Gerakan Tutup Mulut, Fase Apakah Itu?

 
Ada kalanya anak akan mengalami masa tidak nafsu makan yang berujung pada GTM.

Sama seperti orang dewasa, ada kalanya anak akan mengalami masa tidak nafsu makan yang berujung pada GTM atau Gerakan Tutup Mulut. Si kecil biasanya tidak akan membuka mulut untuk makan, atau bahkan memuntahkan kembali makanan yang telah masuk ke mulutnya.

Penyebab GTM yang umumnya terjadi pada batita (bayi di bawah tiga tahun) bermacam-macam, misalnya seperti bosan, sedang sakit, tidak lapar, adanya trauma, baik terhadap makanan tertentu maupun proses makan itu sendiri. Menurut penelitian multisenter IDAI, penyebab tersering GTM pada anak adalah inappropiate feeding practice atau perilaku makan yang tak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai usia.

Usia 6 – 9 bulan merupakan masa kritis dalam memperkenalkan makanan padat secara bertahap. Penyebab GTM yang lain adalah komposisi yang diberikan atau dikenalkan pada bayi tidak adekuat, tekstur yang tidak sesuai dan cara pemberian MPASI yang tidak tepat (IDAI 2018).

Sebuah penelitian menyebutkan dalam bidang klinis anak, masalah makan dikaitkan dengan ketidakmampuan bayi atau anak dalam mengonsumsi sejumlah makanan yang dibutuhkan secara alamiah atau sukarela menggunakan mulutnya. Masa kritis pengenalan makanan padat secara bertahap merupakan bagian stimulasi keterampilan psikomotor yaitu usia 6 – 9 bulan.

Jika hal ini tidak diperkenalkan dengan baik, masalah makan kemungkinan terjadi pada usia baduta (bayi di bawah dua tahun). Apa sebenarnya penyebab Gerakan Tutup Mulut?

  • Virus: Seorang anak dengan nafsu makan yang biasanya baik yang tiba-tiba menolak untuk makan bisa jadi adalah anak yang terserang penyakit perut. Jika ini alasannya, itu akan menjadi jelas dengan cepat.
  • Sembelit: Seorang anak yang sembelit mungkin berhenti makan dan mungkin tidak dapat menjelaskan alasannya.
  • Kepekaan terhadap makanan: Terkadang ada kepekaan terhadap makanan seperti penyakit celiac (reaksi terhadap protein gluten, yang ditemukan dalam gandum, barley, dan gandum hitam) yang membuatnya tidak nyaman atau bahkan menyakitkan bagi anak Anda untuk makan.
  • Sudah merasa kenyang: Kondisi ini terjadi apabila waktu makan utama terlalu dekat dengan camilan
  • Terdistraksi gawai (gadget): Ini menjadi faktor paling sering terjadi saat ini, di mana si kecil terlalu fokus dengan barang-barang elektronik
  • Porsi makan tidak sesuai
  • Anak termasuk picky eater atau memilih-milih makanan
  • Eosinophilic esophagitis: Kondisi yang sulit diucapkan ini disebabkan oleh penumpukan jenis sel darah putih tertentu di kerongkongan anak Anda (berpotensi karena alergi/sensitivitas makanan atau refluks asam). Esofagitis eosinofilik dapat menyebabkan tenggorokan menjadi sangat bengkak dan mentah sehingga sangat menyakitkan untuk dimakan.
  • Anoreksia nervosa atau gangguan makan lainnya: Meskipun sebagian orang menganggap ini masalah bagi remaja, nervosa anoreksia telah diidentifikasi pada anak-anak semuda 6 atau 7.

Untuk itu, ibu harus lebih memperhatikan beberapa hal agar membuat si kecil nyaman dalam setiap sesi makan, di antaranya:

  • Tepat waktu pada usia 6 bulan
  • Kuantitas dan kualitas makanan
  • Kebersihan penyiapan
  • Penyajian makanan serta harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak, mencakup tekstur makanan dan perbandingan makanan padat serta cair.

Lantas, bagaimana cara yang baik untuk mencegah Gerakan Tutup Mulut pada si kecil? Pertama, atur jadwal makanan utama dan camilan dengan format 3:2. Makanan utama diberi tiga kali, sementara camilan hanya dua kali sehari. Di sela itu, Anda tetap dapat memberikan susu kepada si kecil sekitar dua – tiga kali sehari.

Kedua, terapkan kedisiplinan dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit. Ketiga, ciptakan suasana makan yang menyenangkan seperti makan bersama dengan keluarga di meja makan. Keempat, semangati anak untuk makan sendiri. Kelima, melatihnya mengenali rasa lapar atau kenyang.

Anda juga harus menghindari melakukan sejumlah hal ini untuk mencegah agar Gerakan Tutup Mulut tidak semakin parah, atau bahkan tidak terjadi sama sekali:

  • Jangan memaksa si kecil untuk makan ketika mereka sudah menutup mulut, atau mengancamnya karena dapat menciptakan trauma
  • Biasakan anak focus makan tanpa melakukan aktivitas lain seperti menonton atau bermain
  • Hanya berikan minum berupa air putih, untuk mencegah kenyang lebih awal
  • Hindari mengiming-imingi hadiah agar si kecil mau makan
  • Usahakan tidak memberikan makanan instan atau junk food

Sumber Artikel:

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-batita

https://e-journal.unair.ac.id/MGK/article/view/20378

https://www.sleekbaby.co.id/1000-hari-perlindungan/detail/tips-mengatasi-gerakan-tutup-mulut-pada-anak-balita

https://www.verywellhealth.com/what-to-do-when-your-child-is-not-eating-anything-1323965

https://www.sehatq.com/artikel/penyebab-anak-gtm-dan-tips-untuk-mengatasinya

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.