Menjadi Ayah tunggal sama beban dan sama rasa dengan yang dialami menjadi Ibu tunggal, keduanya tidaklah mudah dilalui dan dihadapi. Apakah menjadi orang tua tunggal karena perceraian ataupun perpisahan keduanya tidak mudah untuk dilewati. Namun demikian faktanya perpisahan ini terjadi dan menimpa sebagian dari kita tanpa pernah dipersiapkan. Tentu saja rasanya kaget, tidak terima, sakit hati dan lain sebagainya hingga berdampak pada Si Kecil. Sebelum makin terlambat, merasa tidak mampu, merasa frustasi, kita akan membahas bagaimana menjadi orang tua tunggal yang terbaik, apa yang semestinya menjadi prioritas untuk diselesaikan satu persatu.
Adaptasi terhadap peran tunggal mungkin mengagetkan. Biasanya berbagi peran kini semua dilakoni sendiri. Nasihat terbaik untuk para orang tua tunggal adalah lekas mencari tahu mengenai wawasan perkembangan anak yang selama ini mungkin terlewati, dan berkomitmen agar berhasil menyesuaikan diri menjadi orang tua tunggal. Bergabung dalam komunitas-komunitas orang tua yang bisa dijadikan wadah berbagi informasi, dan cerita juga dapat menjadi bahan pertimbangan, karena jika berada di komunita, Ayah atau Bunda akan dipertemukan dengan orang lain yang memiliki situasi yang sama dan dapat saling menguatkan.
Beban dua orang yang kini dipikul sendiri tentu membutuhkan usaha ekstra untuk menyeimbangkannya. Catatlah yang dirasa perlu dicatat. Daripada melupakan hal-hal penting terkait kebutuhan anak, maka mulailah mengorganisasikan sesuatu dengan lebih baik dan sistematis. Ayah atau Bunda perlu membiasakan diri mulai dari belanja, rencana makan, makanan apa yang disukai anak, jadwal rapat dengan pihak sekolah, merapikan tugas sekolah dan lain sebagainya. Persiapan biaya dan pengeluaran juga harus diatur sendiri mulai saat ini. Jika diputuskan menggunakan asisten, mempersiapkan asisten juga perlu waktu dan pengawasan terhadap pengasuh. Ada banyak pengaturan baru yang harus dilakukan sebagai orangtua tunggal. Demi Si Kecil, pasti bisa melakukan itu semua.
Perpisahan bukan merupakan hal yang mudah untuk Si Kecil. Perpisahan akibat kematian memberikan tugas bagi Ayah atau Bunda untuk memberikan pemahaman pada Si Kecil mengenai kehidupan dan kematian dengan cara yang sederhana seperti menciptakan ritual baru bersama “Ayah atau Bunda sudah ada di tempat yang lebih baik, Nak. Yuk kita doakan”. Jika perpisahan terjadi karena perceraian maka Ayah dan Bunda pun diharapkan untuk tetap menjalin hubungan baik meskipun banyak permasalahan yang belum tuntas. Meski Ayah dan Bunda tidak dapat menjadi sepasang suami istri lagi, tetaplah bekerjasama menjadi orang tua yang baik untuk Si Kecil.
Baik buruknya perceraian bagi si Kecil anak tergantung bagaimana orang tua dapat mengkomunikasikan dan menunjukkan perilaku yang positif meskipun sudah berpisah. Rasa kehilangan karena ditinggal pasangan istri, atau rasa sakit hati karena perceraian. Keduanya dapat membuat luka di hati dan seringkali sulit untuk segera diatasi. Beri waktu untuk merasakan beragam perasaan negatif, kemudian motivasi diri untuk bangkit demi Si Kecil. Si Kecil hanya melihat sosok Ayah atau Bunda saja sebagai panutan dalam menghadapi perpisahan. Bagaimana respon Ayah dan Bunda yang akan diikuti dan dicontoh Si Kecil. Jika Ayah atau Bunda merasa tidak mampu mengelola emosi negatif karena perpisahan, maka perlu minta bantuan kepada tenaga profesional, misal konsultasi ke konselor, psikolog, ataupun psikiater.
Sumber :
Idntimes.com. 9 Kebutuhan Emosional Dasar yang Dibutuhkan setiap orang. https://www.idntimes.com/life/inspiration/gabrielle-marsha-widiandini/kebutuhan-emosional-yang-dibutuhkan-orang/9. (2 Desember 2021)
Medium.com. The best advice on being a single father youll ever receive. https://medium.com/@laura_68973/the-best-advice-on-being-a-single-father-youll-ever-receive-2abf51e8eb02 (3 November 2021)
Verywellfamily.com. Adjust to life as a single father. https://www.verywellfamily.com/adjust-to-life-as-a-single-father-1270849 (3 November 2021)