Bagi Ayah dan Bunda yang memelihara hewan, kehamilan mungkin menimbulkan kekhawatiran baru. Memelihara hewan sebenarnya bukan merupakan sebuah larangan bagi Ayah dan Bunda yang sedang menanti kelahiran, tetapi beberapa hal perlu diperhatikan, terutama risiko toksoplasmosis dari kucing. Yuk, simak panduan ini agar kehamilan Bunda tetap aman, nyaman, dan bebas dari risiko!
1. Apakah Memelihara Hewan Saat Hamil Berbahaya?
Memelihara hewan umumnya aman, tetapi ada risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Salah satu risiko utama adalah toksoplasmosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang sering ditemukan pada kotoran kucing. Parasit ini bisa menginfeksi tubuh manusia melalui kontak dengan kotoran kucing, tanah yang terkontaminasi, atau daging yang tidak matang. Toksoplasmosis dapat membahayakan perkembangan janin dan membawa dampak serius bagi kesehatan si kecil di kemudian hari.
2. Bahaya Toksoplasmosis Bagi Bunda, Janin, dan Potensi Stunting
Infeksi toksoplasmosis pada Bunda, terutama di awal kehamilan, dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Cacat lahir: Toksoplasmosis dapat mengganggu perkembangan otak dan mata janin.
- Kelahiran prematur atau berat badan rendah: Bayi yang terinfeksi sejak dalam kandungan lebih rentan lahir prematur atau dengan berat badan rendah, yang merupakan salah satu faktor risiko stunting.
- Stunting: Infeksi yang mempengaruhi kesehatan janin sejak awal berpotensi menyebabkan gangguan pertumbuhan jangka panjang, seperti stunting. Bayi yang terlahir dengan berat badan rendah cenderung memiliki risiko stunting lebih tinggi karena kebutuhan nutrisi mereka lebih besar untuk mengejar pertumbuhan.
Selain itu, jika Bunda terinfeksi toksoplasmosis, dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi yang berdampak pada kualitas ASI setelah melahirkan. Kualitas gizi ASI yang rendah juga dapat meningkatkan risiko stunting pada si kecil.
3. Apa Saja Batasannya?
- Hindari Membersihkan Kotoran Kucing: Untuk mengurangi risiko terpapar toksoplasmosis, hindari membersihkan kotoran kucing. Jika memungkinkan, minta Ayah untuk melakukannya. Jika Bunda harus melakukannya sendiri, pakai sarung tangan dan masker, lalu cuci tangan dengan sabun setelahnya. Sebaiknya, kandang dan tempat kucing membuang kotoran disimpan di luar rumah untuk mengurangi risiko di dalam rumah.
- Cuci Tangan Setelah Bermain dengan Hewan: Hewan peliharaan seperti anjing, kucing, burung, atau reptil dapat membawa kuman. Pastikan Bunda selalu mencuci tangan setelah bermain atau bersentuhan dengan mereka.
- Jauhkan Hewan dari Area Persiapan Makanan: Jangan biarkan hewan peliharaan berada di dapur atau di tempat persiapan makanan untuk mencegah risiko kontaminasi.
4. Tips Aman Bersama Hewan Peliharaan Selama Kehamilan
- Rutin Vaksinasi dan Cek Kesehatan Hewan: Pastikan hewan peliharaan selalu sehat dan bebas dari parasit dengan rutin memeriksakan ke dokter hewan. Vaksinasi dan perawatan rutin mengurangi risiko penyakit pada hewan dan keluarga.
- Batasi Kontak Langsung dengan Tanah yang Terpapar Kotoran: Parasit Toxoplasma bisa hidup di tanah, jadi jika Bunda berkebun, gunakan sarung tangan untuk menghindari infeksi.
- Pastikan Makanan Hewan dan Keluarga dalam Kondisi Matang: Masak daging untuk hewan dan keluarga hingga matang untuk membunuh parasit yang mungkin ada.
5. Mitos Tentang Kehamilan & Hewan Peliharaan
Mitos: Memelihara Kucing Selama Kehamilan Berbahaya. Faktanya, tidak semua kucing membawa toksoplasmosis. Risiko muncul hanya jika kucing terinfeksi dan Bunda sering kontak dengan kotorannya. Kucing yang hidup di dalam rumah dan rutin diperiksa kesehatannya lebih rendah risikonya.
Mitos: Hewan Peliharaan Dapat Merasa Cemburu Terhadap Janin. Beberapa orang percaya hewan peliharaan akan bersikap agresif karena bisa “mencium” kehamilan. Sebagian besar hewan peliharaan akan bereaksi normal jika dilatih dan diberi perhatian yang cukup.
6. Kapan Sebaiknya Berkonsultasi ke Dokter?
Jika Bunda mengalami gejala seperti demam ringan, nyeri otot, atau pembengkakan kelenjar getah bening (gejala awal infeksi toksoplasmosis), segera konsultasikan dengan dokter kandungan. Pemeriksaan dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi, termasuk potensi stunting pada si kecil.
Dengan menjaga kebersihan dan mengikuti langkah pencegahan di atas, Ayah dan Bunda tetap bisa menikmati kebersamaan dengan hewan peliharaan sambil menjaga kesehatan Bunda dan si kecil.
Referensi:
https://sph.umich.edu/pursuit/2019posts/pets-and-pregnancy-012419.html
https://www.pregnancybirthbaby.org.au/pets-in-the-family
https://www.healthxchange.sg/women/pregnancy/pregnancy-pets-tips-keeping-safe