Dalam sebuah pernikahan, selain memperhatikan visi, misi, karakter dan latar belakang, perbedaan usia antara pasangan ini juga acap kali menjadi salah satu pertimbangannya. Tidak jarang, pasangan yang memiliki perbedaan usia lebih dari 5 tahun menjadi bahan omongan lingkungan. Bukan cuma itu, masyarakat kita juga terbiasa dengan laki-laki yang lebih tua dari perempuan, karena diharapkan dapat menjadi sosok pemimpin dan dewasa.
Benarkah perbedaan rentang usia yang jauh ini dapat mempengaruhi hubungan rumah tangga?
Dalam studi yang dilaporkan oleh Journal of Population Economics menyebut ada kaitan antara kepuasaan dalam pernikahan, dengan perbedaan usia pasangan. Pasangan dengan beda usia yang jauh memiliki kepuasan pernikahan yang lebih rendah dibandingkan yang seumuran.
Bukan hanya itu, pasangan yang beda usianya 0 sampai 3 tahun juga dipaparkan memiliki kepuasan yang lebih besar, dibandingkan pasangan yang jarak usianya empat hingga enam tahun. Pola ini terus berulang dengan bertambahnya jarak usia pasangan.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pasangan suami istri yang jarak usianya tidak terlalu jauh akan lebih tahan terhadap guncangan negatif, seperti kesulitan ekonomi dan penyakit. Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah siklus kehidupan, yaitu masa pensiun dan kehadiran Buah Hati.
Di sisi lain, ternyata tingkat kepuasan perkawinan rata-rata lebih tinggi ditunjukkan oleh pria dan wanita yang menikah dengan pasangan lebih muda, daripada pasangan yang lebih tua. Hasil ini terlepas dari perbedaan usia yang mereka alami. Meski demikian, kepuasan awal yang lebih tinggi itu tampaknya menghilang setelah usia pernikahan memasuki enam hingga 10 tahun.
Berapa jarak ideal usia antar-pasangan?
Dari sejumlah penelitian, disebutkan bahwa jarak usia ideal antar pasangan berkisar antara 3 hingga 5 tahun, dengan usia laki-laki lebih tua dibanding perempuan. Tapi, hal ini tidak bisa langsung dipukul rata untuk semua orang. Ada beberapa faktor lainnya yang juga menentukan kecocokan pasangan, seperti kesamaan latar belakang dan minat, keterampilan komunikasi, komitmen, dan lain-lain.
Apa dampak jarak usia yang terlalu jauh bagi pernikahan?
Setidaknya ada beberapa perbedaan yang muncul dari usia yang terlampau jauh. Salah satunya adalah kemungkinan besar mereka tumbuh di era, zaman dan latar belakang yang berbeda. Perbedaan lain yang bisa dirasakan adalah:
- Kebiasaan
- Gaya hidup
- Nilai hidup
- Pola pikir
- Minat
- Cara menyelesaikan masalah, dan
- Cara berkomunikasi
Dengan sejumlah perbedaan ini, ada potensi menimbulkan ketidakcocokan dan muncul masalah-masalah lain. Dibutuhkan usaha lebih bagi pasangan dengan jarak usia yang jauh untuk menyesuaikan diri antara satu dan yang lain, seperti karakter dan latar belakangnya.
Meski sejumlah penelitian menyebut usia yang terpaut terlalu jauh memiliki risiko yang tinggi terhadap hubungan pernikahan, bukan berarti hal ini benar-benar tidak bisa terjadi. Ada aspek lain yang harus dipertimbangkan, yang dapat membantu melanggengkan pernikahan. Penulis buku bertemakan relationship di Amerika, Jenna Birch, menyebut perbedaan usia bukan faktor utama yang menentukan kualitas hubungan. Kedewasaan itu relatif, serta tidak bisa diukur hanya dari usia.
Menurut dia, kunci pernikahan yang bahagia adalah memiliki kesamaan sebagai pengikat. Perbedaan yang ada bisa dipelajari. Ada baiknya bagi pasangan untuk saling meyakinkan diri, sebelum memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, seperti pernikahan.
Lima hal yang bisa dijadikan pertimbangan menurut Birch:
- Apa tujuan yang dimiliki dalam hidup, termasuk keuangan, karier, Buah Hati dan target besar?
- Apakah ada kesamaan minat?
- Apakah nilai dan moral yang dianut sama?
- Apakah bersedia berkompromi?
- Apakah tahan dengan omongan orang?
Pernikahan bukanlah hal yang mudah, bukan hanya sekedar cinta dan hasrat. Terdapat banyak sekali hal yang perlu dipikirkan dengan matang, termasuk rentang usia yang berbeda. Semoga artikel ini bisa menjadi acuan bagi pembaca yang ingin segera melangkah ke jenjang yang lebih serius dengan pasangan.
Sumber: