Cara Mengelola Stres yang Sehat ala Keluarga SIGAP

 

Ketika stres yang dialami hanya sebentar, aliran adrenalin yang diproduksi dalam jumlah kecil akan menguntungkan dan dapat membantu untuk bertahan hidup. Misalnya, ketika dikejar seekor anjing atau akan diserang oleh seseorang yang berniat jahat, tubuh otomatis akan memompa adrenalin dan kortisol sehingga kita menjadi waspada, pandangan menjadi lebih tajam, dan memiliki tenaga lebih untuk berlari atau melawan.

Namun, jika stres terjadi secara terus-menerus dalam jangka panjang, adrenalin dan kortisol akan diproduksi dalam jumlah yang berlebihan. Hal ini dapat berpotensi merusak diri kita secara fisik maupun mental, salah satunya dengan munculnya penyakit-penyakit fisik dan juga gangguan mental.

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang konstan serta membutuhkan kerja keras. Sangat mungkin untuk mengalami stres atau merasa kewalahan. Oleh karena itu, perjalanan menjadi orang tua dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan emosional.

Sebagai orang tua, kita mungkin terus-menerus mendahulukan kebutuhan orang lain, sementara kebutuhan dan prioritas kita sendiri bisa berada di urutan paling bawah. Namun perlu diingat, bahwa agar dapat terus menafkahi dan merawat mereka yang membutuhkan dan selalu bergantung, Ayah Bunda juga perlu menjaga dan merawat diri sendiri. Ketika berhenti merawat diri sendiri, kemampuan untuk merawat anak dan kemampuan untuk menikmati peran sebagai orangtua juga terpengaruh.

Me-time

Meluangkan beberapa menit setiap hari untuk mengutamakan kebutuhan diri sendiri, dapat membantu mengurangi perasaan stres dan frustrasi.

Jaga diri secara fisik

Makan dengan baik dan bergizi, berolahraga serta beristirahat akan membantu memberi energi untuk menjalani kegiatan sehari-hari.

Jaga diri secara mental

Ini termasuk tidak menempatkan tuntutan yang tidak realistis pada diri sendiri. Memiliki hari yang telah direncanakan tentu boleh, namun dengan jeda waktu yang tidak terlalu padat. Hal ini memungkinkan Ayah Bunda untuk mengalami rasa pencapaian tanpa terlalu banyak tekanan. Dan, bersiaplah untuk menerima bahwa terkadang harapan tidak sesuai dengan kenyataan.

Jaga diri secara emosional

Ini termasuk mengakui perasaan yang sedang dirasakan. Ada beragam emosi yang dirasakan sebagai orangtua. Tidak terkecuali emosi negatif. Tetapi cobalah untuk berfokus pada emosi positif yang dimiliki dan saat-saat ketika Ayah dan Bunda merasa baik.

Tips mengelola emosi bagi orangtua:

  1. Belajar mengenali dan menyadari emosi apa yang sedang dirasakan
  2. Mengetahui apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat merasakan emosi tertentu
  3. Mengomunikasikan emosi yang dirasakan secara asertif dan bukan secara agresif. Kebiasaan mengekang emosi diduga memperparah penyakit-penyakit ringan (Pennebaker, 1997) dan sikap tidak ekspresif secara emosi juga dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh (Giese-Davis, J. and Spiegel, D., 2003)
  4. Mengenali, menyadari, mengijinkan, dan mengalirkan emosi yang dirasakan
  5. Mengelola stres agar tidak berlebihan (membagi waktu bekerja dan istirahat dengan seimbang)
  6. Menjaga pikiran agar tetap positif dan optimis sehingga berdampak pada munculnya perasaan yang positif juga
  7. Mengobati luka batin yang belum tuntas dan masih mempengaruhi cara hidup saat ini secara negatif, termasuk ketika membesarkan anak-anak di keluarga
  8. Belajar bersikap rileks, berkepala dingin, dan memberi waktu untuk mencerna emosi yang dirasakan sebelum disalurkan dalam bentuk perilaku

Giese-Davis, J. and Spiegel, D., 2003. Emotional expression and cancer progression.

Goleman, Daniel. 2003. Kecerdasan Emosional. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Parenting Module (Rumah Anak SIGAP, Tanoto Foundation)

Pennebaker, J.W., 1997. Writing about emotional experiences as a therapeutic process. Psychological science, 8(3), pp.162-166

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.