Ayah Bunda yang Buah Hatinya baru lahir, pernah nggak merhatiin kulit mereka? Pasti terasa berbeda dari kulit orang dewasa ya? Hal ini normal loh, karena kulit bayi yang baru lahir cenderung masih tipis, sangat halus dan lembut, serta sensitif. Bahkan, bagi sebagiannya kulit bayi bisa sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar, ditandai dengan iritasi, ruam popok, atau eksim ketika terkena zat yang tidak cocok dengan kulit mereka.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan efek ini muncul. Contohnya penggunaan alkohol, pewangi buatan yang berlebih, atau pewarna pada losion, sabun, atau sampo. Bagi kulit yang sangat sensitif, bahan-bahan ini bisa menyebabkan munculnya kemerahan, kulit yang kering, atau bahkan seperti bersisik.
Tetapi, biasanya tanda-tanda ini disalah artikan sebagai bentuk alergi. Padahal nih Ayah dan Bunda, kulit yang menunjukkan reaksi sensitif belum tentu karena alergi loh. Alergi bisa muncul ketika sistem kekebalan tubuh Buah Hati menjadi aktif, saat terpapar zat pemicu alergi (alergen). Ada banyak hal ini yang bisa menyebabkan alergi, seperti, debu, bulu hewan, serangga, serbuk sari, obat-obatan, bahan kimia, atau pun makanan dan minuman tertentu.
Perbedaan sensitif dan alergi
1. Kulit sensitif
Kulit yang sensitif berkaitan erat dengan iritasi. Biasanya, ini merupakan reaksi atas paparan suatu zat terhadap kulit secara terus menerus dan berlebihan, atau efek samping normal yang dihasilkan dari zat itu.
Bentuk iritasi yang muncul pada kulit ini biasanya ditandai dengan kemerahan, gatal, rasa terbakar, bahkan melepuh. Gejala ini juga biasanya muncul hanya pada area kulit yang mengalami kontak dengan zat tersebut.
2. Kulit alergi
Berbeda dengan kulit sensitif, kebanyakan reaksi alergi yang muncul pada kulit disebabkan oleh reaksi abnormal saat terpapar suatu zat, tetapi tidak menyebabkan reaksi pada kebanyakan orang lain.
Seperti yang sudah disebutkan di atas Ayah dan Bunda, alergi ini berhubungan erat dengan sistem kekebalan tubuh. Pada Si Kecil yang alergi, reaksi yang muncul adalah gejala ruam, gatal, atau bengkak. Bahkan jika reaksi alergi yang timbul cukup parah, beberapa akan memunculkan gejala lain, seperti pilek, batuk, atau bahkan sulit bernapas.
Cara merawat kulit Si Buah Hati yang sensitif
Di masa-masa awal setelah kelahiran Si Kecil, sebetulnya tidak ada cara mengatasi kulitnya yang sensitif, mengingat ini adalah kondisi normal dan bawaan. Yang bisa Ayah dan Bunda lakukan adalah merawat kulitnya ketika muncul reaksi yang mengganggu, agar kondisinya tidak semakin parah dan membuat Buah Hati menjadi rewel. Atau, Ayah dan Bunda bisa mulai mengidentifikasi apa-apa saja yang memicu reaksi iritasi, sehingga reaksi-reaksi semacam itu bisa dihindari dan sensitivitas kulit Si Kecil bisa menurun.
Selain itu, ada beberapa perawatan kulit sensitif Buah Hati yang bisa dicoba sendiri di rumah, seperti:
– Memandikan Si Kecil dengan air hangat
Ayah dan Bunda, hindari memandikan Buah Hati dengan air yang terlalu panas ya. Air dengan suhu panas bisa menyebabkan kulit menjadi semakin kering. Saat memandikan juga jangan terlalu lama, cukup 5 hingga 10 menit saja, dengan usapan yang lembut dan jangan digosok.
– Memilih sabun dan sampo yang minim bahan kimia berbahaya
Dalam memilih produk mandi, usahakan memilih sabun dan sampo yang lembut dengan formula khusus untuk kulit bayi sensitif. Ayah dan Bunda juga perlu nih mengecek kandungan apa saja di dalamnya, apakah bisa memicu reaksi iritasi pada kulit Si Kecil atau tidak.
Tipsnya, gunakan sabun yang berbahan lembut seperti hipoalergenik (bahan dengan risiko alergi kecil), bebas pewangi, deterjen dan pewarna. Hindari juga produk yang menggunakan bahan kimia keras seperti paraben, sulfat dan alkohol.
– Mengeringkan tubuh dengan menepuk
Ketika mengeringkan tubuh Buah Hati usai mandi, selalu hindari cara menggosok. Lebih tepat jika dilakukan dengan tepukan ringan untuk menghindari gesekan terlalu kuat dengan kulit lembut Si Kecil, yang bisa menyebabkan kulit terkelupas dan pecah-pecah.
– Mengoleskan pelembab kulit khusus bayi
Losion pelembab khusus bayi atau petroleum jelly bisa menjadi penyelamat ketika kulit Si Kecil terlihat kering dan iritasi. Oleskan pelembab ini setelah mandi, ketika kulit mereka masih lembab untuk menjaga kelembapan tersebut. Sama seperti sabun, Ayah dan Bunda bisa memilih losion yang tidak mengandung pewangi, parfum, atau paraben.
– Menggunakan pakaian yang longgar
Penggunaan pakaian dengan bahan katun dan longgar bisa membantu kulit Si Buah Hati agar tetap ‘bernafas’. Hal ini bisa mengurangi gesekan kulit yang menyebabkan iritasi dan mampu menyerap keringat dengan baik, yang terkadang bisa menyebabkan ruam merah dan gatal.
Ayah dan Bunda, kulit bayi yang masih halus dan sensitif memang rentan mengalami iritasi dan memunculkan masalah kulit lainnya. Karena itu, menjaga kebersihan rumah dan sirkulasi udara bisa menjadi faktor lain yang perlu diperhatikan. Jika Ayah dan Bunda khawatir Si Kecil alergi terhadap hal tertentu dan bukan hanya sensitif kulit biasa, bisa dilakukan tes alergi dengan dokter untuk mengetahui lebih jelasnya.
Sumber:
https://www.sehatq.com/artikel/kulit-bayi-sensitif
https://www.cussonsbaby.co.id/artikel/perbedaan-kulit-sensitif-dan-alergi-pada-bayi-serta-cara-menanganinya/