
Sebagai orang tua, pasti kita pernah mengalami momen saat si Kecil susah makan. Kadang makannya sedikit, kadang pilih-pilih, kadang juga cuma mau ngemil yang manis-manis. Saat seperti itu, biasanya kita malah berpikir, “Ya sudah, perutnya masih kecil ini, makan sedikit juga tidak apa-apa.”
Tapi ternyata, kebiasaan makan yang tampaknya sepele ini bisa jadi awal dari masalah yang jauh lebih besar, lho. Bukan cuma soal berat badan, tapi juga berdampak ke tumbuh kembang otak si Kecil.
Kenali Dampaknya
Kurang makan pada anak bukan cuma soal perut yang nggak kenyang, lho, Ayah dan Bunda. Di balik itu, ada sederet dampak yang bisa memengaruhi tumbuh kembang si Kecil, baik secara fisik maupun mental, bahkan bisa meningkatkan risiko stunting.
Beberapa dampak yang sering terjadi, antara lain:
- Konsentrasi dan Energi Menurun: Si Kecil jadi cepat lelah, kurang aktif, dan enggan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Padahal, masa tumbuh kembang adalah saatnya ia belajar banyak hal dari dunia sekitar.
- Perkembangan Kognitif Terganggu: Asupan gizi yang kurang bisa memengaruhi fungsi otak. Si Kecil jadi lebih sulit fokus, lambat dalam memahami informasi, bahkan kesulitan dalam berpikir logis.
- Daya Tahan Tubuh Melemah: Anak jadi lebih rentan terhadap penyakit, seperti flu, batuk, atau infeksi lainnya. Ini karena gizi berperan penting dalam menjaga sistem imun.
Jadi, susah makan bukan sekadar soal anak “lagi nggak nafsu”, tapi sinyal yang penting untuk Ayah dan Bunda perhatikan sejak dini.
Tips Menghadapi Anak yang Susah Makan
Menghadapi anak yang susah makan memang bisa bikin stres. Tapi, jangan khawatir. Ada beberapa cara praktis yang bisa Ayah dan Bunda coba lakukan:
- Tetap Tenang dan Jangan Memaksa: Anak butuh waktu untuk mengenal rasa dan tekstur baru. Hindari memaksa atau memarahi, cukup tawarkan kembali di lain waktu.
- Perhatikan Pencernaannya: Pencernaan yang sehat bikin makan jadi lebih lahap. Ayah dan Bunda bisa memilih susu tinggi serat dan tanpa tambahan gula sebagai pendukung.
- Kenalkan Makanan Baru secara Perlahan: Sajikan makanan baru bersama makanan favoritnya. Ulangi beberapa kali agar si Kecil terbiasa.
- Buat Waktu Makan jadi Menyenangkan: Gunakan alat makan berwarna cerah dan biarkan si Kecil makan sendiri. Ayah dan Bunda juga bisa mengajaknya ikut menyiapkan makanan.
- Jadwalkan Makan secara Konsisten: Terapkan pola 3 kali makan utama dan 2 camilan sehat per hari, dengan durasi makan maksimal 30 menit.
- Jauhkan Distraksi: Hindari TV, mainan, HP, dan perangkat digital saat makan agar anak fokus dan menikmati makanannya.
Kalau sudah coba berbagai cara tapi si Kecil tetap susah makan, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter, ya! Langkah ini penting sebagai bagian dari pencegahan stunting sejak dini.
Berapa Porsi Makan yang Ideal?
Agar perkembangan si Kecil optimal, Ayah dan Bunda perlu memperhatikan porsi makannya. Pastikan seimbang dan sesuai dengan usia karena kebutuhan gizinya terus berkembang.
Berikut panduan sederhananya:

Ayah dan Bunda juga harus memperhatikan aktivitas harian si Kecil dan menyesuaikan porsi dengan kondisinya.
Kesimpulan Ini yang Perlu Diingat ya, Ayah dan Bunda
Anak yang susah atau kurang makan bukan hal sepele. Di balik porsi kecil, bisa tersimpan potensi masalah besar, seperti stunting. Inilah bahaya yang sering disepelekan, tapi dampaknya nyata bagi masa depan si Kecil.
Tapi tenang saja, Ayah dan Bunda bisa mencegahnya sejak dini. Dengan memahami penyebab dan mengambil langkah yang tepat, kita bisa bantu si Kecil tumbuh jadi anak yang sehat, aktif, dan cerdas.
Yuk, jadikan setiap waktu makan sebagai langkah kecil untuk membentuk generasi hebat di masa depan!
Referensi:
https://primayahospital.com/homecare/anak-susah-makan
https://www.alodokter.com/anak-anda-susah-makan-coba-trik-ini