Aturan di dalam keluarga penting untuk memberikan struktur pada anak. Dari aturan ini, si Kecil jadi tahu apa yang boleh dan tidak boleh serta apa yang diharapkan dan tidak diharapkan dari dirinya. Belajar memenuhi aturan di rumah akan membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan aturan sosial yang ada di luar rumah. Diawali dengan kesepakatan bersama, seperti menentukan apa saja peraturan yang akan diterapkan, anak dan orang tua perlu memahami lebih dulu tujuan dibuatnya kesepakatan tersebut sehingga seluruh anggota bisa konsisten menjalankannya. Karena pada dasarnya aturan ini diperlukan dalam keluarga agar segala sesuatunya dapat dilakukan sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Pembentukan kesepakatan aturan ini dapat dilakukan ketika anak sudah dapat berkomunikasi dengan baik dan diajak diskusi, yaitu pada usia 3 tahun.
Menerapkan aturan pada anak-anak bukanlah sesuatu yang mudah, terutama ketika mereka memasuki masa remaja. Banyak orang tua yang kewalahan ketika harus menerapkan aturan, karena anak-anak cenderung mengabaikan aturan tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, aturan dalam rumah seharusnya telah melalui kesepakatan bersama. Setelah itu, jangan lupa juga menentukan konsekuensi jika melanggar aturan tersebut. Di sini, orang tua harus mengetahui bagaimana cara mengatasi anak ketika mereka melanggar aturan, bisa dimulai dengan pendekatan pemecahan masalah (contohnya: Jelaskan perilaku dalam hal apa yang kita lihat dan baru kemudian katakan bagaimana perasaan kita tentangnya, Contohkan perilaku yang kita ingin mereka tiru dan tidak bertentangan, mis. dengan berteriak, meminta maaf, hormati kebutuhan mereka, validasi pengalaman mereka, bantu mereka memecahkan masalah, pikirkan sebelum kita mengatakan tidak). Buatlah 2-3 aturan yang paling penting. Jika anak sudah terbiasa dengan aturan yang sudah ada dan memenuhinya dengan baik, baru tambahkan aturan lain.
Adalah tugas kita sebagai orang tua untuk mengajar dan menjadi teladan bagi anak-anak kita bagaimana mengelola dan mengatasi emosi yang meluap-luap. Metodenya untuk melatih emosi untuk anak-anak menyarankan agar kita: Jelaskan perilaku dalam hal apa yang kita lihat dan baru kemudian katakan bagaimana perasaan kita saat itu, contohkan perilaku yang kita ingin mereka tiru dan tidak bertentangan, mis. dengan berteriak, meminta maaf, hormati kebutuhan mereka, validasi pengalaman mereka, bantu mereka memecahkan masalah, pikirkan sebelum kita mengatakan tidak.
Buatlah pengingat bagi anak. Untuk anak batita, pengingat dapat berupa gambar atau foto dengan satu atau dua tulisan saja agar mudah dipahami. Terakhir dan yang paling penting, hargai serta apresiasi anak jika telah berhasil mematuhi aturan. Apresiasi dapat berupa kalimat, tanda bintang, hadiah sederhana, sentuhan, atau hal sederhana lainnya. Apresiasi pada anak akan membuat anak semakin termotivasi dan semangat dalam menjalankan aturan.
Seringkali aturan yang dibuat tidak berlaku bagi orangtua dan hanya menghukum anak apabila melakukan kesalahan, dan ini adalah contoh disiplin yang tidak positif dari orang tua yang pembuat aturan. Semoga tips di atas dapat diterapkan pada keluarga di rumah.
Sumber :
Parenting Module, Tanoto Foundation
Sangat mendidik dan bisa membuat anak kita belajar akan rasa tanggungbjawab semenjak duni
Saya setuju menbuat aturan atau kesepakatan di rumah,agar melatih anak di siplin dan mandiri