Beban Mental dalam Pengasuhan, Bagaimana Mencegahnya?

 
Ternyata orang tua yang mengalami kelelahan mental berdampak secara signifikan terhadap anak-anak terutama pada masa prasekolah.

Menjadi Ibu merupakan hal yang luar biasa, tetapi juga bisa menjadi pekerjaan yang melelahkan, serta bisa menjadi penyebab beban mental terjadi. Menurut Pooja Lakshmin, MD, Asisten Profesor Klinis di Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Fakultas Kedokteran Universitas George Washington, beban mental adalah beban kognitif dan emosional yang dialami ketika menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus mengurus keluarga. Menjadi Bunda adalah pekerjaan yang tidak terlihat, samar, tidak bisa dijabarkan, tetapi ditanggung oleh setiap wanita, apalagi jika memutuskan untuk memiliki bayi.

Studi di 42 negara menunjukkan bahwa faktor resiko mengalami kelelahan mental karena tidak mendapat dukungan sosial dan keluarga, tuntutan sosial, konflik pada pasangan dan masalah pengasuhan anak. Kondisi ini tidak hanya dapat dialami oleh Bunda loh, namun Ayah juga dapat mengalaminya. Hal ini karena orang tua dituntut bisa menjaga rumah tangga, keluarga, dan kehidupan pribadi secara bersamaan, agar bisa berjalan dengan lancar. Oleh sebab itu, beban mental seringkali tidak disadari, namun nyata dan mempengaruhi kondisi orang tua dalam berbagai aspek kehidupan. Beban mental ini bisa menimbulkan berbagai dampak lho. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut;

  • Stres dan kecemasan. Beban mental yang berlebihan dapat menyebabkan stres berlebihan dan kecemasan. Maka dari itu, Ayah harus mengerti apabila Bunda lebih banyak mengomel di rumah, karena banyaknya beban mental yang harus ditanggung.
  • Kelelahan mental. Terus menerus berpikir dan merencanakan dapat menyebabkan kelelahan, baik mental maupun fisik. Akibatnya orang tua yang kewalahan dan stres akan merasa lelah hingga mudah terpancing emosinya.
  • Pengaruh pada hubungan. Beban mental yang tidak dibagi secara adil dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan pada keluarga inti. Mengakibatkan, enggan berdiskusi dengan tenang tanpa melibatkan emosi, selalu menilai buruk pasangan, mudah menyerah apabila terjadi konflik sederhana, hingga selalu berteriak pada Si Kecil.
  • Pengabaian pada Si Kecil. Orang tua yang mengalami kelelahan mental akan lebih sering mengabaikan kebutuhan emosional anak, bahkan hingga melakukan tindak kekerasan. Apabila anak terus-terusan menerima perlakuan negatif tersebut maka akan berbahaya bagi perkembangan emosi anak kelak, yaitu menimbulkan permusuhan orang tua dan anak ketika beranjak remaja.
  • Perkembangan emosi Si Kecil. Ketika orang tua mengalami beban mental, mereka cenderung memiliki kesabaran yang lebih rendah dan lebih mudah merasa marah atau frustrasi. Hal ini dapat mengakibatkan Si Kecil merasakan ketegangan dan stres yang sama, yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional mereka. Si Kecil mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka sendiri dan bisa menjadi lebih cemas atau tidak percaya diri.

Apa yang harus dilakukan Ayah Bunda?

Pada sebuah penelitian, ternyata orang tua yang mengalami kelelahan mental berdampak secara signifikan terhadap anak-anak terutama pada masa prasekolah. Anak usia dini merupakan masa-masa kritis bagi perkembangan sosial dan emosional. Saat Si Kecil berusia 4 tahun, anak-anak sudah mampu mengenali ekspresi wajah orang tua serta mulai memahami apa penyebab emosi tersebut bisa terjadi. Lalu, apa saja yang bisa dilakukan orang tua agar tidak terkena beban mental?

  • Membagi tugas rumah dengan adil. Diskusikan pembagian rumah tangga dan pengasuhan Si Kecil. Jika perlu, buat daftar tugas-tugas yang bisa dibagi secara merata dan tetapkan siapa yang bertanggung jawab atas tugas itu.
  • Merencanakan rutinitas yang jelas untuk seluruh anggota keluarga bisa menjadi salah satu solusi yang efektif. Ayah dan Bunda bisa membuat rutinitas harian dan mingguan, hal ini dapat membantu mengurangi kebingungan atau memastikan semua tugas terlaksana dengan baik.
  • Mencari bantuan pada profesional seperti asisten rumah tangga atau pengasuh anak. Libatkan pula anggota keluarga lain dalam membantu tugas-tugas rumah dan saat mengasuh anak.
    Meningkatkan kesadaran antar Ayah dan Bunda mengenai beban mental dan dampaknya. Pemahaman yang lebih baik dapat meningkatkan kerja sama dan pembagian tugas di rumah yang lebih adik.
  • Meluangkan waktu untuk diri sendiri setiap hari juga bisa menjadi upaya agar tidak terkena beban mental, meskipun hanya beberapa menit. Gunakan waktu singkat ini untuk relaksasi dan melakukan hal-hal yang kamu sukai. Olahraga juga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.

Nah, dengan penanganan dan mencari solusi yang tepat, Ayah dan Bunda dapat mengurangi kelelahan mental karena menjaga dan mengurus rumah tangga adalah tanggung jawab bersama.

Referensi:

Memahami Mental Load : Stres Karena Pekerjaan Tak Terlihat tapi Nyata

https://mommiesdaily.com/2020/10/11/mental-load-time-beban-mental-pada-wanita-dialami-bahkan-jauh-sebelum-menjadi-ibu

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10318402/

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.