Ayo Kenalan Dengan Proses Relaktasi, Apa Itu?

 

Menyusui merupakan salah satu proses penting setelah melahirkan, mengingat selain memberikan asupan makanan kepada Si Kecil, dalam prosesnya juga terjadi bonding atau ikatan batin antara Bunda dan Si Kecil. Namun, dalam proses menyusui ini ada beberapa hal yang bisa membuatnya berhenti, termasuk alasan medis maupun non-medis. Kondisi tersebut membuat payudara akhirnya berhenti memproduksi ASI. 

Bagi Bunda yang ingin menyusui kembali, mengingat sejumlah keunggulan dari proses pemberian ASI ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Perlu diingat, selama proses menyusui Si Kecil akan mendapat semua kebutuhan dasarnya, yaitu ASUH berupa nutrisi (mikronutrien, makronutrien, zat kebal), ASIH berupa kasih sayang karena bonding saat menyusui, serta ASAH berupa stimulasi tumbuh kembang yang didapat pada proses menyusui, seperti sentuhan, suara, kontak mata.

Berdasarkan penjelasan dari Centers for Disease Control and Prevention, relaktasi merupakan proses di mana orang tua membangun kembali laktasi setelah berhenti untuk beberapa waktu, bisa hitungan minggu atau bulan. 

Faktor yang mampu meningkatkan keberhasilan relaktasi

Ayah Bunda, sebelum memulai proses relaktasi, baiknya ketahui bahwa kemungkinan kegagalan bisa saja terjadi. Hal ini dikarenakan tingkat keberhasilan relaktasi setiap orang bisa berbeda-beda. Ada yang berhasil mengeluarkan kembali ASI dalam hitungan hari atau minggu, serta ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Karena itu, tahap pertama yang harus disiapkan adalah mental yang kuat.

Adapun beberapa faktor yang bisa meningkatkan persentase keberhasilan, seperti; usia bayi masih di bawah 3 hingga 4 bulan. Semakin muda usia bayi, maka semakin mudah proses relaktasi ini dilakukan. Adanya kemauan tinggi untuk kembali menyusui Si Kecil, semakin banyak waktu Bunda dalam mencoba menyusui dan memompa, maka semakin cepat ASI akan keluar. Menyusui dan pemompaan yang sering dan efektif merupakan faktor fisiologis penting dalam hal ini. Selain itu pengetahuan akan cara relaktasi yang tepat dan dukungan dari pasangan, keluarga dan teman juga berpengaruh.

Sebenarnya, cara kerja relaktasi sama dengan laktasi, keduanya memerlukan stimulasi puting dan ekstraksi susu. Stimulasi puting bisa dilakukan menggunakan alat pompa atau tangan serta menyusui Si Kecil langsung melalui payudara untuk merangsang kembali produksi ASI.

Selama proses dan upaya relaktasi ini, reaksi tubuh bisa berbeda-beda dari satu Bunda dengan Bunda yang lain. Karena itu, penting untuk mencatat setiap momennya dan melakukan evaluasi dalam dua minggu pertama setelah mencobanya. Penulis buku Breastfeeding Answers Simple, Nancy Mohrbacher, IBCLC, dalam bukunya menyebut rata-rata seorang Ibu membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mendapatkan relaktasi penuh.

Tips relaktasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

  • Bila Buah Hati mau menyusu

Usahakan menyusui Si Kecil sesering mungkin setiap 1 jam, paling tidak 8 hingga 12 kali dalam 24 jam. Gunakan kedua payudara, minimal 10-15 menit setiap payudara pada satu kali kesempatan menyusui. Saat menyusui, Bunda harus memastikan posisi dan pelekatannya sudah baik. Asupan Buah Hati harus dimonitor, apakah cukup atau tidak. Caranya dengan memantau frekuensinya buang air kecil, minimal enam kali atau lebih dalam satu hari. 

Metode finger atau memasukkan jari tangan Bunda yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut Si Buah Hati bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan refleks menghisapnya. Selain itu, pada proses awal relaktasi biasanya diperlukan suplemen, baik ASI donor maupun susu formula. Caranya, gunakan alat bantu berupa pipa nasogastrik yang salah satu ujungnya dihubungkan pada cangkir, sementara satu sisi lainnya ditempelkan pada payudara. Bunda dapat mengontrol aliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan wadah, saat Buah Hati tengah menyusu pada payudara.

Metode lain yang bisa dilakukan adalah menggunakan cangkir berisi suplemen, atau memanfaatkan semprit yang diteteskan di payudara saat Si Kecil tengah menyusu. Cara ini disebut-sebut menjadi salah satu yang paling sering digunakan, termasuk dengan alat bantu laktasi seperti Lact-Aid Nursing Trainer System atau Supplemental Nursing System.

  • Bila Si Kecil tidak mau menyusu

Pada Buah Hati yang tidak mau menyusu, Bunda dan Ayah harus memastikan jika ia dalam kondisi yang sehat. Pertama-tama tingkatkan kontak kulit antara Bunda dan bayi, menggunakan metode kangguru. Bunda juga bisa melakukan pijat pada payudara, lalu perah ASI selama 20-20 menit sebanyak 8 hingga 12 kali dalam satu hari. Upayakan untuk sering memberikan payudara pada bayi meski tidak mau menyusu, serta manfaatkan alat bantu seperti suplemen. Penggunaan botol susu atau dot bayi sebisa mungkin tidak dilakukan ketika sedang proses relaktasi ini.

Penting untuk diingat agar jangan memaksa Buah Hati menyusu dan pastikan dua pihak, Bunda dan Si Kecil, dalam kondisi tenang dan rileks. Jika bayi menolak untuk menyusu, hal ini akan mengganggu proses relaktasi sehingga biarkan hal ini sampai kondisinya nyaman.Bagi Bunda, konsumsi makanan dengan diet yang sehat dan seimbang juga perlu menjadi perhatian. Penggunaan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI mungkin diperlukan, utamanya bagi yang tidak berhasil melakukan relaktasi.

Sumber:
https://www.alodokter.com/relaktasi-cara-menyusui-kembali-setelah-sempat-berhenti
https://www.orami.co.id/magazine/mengenal-relaktasi
https://id.theasianparent.com/cara-relaktasi

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.