Anak usia dini memang sedang aktif-aktifnya bermain. Banyak sekali permainan yang bisa dibeli di pasaran. Meskipun sudah dibelikan mainan, rasa bosan terhadap mainan tersebut tetap ada, beberapa mainan digunakan hanya sesekali saja bahkan hilang terselip karena ukurannya terlalu kecil. Untuk mengakali kebutuhan aktivitas anak yang sangat banyak, Ayah dan Bunda dapat membuat mainan untuk si Kecil dari barang bekas atau menggunakan barang rumah tangga. Untuk anak usia 3 – 4 tahun, apa saja yang perlu diperhatikan dan apa saja yang bisa dibuat, simak, ya!
Ayah dan Bunda, kunci pertama adalah memperbolehkan Si Kecil untuk menggunakan barang-barang di rumah untuk dikreasikan. Si Kecil sedang senang bermain pura-pura atau pretending play sehingga Si Kecil suka bermain yang menyerupai aktivitas orang dewasa. Jika anak berimajinasi membuat tenda-tendaan seperti hutan atau gunung, selimut atau kain bisa dijadikan kain tenda yang biasanya disangkutkan di suatu tempat agar menjadi berbentuk kerucut. Kayu bakar bisa menggunakan kardus bekas yang dipotong persegi panjang. Alat-alat dapur yang anti pecah juga bisa dijadikan alat permainan, ada kaleng bekas, botol susu bekas, dan berbagai wadah bekas agar si Kecil merasa nyata menggunakan ukuran orang dewasa.
Si Kecil juga suka mengembangkan kemampuan hitung dan kategorisasi, memisahkan benda sesuai bentuk dan ukurannya. Gunakanlah kardus, potong berbagai bentuk seperti segitiga, persegi dan lingkaran. Selanjutnya Ayah dan Bunda juga bisa mewarnai bentuk-bentuk sederhana tadi dan selanjutnya bermainlah pengelompokkan sesuai warna dan bentuk. Perhatikan ukuran tangan si Kecil, ya. Paling tidak potongan bendanya seukuran lebar tangannya, terlalu besar akan sulit untuk dipegang olehnya.
Jika Ayah dan Bunda sudah bosan dengan baju, atau sudah terlalu lusuh jangan dibuang dulu. Ayah dan Bunda bisa jadikan baju bekas itu untuk permainan juga. Perkembangan kreativitas si Kecil di usia ini juga mesti dimaksimalkan. Sediakan cat yang aman untuk kulit anak, mintalah si Kecil mewarnai dan menggambar di atas baju seolah-oleh ia adalah pelukis profesional yang mengaggumkan. Kalau si Kecil masih ragu, bisa juga menggunakan cap tangan untuk ditempelkan di baju bekas.
Contoh-contoh di atas banyak mewakili alat permainan untuk kegiatan motorik halus, bagaimana dengan kebutuhan loncat, berlari dan merangkak si Kecil? Tentu saja barang dan kardus bekas itu bisa digunakan juga. Botol air mineral bekas yang diisi batu bisa dijejerkan dan dijadikan halang rintang seperti cone orange atau biasa disebut traffic cone yang digunakan untuk latihan bermain bola. Minta si Kecil berlari berkelok tanpa menyentuh atau menyenggol botol. Kalau main lompat-lompatan juga bisa menggunakan kardus bekas yang dipotong menyerupai bentuk kaki Si Kecil. Tempel di lantai dengan perekat, beri jarak satu langkah seukuran satu langkah Si Kecil untuk setiap kertas yang dibuat. Minta Si Kecil untuk melompat dari satu kertas ke kertas lain dengan satu kaki untuk berlatih keseimbangan.
Gelas plastik kopi susu Ayah dan Bunda bisa dibersihkan dan digunakan. Si Kecil masih belum cukup mahir menggengam sebuah wadah dengan seimbang. Sediakan ember berisi air, tambahkan pewarna makanan agar menarik. Sediakan juga ember lain di sisi satunya, Ayah dan Bunda buat garis seperti perlombaan, ya. Minta Si Kecil memindahkan air dengan gelas bekas kopi susu tadi, pindahkan air dari ember satu ke ember lain. Jangan sampai ada yang tumpah ya, untuk melatih fokus dan konsesntrasi si Kecil.
Banyak sekali kreasi mainan yang bisa digunakan oleh Ayah dan Bunda dari barang bekas ternyata dan tidak sulit membuatnya. Buatlah mainan itu bersama si Kecil dan temani ia bermain, ya. Menjadi semakin pintar dan berkembang ternyata tidak mahal, gunakan saja barang yang tersedia di rumah Ayah dan Bunda, yang terpenting adalah benda tersebut sudah dibersihkan.
Sumber :
Allen, K. E., & Marotz, L. R. (2010). Developmental profiles: Pre-birth through twelve. Clifton Park, NY: Thomson/Delmar Learning.