Air Susu Ibu (ASI) secara biologis dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak lahir dan merupakan makanan alami bayi. Sebagian dari Bunda mungkin dihadapkan dengan kondisi memberikan si kecil ASI perah melalui botol dot. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, bisa karena pekerjaan atau kondisi kesehatan tertentu. Menyusui langsung dan memompa ASI (pumping) merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dengan ASI. Meskipun begitu pemberian ASI perah menggunakan media dot tidak memiliki manfaat yang sama dengan memberikan ASI langsung dari payudara.
Menyusui langsung
1. Sesuai dengan kebutuhan si kecil pada saat itu
ASI merupakan makanan yang disesuaikan untuk bayi berdasarkan kondisi dari dalam tubuh bayi. Membiarkan bayi menyusu di payudara memungkinkan air liurnya berinteraksi dengan ASI. Interaksi ini mengirimkan pesan ke otak Ibu tentang apa yang dibutuhkan bayi, serta memproduksi antibodi yang dapat melindungi dari infeksi. ASI juga memiliki komponen khusus jika usia bayi prematur dan berubah unsur dalam ASI seiring bertambahnya usia.
2. Umpan balik alami
Tubuh memproduksi ASI mengikuti dengan banyaknya kebutuhan (supply-demand) ketika si kecil menyusu lebih banyak maka payudara akan memproduksi lebih banyak ASI. Hal ini mengontrol suplai ASI dan memastikan bahwa anak memiliki cukup susu. Memberi makan bayi sesuai permintaan langsung dari payudara juga dapat mendorong suplai ASI yang berkelanjutan, dan memastikan ikatan emosional (bonding) ibu dan bayi yang panjang dan sehat.
3. Kenyamanan dan keterjangkauan
Menyusui secara eksklusif di payudara tidak membutuhkan biaya. Menyusui langsung juga lebih nyaman, karena tidak memerlukan persiapan. Bayi dapat menyusu di mana saja tanpa perlu orang dewasa mengemasi botol dan mencari air bersih.
4. Mudah dan menenangkan
Menyusui dapat membantu menenangkan bayi yang cemas, takut, atau terluka (misal membantu meringankan rasa sakit karena menerima vaksinasi atau tumbuh gigi).
5. Ikatan Emosional Ibu dan Anak (Bonding)
Menyusui menempatkan Bunda dan si kecil dalam kontak kulit-ke-kulit. Kontak dekat ini dapat mendukung ikatan, membantu keduanya mempelajari isyarat dan kepribadian satu sama lain, dan meningkatkan relaksasi. Kontak kulit-ke-kulit setelah kelahiran dapat mengurangi risiko hipotermia (suhu badan bayi dibawah normal), mengurangi stres, dan dapat membantu bayi tidur.
Pemberian Botol dot
1. Penyapihan dini dan bingung puting
Karena adanya perbedaan cara dan teknik mengisap ke payudara dan ke dot sehingga berisiko bayi akan belajar cara menghisap yang lebih dangkal, cenderung diujung payudara, yang akhirnya dapat mempengaruhi produksi ASI ibu (karena hisapan bayi yang dangkal tidak dapat mengosongkan payudara ibu secara optimal lagi) hingga dapat beresiko bayi lebih memilih dot dibandingkan menyusu langsung ke payudara Ibu (bingung puting). Akibatnya rangsangan hisapan bayi ke puting susu berkurang, sehingga produksi ASI akan menurun.
2. Infeksi
Aktivitas menghisap dot dapat menarik cairan dari kerongkongan ke saluran tengah telinga. Hal ini menyebabkan telinga bayi lebih mudah terinfeksi bakteri. Teori yang lainnya adalah bayi bisa sakit akibat terpapar kuman yang mungkin ada pada dotnya.
3. Karies gigi dan maloklusi (susunan gigi dan rahang yang tidak normal)
Dari beberapa penelitian, terbukti adanya hubungan penggunaan dot yang berkepanjangan dan dilakukan sambil tidur (night feeding) dengan timbulnya masalah gigi, seperti karies dan maloklusi.
dr. Regia Puspa Astari, CIMI dalam suatu kesempatan menyarankan 1 hingga 2 minggu sebelum masuk bekerja, jangan lupa untuk memberikan edukasi atau training kepada orang yang akan mengasuh si kecil untuk memberikan ASI perah pada bayi dengan media selain dot, bisa menggunakan cup feeder yaitu gelas kecil seperti gelas berbahas plastik atau silikon yang aman digunakan untuk meminumkan ASI.
Sumber:
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/masalah-penggunaan-dot-pada-bayi
HTTPS://WWW.MEDICALNEWSTODAY.COM/ARTICLES/322839#PROS-OF-BREASTFEEDING