Stunting menurut WHO (World’s Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berkepanjangan dan kebersihan lingkungan. Di dalam Buletin Stunting yang diterbitkan oleh Kemenkes, stunting dikenal juga dengan istilah balita pendek dan umumnya terjadi karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya serta perkembangan otaknya terhambat. Kondisi Stunting atau balita pendek masih terus meningkat di Indonesia. Stunting erat kaitannya dengan anemia di masa kehamilan seperti yang terlihat dari data dari Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) dan Riskesdas Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) 2018 mencatat, sebanyak 48,9 persen ibu hamil mengalami anemia atau setara dengan 5 dari 10 ibu hamil.
Salah satu upaya pencegahan stunting yang dapat dilakukan sedari dini adalah menjaga kondisi ibu hamil agar terhindar dari anemia. Anemia adalah keadaan ketika jumlah sel darah merah atau haemoglobin rendah sehingga sel-sel darah merah yang bertugas mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh jumlahnya berkurang. Menurut penelitian, seorang wanita yang sedang hamil akan membutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mencukupi kebutuhan oksigen janinnya. Produksi sel darah merah dan hemoglobin membutuhkan berbagai komponen, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Ketika tubuh tidak memiliki asupan-asupan yang dibutuhkan haemoglobin, maka terjadilah anemia.
Gejala-gejala anemia antara lain merasa lesu dan sakit kepala, pucat, jantung berdebar, sesa nafas hingga pingsan. Maka dari itu, asupan-asupan penambah darah seperti TTD atau tablet tambah darah, yang berisi zat besi dan asam folat menjadi suplemen wajib selama kehamilan karena akan menyelamatkan ibu hamil dan bayinya dari berbagai resiko. Salah satunya adalah pendarahan fatal saat melahirkan. Kondisi anemia juga membuat tubuh ibu tidak terlalu kuat melawan infeksi sehingga dapat saja mengakibatkan kematian. Selain itu depresi pasca melahirkan juga banyak terjadi pada ibu yang mengalami anemia selama kehamilan
Kondisi anemia selama kehamilan juga berdampak pada bayi seperti Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (BLBR) dan bayi dengan anemia. Kedua kondisi ini nantinya akan menghambat tumbuh kembang bayi atau stunting. Stunting tidak hanya berpengaruh kepada ukuran tubuh tetapi juga perkembangan otak dan mental anak di masa pertumbuhannya. Tidak hanya itu, anemia pun dapat mengakibatkan kematian janin baik sebelum atau setelah persalinan. Dengan demikian konsumsi TTD dan makanan bergizi seimbang adalah tindakan wajib untuk para calon ibu demi mencegah terjadinya stunting.
Sumber :
6 Pesan Kunci Pencegahan Stunting-Pedoman Strakom Perubahan Perilaku dalam Percepatan pencegahan Stunting di Indonesia, Kemenkes 2018
Pereira, Hillary. Your Pregnancy (all the facts & friends you’ll need for the most important nine month of your life). 2009
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). https://kesmas.kemkes.go.id/
pos yandu sebagai garda terdepan di kampung kampung agar pemerintah terus membantu tumbuh kembang anak agar menjadi generasi yang sehat , cerdas,kuat dan memilikikarakter yang baik
Sosialisasi tentang manfaat tablet tambah darah harus semakin digencarkan. Karena banyak ibu hamil yang diberikan tablet penambah daerah saat posyandu, namun tidak meminumnya sesampai di rumah. Tidak hanya kepada ibu hamil, sosialisasi juga harus disampaikan ke suami agar suami dapat memastikan ibu hamil rutin meminum tablet tambah darah tersebut.