Kanker serviks adalah neoplasma ganas yang menyerang leher rahim, biasanya disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) onkogenik. Penyakit ini menjadi salah satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita.
Perkembangan kanker serviks membutuhkan waktu lama dari infeksi HPV hingga menjadi kanker. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi sangat penting untuk mencegah penyakit ini berkembang lebih lanjut.
Metode utama deteksi dini meliputi Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan Pap smear. IVA dilakukan dengan mengoleskan larutan asam asetat pada serviks untuk mendeteksi lesi prakanker. Metode ini sederhana, murah, dan memberikan hasil yang cepat.
Pap smear, yang pertama kali dikembangkan oleh Dr. George Papanicolaou, adalah prosedur standar untuk mendeteksi kelainan pada serviks melalui analisis sitologi. Skrining rutin menggunakan metode ini telah berhasil menurunkan angka kejadian kanker serviks di negara maju.
Pencegahan Kanker Serviks
1. Pencegahan Primer
- Vaksinasi HPV: Memberikan vaksin HPV dapat mencegah infeksi virus penyebab utama kanker serviks. Vaksin ini dianjurkan bagi remaja sebelum aktif secara seksual.
- Hindari Faktor Risiko: Mengurangi risiko melalui pola hidup sehat seperti: Tidak merokok, menghindari hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan kontrasepsi oral jangka panjang (>5 tahun).
- Diet Sehat: Mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Pencegahan Sekunder
- Deteksi Dini: Dilakukan untuk mengidentifikasi lesi prakanker dan menghentikan perkembangan kanker pada stadium awal. Metode deteksi dini meliputi:
– Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA): Menggunakan larutan asam asetat untuk mendeteksi lesi pada serviks. Metode ini murah, cepat, dan praktis.
– Pap Smear: Skrining sitologi untuk mendeteksi kelainan sel-sel serviks.
– Tes DNA HPV: Mendeteksi keberadaan virus HPV di serviks. - Tindak Lanjut: Lesi prakanker yang terdeteksi dapat diobati dengan cryotherapy atau metode lain sesuai hasil skrining.
3. Pencegahan Tersier
- Perawatan Paliatif dan Rehabilitatif: Memberikan dukungan medis dan psikologis kepada penderita kanker stadium lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
- Kelompok Pendukung: Membentuk komunitas survival kanker untuk memberikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien serta keluarganya.
Meskipun program skrining kanker serviks telah berhasil di beberapa negara maju, implementasinya di negara berkembang masih terbatas. Faktor seperti kurangnya akses ke pelayanan kesehatan dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, upaya edukasi dan penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai perlu ditingkatkan.
Vaksinasi HPV adalah langkah pencegahan yang paling efektif, mengingat virus ini menjadi penyebab utama kanker serviks. Selain itu, deteksi dini melalui IVA dan Pap smear sangat disarankan, terutama bagi wanita berusia 25-45 tahun. Pemeriksaan ini tidak hanya mampu mendeteksi lesi prakanker, tetapi juga meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien.
Dengan pencegahan yang tepat dan program skrining yang terintegrasi, kanker serviks dapat dicegah sepenuhnya. Penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini, vaksinasi, dan pola hidup sehat perlu terus digalakkan untuk mengurangi angka kejadian dan kematian akibat penyakit ini.
Narasumber:
Rousantya Qorina Makuta, Amd.Keb. Rumah Sakit Bhakti Mulia