Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan stimulasi yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak. Otak akan semakin berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin banyak. Anak perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan selalu mendapatkan stimulasi psikososial. Stimulasi sosial secara mudah dapat diberikan dengan cara sentuhan dan mengajak anak bermain.
Apabila hal tersebut tidak diperoleh anak, maka anak hal tersebut dapat berpengaruh kepada karakter dan sifat anak nantinya. Contohnya, hilangnya citra diri, rendah diri, penakut, tidak mandiri atau sebaliknya anak menjadi agresif dan tidak mempunyai rasa malu. Derajat kesehatan dan gizi yang buruk juga akan menghambat pertumbuhan otak. Akibatnya hal ini akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi, dan merekonstruksi informasi. Selain itu, masalah ini juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik.
Ada empat bidang utama perkembangan si kecil yaitu motorik (fisik), bahasa dan komunikasi, sosial dan emosional, serta kognitif yang berhuhungan dengan perkembangan otak. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kecerdasan anak tumbuh, dan mencakup keterampilan berpikir, belajar, dan memecahkan masalah. Keterampilan ini akan mempengaruhi semua bidang perkembangan lainnya.
Bagaimana otak tumbuh sangat dipengaruhi oleh pengalaman anak dengan orang sekitarnya. Untuk itu, stimulasi otak penting dilakukan kepada si kecil sedini mungkin, bahkan sejak dalam kandungan. Dikatakan bahwa seribu hari pertama kehidupan anak di dunia merupakan masa emas perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi kimiawi otak.
Delapan puluh persen perkembangan otak terjadi selama periode emas tersebut, kemudian otak akan terus berkembang pesat hingga mencapai usia 5 tahun, namun tidak secepat periode emas dengan gambaran sebagai berikut.
Periode Penyerapan (0-3 tahun)
Setiap anak antara usia 0 sampai 3 tahun diyakini jenius. Ini karena si kecil mampu menyerap dan memproses informasi dengan kecepatan yang luar biasa. Usia 0-3 adalah masa di mana anak memaksimalkan pemanfaatan otak kanan yang berhubungan dengan kreatifitas dan imajinasi.
Masa Penyatuan (3-6 tahun)
Pada periode ini kita perlu memaksimalkan potensi si kecil dengan meningkatkan Intelligence Quotient (IQ) atau Kecerdasan Intelektual, Emotional Quotient (EQ) atau Kecerdasan Emosional, dan Creative Quotient (CQ) atau Kecerdasan Kreativitas.
Kita perlu meningkatkan tahap pembelajaran melalui kegiatan langsung di mana si kecil lebih terlibat dengan tangan dan otak mereka. Hal ini memungkinkan si kecil untuk lebih fokus dan termotivasi untuk belajar.
Lantas, apa yang bisa ayah dan bunda lakukan untuk membantu perkembangan otak si kecil agar optimal?
Bermain
Bermain adalah cara yang bagus untuk membantu perkembangan otak bayi atau balita. Bisa berupa melakukan berbagai permainan fisik, berbicara atau bernyanyi untuk secara aktif melibatkan otak si kecil. Permainan juga bisa disesuaikan dengan usia si kecil. Bisa dimulai dengan kegiatan mengenal bentuk, warna, atau nama benda di sekitarnya.
Kemudian tingkatkan aktivitasnya seiring dengan pertambahan usia. Kegiatan bermain juga meningkatkan kemampuan motorik si kecil mulai dari merangkak, berguling, hingga berjalan. Serta mempertajam koordinasi mata dan tangan yang banyak bermanfaat bagi kegiatannya sehari-hari, seperti dapat memakai baju sendiri maupun menulis.
Membaca
Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan perkembangan otak anak. Bahkan sebelum si kecil dapat mengenali huruf atau kata, aktivitas membaca memupuk keterampilan bahasa dan komunikasi. Penambahan interaksi seperti menunjuk objek dalam buku juga mempertajam ingatan dan membangun imajinasi si kecil.
Kegiatan stimulasi otak sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari dan disesuaikan dengan usia si kecil, diantaranya:
Bayi 0-12 bulan
– Melakukan kontak mata
– Respon setiap suara atau aksi si kecil
– Ajak si kecil berbicara atau mengobrol untuk meningkatkan rasa keterlibatannya dengan dunia sekitar
1-3 tahun
– Berhitung dengan menggunakan barang di sekitar, misalnya menaiki tangga rumah atau menghitung mainan
– Mengenalkan warna dengan mainan, ini akan menjadi waktu yang mengasyikkan sekaligus membangun koneksi dengan ayah dan bunda
– Bermain kata dengan bernyanyi dapat membantu membangun kemampuan komunikasi si kecil
4-6 tahun
– Menebak nama benda, bisa dimulai dengan buah atau hewan yang menarik perhatian si kecil
– Bermain kata dengan irama dan pengulangan yang bisa menumbuhkan rasa kontrol diri pada si kecil, sekaligus mengenalkannya belajar dari kesalahan
– Menebak nama orang, di mana ayah dan bunda bisa menguji kemampuan berpikir kritis si kecil dengan menanyakan tentang anggota keluarga
Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi kimiawi otak.
Sumber:
https://helpmegrowmn.org/HMG/HelpfulRes/Articles/HowEncourageBrainDev/index.html
https://pengenius.edu.my/2020/10/10/stages-golden-period-of-children-brain-development/
https://www.adam-mila.com/brain-development-children-0-6-years/
https://www.brighthorizons.com/family-resources/articles/e-news/child-development-activities-for-everyday-brain-building