-anak-bijak-bermedia-sosial/