Apakah Ayah dan Bunda pernah mendengar kata overstimulasi? Jangan salah mengira overstimulasi ini dengan yang dialami Si Kecil lho. Overstimulasi merupakan fenomena ketika memberikan stimulasi/kegiatan yang tidak sesuai dengan tumbuh kembang anak. Sementara, overstimulasi yang terjadi pada orang dewasa biasanya disebut mental load.
Apa itu Mental load? Pooja Lakshmin, MD, seorang asisten Profesor Klinis di Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Fakultas Kedokteran Universitas George Washington menjelaskan bahwa Mental load adalah beban kognitif dan emosional yang dialami ketika menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus mengurus keluarga. Hal itu terjadi karena ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang tidak terlihat, dengan jenis pekerjaan yang beragam dan banyak, ditambah saat Ayah dan Bunda memutuskan ingin memiliki momongan.
Kenapa overstimulasi atau mental load ini biasa terjadi pada seorang Ibu ya? Penelitian yang dilakukan oleh psikolog dari Oklahoma State University, Lucia Ciciolla, Ph.D., menyebutkan 9 dari 10 Bunda yang mengurus rumah tangga merasa memiliki tanggung jawab penuh pada kebutuhan keluarga. Sehingga dapat membuat Bunda kewalahan, lelah, dan tidak memiliki waktu luang untuk diri sendiri. Beban tersebut akan membuat Bunda lebih rentan mengalami kesehatan mental, seperti burn out, stres, dan postpartum depression setelah melahirkan.
Penyebab utama mental load antara lain adalah;
1. Rumah berantakan
Ketika Ayah berangkat bekerja di pagi hari, meninggalkan piring kotor, sprei dan selimut yang belum dirapikan, dan lemari pakaian yang berantakan, semua itu tugas Bunda, lho. Selama seharian Bunda akan berkutat di rumah merapikan rumah yang nampaknya akan selalu kotor, apalagi jika Ayah dan Bunda memiliki Buah Hati.
Momen-momen rumah berantakan nampaknya bisa menjadi bumerang bagi Bunda. Karena jika dikerjakan akan membuat Bunda sangat lelah, tetapi jika tidak dikerjakan akan menambah stres dan mood jelek seharian. Ayah, jangan anggap merapikan rumah sebagai pekerjaan remeh, ya. Jika Ayah sedang senggang, bisa lho bantu Bunda dengan membantu hal-hal sederhana seperti melipat selimut saat bangun tidur, membantu menyapu, atau apapun.
2. Terlalu sering berada di antara orang banyak
Jika Bunda merasa lelah dengan pekerjaan rumah pasti akan berjalan-jalan singkat ke sekitar rumah dan pada akhirnya terjebak dengan obrolan bersama tetangga. Jika terlalu lama justru bisa membuat mental load, lho. Hal ini disebabkan karena munculnya rasa untuk membandingkan yang keluarga Bunda dengan tetangga yang terlihat sempurna, sehingga Bunda jadi kecewa pada diri sendiri dan pada keluarga.
3. Terlalu banyak aktivitas
Terlalu banyak aktivitas biasanya terjadi pada Bunda yang masih memiliki pekerjaan di luar rumah. Bayangkan, Bunda harus mengurus Ayah dan Si Kecil sekaligus mengerjakan deadline kantor, atau menghadapi meeting seharian. Pikiran Bunda akan terpecah belah memikirkan kebutuhan keluarga dan target karir.
4. Terlalu cepat perpindahan aktivitas
Perpindahan aktivitas atau kegiatan terjadi ketika Bunda melakukan semua pekerjaan di satu waktu sekaligus. Selagi mesin cuci mencuci pakaian, Bunda mulai membuat sarapan dan bekal yang akan dibawa untuk Ayah ke kantor, disela-sela menunggu sarapan matang, Bunda menyempatkan menggendong dan menghibur Si Kecil yang menangis karena popoknya belum diganti.
Bayangkan harus mengerjakan semuanya sekaligus, mental dan fokus Bunda akan berantakan dan meningkatkan stres. Untuk menghindari stres berlebih pada Bunda, Ayah bisa membantu menggendong Si Kecil selagi Bunda menyiapkan sarapan.
Perlu Ayah dan Bunda ketahui, Mental load ini sangat berbahaya lho jika dibiarkan. Bunda akan mudah marah atau moody, depresi, insomnia atau kurang tidur, mudah lupa, lebih sering sakit kepala, bahkan mencari pelarian dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol.
Pencegahannya adalah dengan pembagian tugas antara Ayah dan Bunda agar kebutuhan keluarga bisa dikerjakan dengan lebih santai. Saat Ayah libur beri waktu agar Bunda bersantai, biarkan Bunda merawat diri ke salon, pergi bersama teman-teman, berolahraga, atau hal sederhana seperti memiliki tidur berkualitas.
Sumber:
https://mommiesdaily.com/2020/10/11/mental-load-time-beban-mental-pada-wanita-dialami-bahkan-jauh-sebelum-menjadi-ibu
https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/ibu-lebih-mudah-stres-jangan-jangan-sedang-alami-mental-load