Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada Si Kecil selain infeksi saluran napas dan diare. ISK terjadi apabila bakteri atau mikroba berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah yang cukup banyak.
Pada sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Islam Indonesia, dituliskan bahwa risiko ISK anak terjadi perbedaan yang cukup jauh, pada momen setelah kelahiran yaitu 1% anak laki-laki dan 3% pada anak perempuan. Sedangkan pada usia sekolah, terdapat 5% anak perempuan dan 0,5% anak laki-laki.
Lantas, kenapa ya anak perempuan lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih?
Sebenarnya, ISK bisa terjadi pada siapa saja, baik anak laki-laki ataupun anak perempuan. Akan tetapi, ketimbang anak laki-laki, anak perempuan lebih rentan terkena ISK, seperti yang dilansir dari Women’s Health yaitu anak perempuan berisiko 30 kali lipat lebih tinggi.
Alasan utamanya adalah anatomi tubuh, yaitu adanya bakteri yang masuk dari vagina atau anus ke saluran kemih dan berkembang di dalam kandung kemih. Bakteri E. coli adalah salah satu penyebab utama infeksi saluran kemih dan biasanya masuk ke dalam saluran kemih saat sedang buang air kecil.
Terdapat dua jenis ISK berdasarkan bagian tubuh yang terinfeksi yaitu:
- Infeksi saluran kemih bawah: jenis ISK yang terjadi pada sistem perkemihan di bagian bawah, seperti uretra/uretritis (saluran dari kandung kemih ke tempat urin keluar dari tubuh) dan kandung kemih.
- Infeksi saluran kemih atas: jenis ISK yang melibatkan ureter (saluran yang membawa urine dari ginjal menuju kandung kemih) dan ginjal.
Adapun beberapa gejala infeksi saluran kemih pada anak perempuan adalah:
- Nyeri, terbakar, atau sensasi menyengat saat buang air kecil
- Lebih sering ingin buang air kecil, meskipun hanya sedikit yang bisa keluar
- Demam
- Sering terbangun malam untuk pergi ke kamar mandi
- Masih mengompol, meskipun Si Kecil sudah bisa menggunakan toilet
- Sakit perut di area kandung kemih yaitu di bawah pusar
- Kencing berbau busuk yang mungkin terlihat keruh
Untuk beberapa kasus yang parah, ISK diobati dengan antibiotik. Jika Si Kecil mengalami sakit parah saat buang air kecil, dokter mungkin juga akan memberikan obat yang membius lapisan saluran kemih. Selain memberikan obat dari dokter, Bunda diminta untuk terus memantau saat Si Kecil ke kamar mandi, dan tanyakan apakah ada gejala-gejala nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil. Gejala ini biasanya akan membaik dalam 2-3 hari setelah minum antibiotik.
Demi menekan ISK pada Si Kecil, Bunda pastikan bahwa Si Kecil minum air putih dengan cukup, jangan berikan Si Kecil minuman yang mengandung kafein seperti kopi, soda, dan es teh. Saat merasakan nyeri bisa lakukan kompres hangat pada perut bagian bawah. Bunda juga perlu memastikan bahwa Si Kecil mampu menjaga kebersihan vagina dengan baik. Seperti, setelah buang air kecil, dianjurkan untuk membersihkan vagina dengan air bersih dari arah depan ke belakang. Pada bayi dan balita, mengganti popok lebih sering dapat membantu mencegah ISK.
Sumber:
Tusino Agus, Niken Widyaningsih. 2017. Karakteristik Infeksi Saluran Kemih pada Anak Usia 0-12 Tahun di RS X Kebumen Jawa Tengah. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Infeksi Saluran Kemih pada Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 27 Nov 2023
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/infeksi-saluran-kemih-pada-anak-2
Cara Mengenali Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Anak Perempuan. Diakses pada 27 Nov 2023
https://www.halodoc.com/artikel/cara-mengenali-gejala-infeksi-saluran-kemih-pada-anak-perempuan