Pikiran positif adalah salah satu hal yang penting dimiliki setiap orang, termasuk Ayah dan Bunda yang setiap hari dipenuhi dengan beragam aktivitas. Orang dengan pikiran positif memiliki kecenderungan lebih kuat dalam menghadapi masalah hidup, termasuk membantu menjaga kesehatan fisik dan mental.
Dengan berpikir positif, Ayah Bunda bisa lebih fokus melihat kebaikan dalam situasi, tanpa meremehkan persoalan yang sedang dihadapi. Tidak hanya itu, membiasakan pikiran positif dan mengurangi yang negatif, bisa mengurangi rasa cemas dan stres. Mengurangi pemikiran negatif ternyata juga bisa mencegah risiko overthinking dan gangguan mental serius. Michigan Medicine menjelaskan, keberadaan pikiran negatif dapat meningkatkan rasa takut dan khawatir.
Dalam hidup, pikiran negatif ini pasti pernah dirasakan setiap orang. Jika hal tersebut menjadi parah, seseorang akan mengalami gangguan mental. Karena itu, Ayah dan Bunda perlu memperhatikan beberapa gejala yang dirasakan, misalnya jika perasaan negatif mulai mengganggu pekerjaan atau membuat tidak fokus, mengubah pandangan terhadap diri sendiri, bahkan memperburuk koneksi dengan lingkungan sekitar.
Beberapa cara untuk mengurangi dan menjegah parahnya gejala adalah menyadari bahwa tidak semua perasaan negatif bersifat buruk. Emosi negatif adalah sesuatu yang wajar. Psikoterapis asal Chicago, Sarah Farris, menyebut emosi membantu seseorang terhubung dengan pengalaman sendiri dan orang lain. Sayangnya, banyak orang yang tertekan jika memiliki perasaan negatif.
Cara kedua adalah dengan mensyukuri hal-hal kecil yang terjadi dalam hiduphidup. Berbagi cerita atau perasaan dengan orang lain maupun mengekspresikan perasaan melalui tulisan setiap hari / journaling. Psikolog Deborah E. Dyer menyebut dokumentasi perasaan ini bisa membantu Ayah Bunda mendapatkan pemahaman lebih jelas tentang apa yang dirasakan saat itu.
Selanjutnya, Ayah dan Bunda bisa melakukan kegiatan liburan atau refreshing untuk membersihkan dan menghilangkan pikiran-pikiran negatif. Liburan tidak harus mahal atau bepergian jauh. Ayah Bunda bisa pergi ke taman, rumah teman, atau kafe untuk mencari suasana baru. Selain mengurangi pikiran negatif, cara lain untuk menjaga kesehatan pikiran adalah dengan mengurangi keinginan unuk menjadi sempurna. Berusaha menjadi seseorang yang sempurna membuat orang berubah menjadi perfeksionis. Hal ini akan membuat Ayah Bunda lelah karena menguras tenaga dan pikiran. Seorang penulis asal Australia, Catherine Deveny, menyebut kesempurnaan adalah musuh dari baik (Perfect is the enemy of good).
Orang yang mengejar kesempurnaan biasanya akan melalukan segalanya hingga ia tidak menemukan adanya kesalahan. Proses mencapai kesempurnaan seringkali menguras energi. Kondisi ini juga dapat membuat orang lain merasa kesal dan jengkel karena harus menuruti standar kesempurnaan yang ada. Sedikit demi sedikit cobalah sediakan waktu dan tenaga yang cukup untuk melakukan hal sesuai keinginan. Usaha yang terlalu keras justru bisa merusak capaian dan proses yang sudah dibuat. Sedikit bersantai, rehat dan istirahat diperlukan, jika Ayah Bunda merasa kelelahan. Ingatlah, berusaha menjadi sempurna hanya akan memunculkan rasa tertekan, stres, bahkan hidup akan terasa sangat berat untuk dijalani.
Terakhir, cara lain untuk menjaga pikiran Ayah Bunda lebih positif dan tenang adalah dengan sering memberikan afirmasi pada diri sendiri. Afirmasi merupakan pernyataan yang disampaikan untuk membawa perubahan, bisa dalam bentuk inspirasi maupun pengingat hal-hal yang boleh dilakukan atau tidak.Orang-orang yang sering memberi afirmasi positif pada dirinya akan merasakan berbagai dampak yang menguntungkan. Perubahan tersebut juga membantu dirinya untuk mencapai keberhasilan yang sebelumnya sempat tertunda. Dengan afirmasi ini, Ayah dan Bunda perlahan dapat menyingkirkan pikiran negatif dan belajar membiasakan pikiran ek arah yang lebih positif.
Cara menyampaikan afirmasi ini sederhana, bisa dengan ucapan-ucapan yang dapat membangun rasa percaya diri, ucapan terima kasih kepada diri sendiri atas segala hal yang sudah terlewati, dorongan untuk berubah lebih baik dan positif, maupun motivasi. Mengucapkan kalimat-kalimat ini pada diri sendiri memang akan terasa aneh di awal. Namun, jika hal ini dilakukan secara teratur, akan membawa manfaat besar. Sugesti yang terus menerus diberikan akan terserap dan menjadi kenyataan. Bagi Ayah dan Bunda yang berusaha mulai menyampaikan afirmasi positif pada diri sendiri, usahakan untuk membuat kata-kata dan konotasi yang positif. Contohnya, dibandingkan berkata “kali ini aku tidak boleh gagal”, bisa diganti dengan “jika gagal, aku bisa kembali mencobanya”.
Hal-hal di atas bisa dicoba bersama dengan anggota keluarga di rumah, termasuk Si Kecil. Semoga berpikir positif dapat mendorong Ayah Bunda membangun keluarga yang bahagia dan sehat, baik secara fisik maupun mental.
Sumber:
https://www.alodokter.com/pelihara-pikiran-positif-dan-jadilah-orang-yang-optimis
https://www.orami.co.id/magazine/cara-menghilangkan-pikiran-negatif
https://www.fimela.com/lifestyle/read/3758987/berusaha-jadi-sempurna-ini-alasan-kamu-harus-berhenti-sekarang
https://www.sehatq.com/artikel/afirmasi-positif-bisa-jadi-awal-keberhasilan-ini-penjelasannya