Bidan, Profesi Tertua yang Sangat Mulia

 
Bidan merupakan profesi yang erat kaitannya dengan kesehatan perempuan.

Ayah dan Bunda yang tengah menyongsong kelahiran si kecil, tentu tidak asing dengan profesi Bidan. Menurut KBBI bidan adalah wanita yang memiliki kepandaian menolong dan merawat orang melahirkan dan bayinya. Bidan merupakan profesi yang erat kaitannya dengan kesehatan perempuan.

Berbeda dengan perawat yang bisa aktif di berbagai bidang spesialisasi medis, cakupan kerja bidan terbatas pada kesehatan perempuan khususnya yang terkait dengan reproduksi, kehamilan, proses melahirkan hingga pasca melahirkan. Bahkan menurut sejarah, Bidan dapat dikategorikan dalam profesi tertua di dunia karena sejak adanya peradaban umat manusia, sosok Bidan telah ada. Meski pada awal kemunculannya sosok bidan bukanlah sosok professional melainkan bidan lahir sebagai sosok perempuan terpercaya yang akan diajak untuk mendampingi dan menolong ibu-ibu melahirkan, biasanya mereka berasal dari lingkungan terdekat mereka.

Berbicara mengenai bidan, tentu akan lebih menarik jika langsung berdiskusi dengan salah satu dari mereka. Minggu lalu tim penulis sempat berbincang dengan bidan Rousantya, seorang bidan berusia 29 tahun yang bekerja di rumah sakit swasta di Jakarta. Bidan Tya sudah menolong lebih dari 3000 persalinan sejak dia mengambil pendidikan di akademi kebidanan.

Simak yuk obrolan Tim penulis dengan bidan Rousantya mengenai profesi kebidanan :

  1. Hi kak Rousantya, bolehkah diceritakan, apa bedanya profesi bidan sama dokter spesialis kandungan?
    Jelas beda, bidan hanya mengangani kasus kehamilan & persalinan normal. Sedangkan kasus kehamilan dengan faktor risiko ( hamil diluar kandungan, hamil kembar, hamil di atas usia 36 tahun, hamil dengan penyakit bawaan) kami rujuk untuk ditangani dokter spesialis kandungan. Selain itu, latar pendidikan kami juga berbeda dengan dokter. Bidan adalah tenaga kesehatan yg menyelesaikan pendidikan kebidanan mencakup pra hamil, kehamilan, persalinan, pasca persalinan normal.
  2. Kalau boleh tahu, kenapa Kakak memilih untuk menjadi Bidan?
    Jujur yah, awalnya hanya karena saran orang tua karena kata mereka bidan itu mulia karena bekerjanya menolong umat manusia. Ternyata itu pilihan dan keputusan terbaik ku karena menjadi Bidan aku menyaksikan banyak keajaiban dan kebesaran Tuhan secara langsung beribu-ribu kali. Rasa takjubnya susah saya deskripsikan dengan kata-kata. Apresiasi berupa gaji bukan semata yang dicari tapi kepuasan berhasil menolong ibu dan bayi itu benar-benar tak ternilai.
  3. Apakah takut melihat proses bersalin?
    Ya, Awalnya saya sangat takut. Pusing setiap melihat darah dan lain sebagainya. Semua menjadi bisa karena terbiasa. Tapi sekarang, Saya malah menjadi terharu di setiap proses persalinan. Terlihat indah sekali bagaimana seorang ibu berjuang melahirkan buah hatinya.
  4. Apa aja suka dukanya jadi bidan?
    Sukanya banyak. Saya bahagia melihat haru keluarga menyambut kelahiran bayinya dan secara tidak langsung sebagai bidan saya dapat banyak sekali teori untuk merawat diri sebagai perempuan dan juga cara merawat anak. Hitung-hitung sudah punya tabungan untuk menjadi ibu yang baik. Kalau dukanya adalah suka atau tidak bidan harus dapat memprioritaskan pasien bahkan di atas keluarganya. Contoh ketika hari lebaran, mungkin seharusnya saya habiskan dengan keluarga, tetapi sebagai bidan kami tetap siaga pada setiap persalinan yang dapat saja terjadi kapan saja dan tidak berhenti di situ. Kami tetap memiliki tanggung jawab untuk merawat pasien. Kami punya istilah sesama bidan kalau kami tidak pernah kenal tanggal merah karena semua tanggal adalah tanggal hitam. Hehehe.
  5. Sudah berapa lahiran yg terbantu?
    Alhamdulillah. sudah banyak, tidak pernah menghitung.. Mungkin diatas 3000.
  6. Menurut kakak, bidan itu seperti apa?
    bidan itu, hebat karena dituntut untuk dewasa sebelum waktunya. Bahkan jauh sebelum kepikiran mau punya anak saat kuliah, kita sudah harus dewasa, siaga dan berani berkorban. Aku pribadi merasa para bidan itu sama seperti pahlawan. Tidak kenal waktu dan tidak kenal takut. Kami pun bahagia melakukannya. Tidak jarang juga kami sesama bidan membantu proses persalinan para tuna wisma secara cuma-cuma. Kami pun bahagia

Di Indonesia sendiri setiap tanggal 24 Juni diperingati sebagai Hari Bidan Nasional. Sejarah lahirnya Hari Bidan Indonesia ini diawali dari Konferensi Bidan Pertama di Jakarta pada tanggal 24 Juni 1951 atas prakarsa para bidan senior yang berdomisili di Jakarta.

Mulanya pendidikan kebidanan ini didirikan pada masa penjajahan di tahun 1851 di Batavia. Pada masa itu larangan kaum perempuan untuk keluar rumah masih sangat tinggi sehingga sekolah pun tutup karena kurangnya peserta didik. Kemudian di tahun 1902 dibuka kembali pendidikan kebidanan di Batavia dan juga di Makssar. Para peserta didiknya harus bersedia ditempatkan dimana saja dan juga bersedia menolong persalinan masyarakat yang tidak mampu secara cuma-cuma.

Sumber :
Arti kata Bidan : https://kbbi.lektur.id/bidan
Sejarah Panjang Profesi Kebidanan di Indonesia https://www.kompasiana.com/jamesallan.rarung/590cb7a9cd9273c34f8b4568/sejarah-panjang-profesi-bidan-di-indonesia
Wawancara Tim Penulis dengan Bidan Rousantya, 27 Mei 2022

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.