Ibu Hamil Berolahraga, Kenapa Tidak?

 
Olahraga memiliki banyak manfaat baik untuk kesehatan Ibu maupun perkembangan janin.

Olahraga memiliki banyak manfaat baik untuk kesehatan Ibu maupun perkembangan janin. Menurut riset dari University of Montreal di Kanada, ibu hamil yang aktif bergerak akan meningkatkan kecerdasan bayi. Dalam rangka memperingati hari Olahraga Nasional 9 September 2022, Tim Penulis SIGAP mewawancarai Adianti Reksoprodjo, yang biasa dipanggil Kak Anti, seorang instruktur olahraga dengan sertifikasi pelatihan olahraga untuk ibu hamil dan setelah melahirkan (certified pre and post-natal instructor), mengenai olahraga untuk ibu hamil.

Olahraga dapat dilakukan oleh ibu hamil yang sehat walafiat setelah mendapatkan izin dari dokter. Trimester kedua adalah waktu terbaik bagi ibu hamil untuk mulai berolahraga secara rutin dan konsisten. Kak Anti mengingatkan bahwa olahraga dapat membantu memperlancar persalinan, namun tidak menjamin bahwa Ibu pasti dapat melahirkan secara per vaginam atau normal. Ia menekankan bahwa Ibu hamil hendaknya mengambil manfaat positif dari olahraga untuk kesehatan Ibu dan perkembangan janin.

Manfaat olahraga bagi ibu hamil:

a. Membantu ibu beristirahat lebih tenang

b. Mencegah kenaikan berat badan yang berlebihan

c. Meningkatkan stamina dan kekuatan otot

d. Mengurangi resiko depresi

e. Mengurangi risiko terjadinya diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi pada saat hamil

f. Mengurangi risiko bayi lahir dengan berat badan lebih dari rata-rata atau fetal macrosamia

g. Mengurangi nyeri pada punggung dan pinggang

Sedangkan manfaat olahraga saat hamil pada janin adalah menurunkan risiko obesitas pada saat dewasa, karena bayi lahir dengan lemak tubuh yang tidak berlebihan (Clapp,1998). Bayi yang terlahir dari ibu aktif biasanya juga lebih tenang dan tidak mudah rewel serta memiliki skor kecerdasan umum yang lebih tinggi dan kemampuan bicara yang lebih baik.

Calon Bunda, perhatikan hal ini ya..

Konsultasi dengan dokter kandungan sebelum Ibu hamil berolahraga, bertujuan untuk menilai kesehatan serta memprediksi dampak gerakan olahraga bagi ibu dan janin. Ibu hamil dengan risiko tinggi tidak boleh berolahraga karena dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan beberapa kondisi sebagai berikut:

a. Beberapa jenis penyakit yang menyerang jantung dan paru-paru

b. Pre-eklampsia

a. Masalah pada serviks atau mulut rahim

b. Pendarahan selama kehamilan

c. Posisi plasenta yang bermasalah

d. Kehamilan ganda berisiko

e. Anemia berat

Apabila Ibu hamil tidak memiliki risiko kehamilan tinggi dan telah mendapatkan izin dari dokter kandungan, ibu dapat memilih jenis olahraga yang aman dan nyaman. Jalan kaki, berenang, aerobik dengan intensitas rendah, yoga dan strength training atau olahraga dengan kekuatan otot bisa menjadi pilihan.

Saat berolahraga, ibu hamil hendaknya selalu memperhatikan respons tubuh dan mengurangi intensitas olahraga serta beristirahat apabila kelelahan. Sebelum memutuskan berolahraga secara rutin, ibu hamil dapat melakukan talk test atau tes bicara terlebih dahulu.

Kak Anti mengatakan “Caranya adalah dengan mencoba berbicara ditengah-tengah kegiatan berolahraga. Perhatikan napas, apakah tersengal-sengal atau tidak. Lalu coba untuk menyelesaikan satu kalimat. Jika satu kalimat tidak berhasil selesai, pastikan untuk mengurangi intensitas dari olahraga, seperti mengurangi pengulangan gerakan, mengurangi kecepatan bergerak, atau beristirahat lebih panjang di setiap jeda gerakan. Jangan lupa untuk selalu dengarkan tubuh. Jika tidak bertenaga jangan dipaksakan,” tandasnya.

Sumber :

Diskusi & wawancara online dengan Adianti Reksoprodjo

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.