Belakangan ini, media sosial ramai dihebohkan oleh kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Belakangan ini kasus kekerasan dalam rumah tangga semakin meningkat, menimbulkan banyak diskusi tentang pentingnya membedakan ujian dalam pernikahan dan tanda-tanda pasangan “bendera merah” atau yang lebih dikenal dengan istilah red flag.
Beda Ujian Pernikahan dan Red Flag
Setiap pasangan yang sudah menikah pasti akan menghadapi tantangan atau ujian dalam pernikahan mereka. Hal ini wajar terjadi sebagai bagian dari proses tumbuh bersama. Ujian pernikahan dapat berupa perbedaan pendapat, kesulitan ekonomi, atau masalah komunikasi yang pada dasarnya bisa diselesaikan dengan kerja sama, kompromi, dan komitmen dari kedua belah pihak. Ujian-ujian ini, jika disikapi dengan bijak, justru bisa memperkuat hubungan dan mempererat chemistry antara pasangan.
Di sisi lain, red flag adalah tanda bahaya yang menunjukkan adanya masalah serius dalam hubungan. Bukan sekadar perbedaan pendapat atau konflik biasa, red flag biasanya berkaitan dengan perilaku beracun yang dapat membahayakan kesejahteraan emosional dan fisik seseorang. Misalnya, perilaku kekerasan, manipulasi, pengkhianatan, atau kontrol berlebihan.
Berbeda dengan ujian pernikahan yang bisa diatasi bersama, red flag cenderung muncul berulang kali, intens, dan membentuk pola yang merusak. Jika tidak segera ditangani, dampaknya bisa sangat negatif, baik pada kesehatan mental maupun fisik.
Ciri-ciri Pasangan Red Flag
Menurut situs So Syncd, berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan pasangan memiliki karakteristik red flag:
- Terlalu mengekang atau bersikap kasar
- Manipulatif atau sering melakukan gaslighting
- Selalu curiga dan sulit mempercayai pasangan
- Egois dan menuntut agar semua keinginannya selalu dipenuhi
- Membuat pasangannya merasa buruk, sering merendahkan atau menghina
- Melakukan kekerasan fisik atau verbal terhadap pasangan maupun orang lain
- Cemburu berlebihan atau posesif
- Sering berbohong dan tidak jujur
- Menggunakan love bombing (memberikan perhatian berlebihan pada awal hubungan untuk mengendalikan pasangannya)
Kesulitan berkomitmen atau tidak menepati janji
Cara Menghadapi Pasangan Red Flag
Terjebak dalam hubungan dengan pasangan red flag bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Sering kali, individu yang mengalami ini merasa terjebak, baik karena manipulasi emosional dari pasangan maupun karena rasa rendah diri yang membuat mereka merasa tidak ada pilihan lain.
Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat ini:
1. Dukungan dari Orang Terdekat
Memiliki dukungan dari teman atau keluarga yang peduli dapat memberikan dorongan mental yang besar untuk mengambil langkah keluar dari hubungan yang beracun. Sering kali, orang di sekitar kita bisa memberikan perspektif objektif yang sulit kita lihat sendiri.
2. Konsultasi dengan Profesional
Jika masalahnya sudah terlalu berat untuk diatasi sendiri, konsultasi dengan konselor hubungan atau terapis pernikahan bisa menjadi solusi yang baik. Bantuan dari pihak ketiga yang netral dapat membantu pasangan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan cara yang lebih efektif untuk mengatasi masalah.
3. Pertimbangkan untuk Mengakhiri Hubungan
Jika tanda-tanda red flag terus muncul dan pasangan tidak menunjukkan keinginan untuk berubah, ini bisa menjadi sinyal bahwa hubungan tersebut tidak sehat untuk dilanjutkan. Meskipun setiap hubungan pasti memiliki kekurangan, kemauan untuk saling memperbaiki dan bekerja sama sangatlah penting. Tanpa itu, menjaga hubungan bisa menjadi beban emosional yang terlalu berat.
Ingat, menjaga kesehatan mental dan emosional sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Jika terlalu banyak red flag dalam hubungan, jangan ragu untuk mempertimbangkan jalan terbaik demi kebahagiaan dan kesejahteraan diri sendiri.
Referensi:
https://tirto.id/ciri-ciri-orang-red-flag-arti-dan-penjelasan-lengkapnya-gJqD