Berharganya Sebuah Pelukan

 

Tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya dan semua orang tua ingin anaknya juga tumbuh bahagia atas pengasuhan Ayah dan Bunda, kan. Namun dalam prosesnya ada bersitan hati yang bertanya, apakah aku sudah cukup baik sebagai orang tua, ya? Kadang emosi bisa sangat membuncah, malamnya saat melihat Si Kecil tertidur datang rasa sesal karena tadi siang memarahinya hingga ia menangis. Herannya marah dan tangis terulang lagi esok hari. Wajarkah orang tua marah kepada anaknya? Tentu saja hal itu sangat wajar, Ayah dan Bunda juga memiliki emosi, kita semua menjalani kehidupan yang sibuk, penuh tekanan, dan memiliki kekhawatiran yang tak ada habisnya sebagai orang tua. Akan tetapi kita juga tetap perlu mengingat salah satu hal terpenting yang perlu kita lakukan adalah kita tahu yang kita lakukan dan kita mengerti kapan mesti berhenti, diam, marah, merangkul dan tahu juga mencintai anak penuh kasih.

Banyak penelitian yang menyampaikan bahwa ternyata kasih sayang orang tua yang diberikan ketika anak-anak masih kecil mempengaruhi tingkat kebahagiaan Si Kecil di masa depan, loh. Kehangatan dan kasih sayang yang diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya akan terus diingat dan terasa di diri anak dan dampaknya pada kesehatan mental anak saat besar terasa sekali. Si Kecil kelak akan memiliki penghargaan pada dirinya sendiri, secara kemampuan pembelajaran juga lebih baik, komunikasi anak dan orang tua lebih hangat dan efektif, serta tentu saja masalah psikologis yang menimpa mereka lebih kecil. Sebaliknya, anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih rendah dan merasa lebih terasing di antara teman-temannya, mudah bermusuhan, bersikap agresif, dan antisosial.

Lalu apa sebetulnya definisi kasih sayang itu sendiri, apa yang perlu Ayah dan Bunda lakukan? Kasih sayang dimulai sejak anak baru lahir, skin to skin Ayah dan Bunda sejak bayi punya pengaruh terhadap perasan Si Kecil pada Ayah dan Bunda. Sentuhan, pelukan, ayunan di lengan Ayah dan Bunda, menghabiskan momen bersama Si Kecil saat bayi adalah langkah pertama membangun kasih sayang. Si Kecil memang belum bisa melihat dan bicara, namun jangan ragukan kemampuannya, Si Kecil mampu mengenali suara juga sentuhan, ia akan tahu bahwa suara itu yang selalu ada yang dapat membuatnya tenang. Si Kecil belajar rasa aman sejak bayi, sejak saat itu ia tahu pasti mesti percaya kepada siapa, tentu kepada sentuhan dan suara yang selalu menyambutnya saat ia merasa cemas dan gelisah.

Saat Si Kecil bertambah besar, ia sudah mampu mengenali wajah orang tuanya, sudah kenal sekitar, jadilah teman bermain baginya. Bermain tidak selalu mesti pergi ke play ground atau taman. Kasur, ruang keluarga yang kecil, halaman sepetakpun bisa jadi tempat melakukan aktivitas bersama. Menari, beradu seperti super hero, membuat pertunjukkan, membangun tenda dari kain, semua dapat dilakukan bersama Si Kecil. Tidak perlu menunggu akhir pekan, di sela haripun Bunda dapat melakukannya, sepulang kerja Ayahpun dapat menceritakan sebuah cerita walau cuma 30 menit saja. Kalaupun sibuk dan sangat lelah, ada lagi satu aktivitas yang bisa dilakukan dan penting, pelukkan. Pastikan untuk memeluk Si Kecil pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, seperti sebelum mereka berangkat sekolah, ketika mereka pulang dari sekolah, dan sebelum tidur, atau tidak perlu ada waktu, saat ingat untuk memeluk, peluklah Si Kecil dengan hangat.

Seperti yang disampaikan di awal, kita tidak mungkin tidak marah pada anak. Akan tetap ingatlah sekalipun kita sedang bersikap tegas, tetaplah tegas dengan kasih sayang saat mendisiplinkan Si Kecil. Saat Ayah dan Bunda berbicara dengan Si Kecil tentang kesalahan yang dilakukan, letakkan tangan Ayah dan Bunda di bahunya, tidak perlu meletakkan tangan di pinggang, Si Kecil akan merasa gelisah dengan bahasa tubuh seperti itu. Sampaikan dengan mata yang sejajar dengan mata Si Kecil. Peluk Si Kecil di akhir percakapan untuk memastikan bahwa meskipun Ayah dan Bunda marah namun tetap menyanginya. Semakin besar anak tentu tidak terlalu nyaman dengan sentuhan yang terlalu banyak, tangkap tanda-tanda ia menolak disentuh, pelan-pelan kurangi saat ia beranjak besar. Buatlah sentuhan itu cukup melimpah di masa kecil sampai anak merasa puas terpenuhi sentuhan kasih sayangnya. Begitulah cara Si Kecil merasakan kasih sayang yang diberikan orang tuanya. Tidak sekedar ucapan atau pemberian, namun pembuktian dengan sikap, perilaku dan waktu yang Ayah dan Bunda sediakan untuknya.

Sumber :

Mother.ly.com. How a parent’s affection shapes a child’s happiness for life. 31 Agustus 2021. https://www.mother.ly/parenting/how-a-parents-affection-shapes-a-childs-happiness-for-life

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.