Parental Burnout? Ayah Bunda Wajib Tahu Nih

 
Stres yang dialami saat mengasuh si Kecil akan selalu terjadi, bukan hanya pada anak pertama, mengingat setiap anak memiliki karakteristik dan kondisi yang berbeda.

Ayah Bunda, mengasuh anak membawa kebahagiaan namun kita juga harus siap akan rasa lelah berkepanjangan yang akan dirasakan.

Berbagai kondisi di bawah tekanan akan Ayah Bunda hadapi setiap hari dimulai dari kelahiran anak pertama, mengasuh beberapa anak dengan karakter yang berbeda hingga timbulnya rasa stres dan cemas seiring mereka bertambah besar dan menolak nasihat yang diberikan.

Kondisi di bawah tekanan yang terjadi tanpa henti dan menimbulkan rasa lelah berkepanjangan saat mengasuh si Kecil ini diartikan sebagai parental burnout oleh American Psychologist Association (APA).

Apa perbedaan stres dengan burnout?
Perbedaan antara stres dan burnout terdapat pada pemaknaan terhadap harapan saat dalam situasi lelah dan tertekan. Pada kondisi stres, kita masih bisa membayangkan bahwa kita mampu mengendalikan situasi menjadi lebih baik. Sedangkan saat mengalami burnout kita merasa tidak mampu mengendalikan situasi.

Beberapa gejala mesti diwaspadai oleh Ayah Bunda yang menjurus pada burnout, meliputi fisik, emosi dan perilaku. Dari sisi fisik bisa berupa perasaan lelah, kekebalan tubuh menurun bahkan cenderung gampang sakit, mengalami sakit kepala atau nyeri otot, nafsu makan berkurang dan gangguan tidur.

Di sisi emosional bisa berupa rasa bersalah dan ragu dengan diri sendiri, merasa sendirian, kehilangan motivasi dan penuh dengan pikiran-pikiran negatif. Sementara dari sisi perilaku, orang yang sedang mengalami burnout bisa menarik diri dari lingkungan, tidak bertanggung jawab pada tugasnya, menunda atau membutuhkan waktu lama saat mengerjakan sesuatu, melampiaskan kekesalan pada orang lain, maupun mengonsumsi obat-obatan atau alkohol.


Di luar itu semua, ada beberapa kondisi lain yang bisa diwaspadai Ayah dan Bunda apakah sedang mengalami burnout atau tidak. Efek ini adalah mudah lupa, merasa kebingungan, peningkatan stres, temperamen dan tidur yang buruk. Hal ini juga bisa berpengaruh pada hubungan dengan pasangan, sebagai akibat gangguan dalam komunikasi dan emosi.

Jika ada Ayah atau Bunda yang merasa mengalami hal-hal di atas, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi parental burnout ini. Beberapa di antaranya adalah:

Komunikasikan perasaan atau kondisi emosi
Jika Ayah atau Bunda sedang merasa lelah, stres, atau kebingungan saat mengasuh Si Kecil, ceritakan hal-hal ini pada pasangan, keluarga atau orang terdekat. Perasaan-perasaan negatif yang muncul selama membesarkan Si Kecil adalah hal yang normal dan wajar.

Kebanyakan orang tua yang mengalami burnout merasa dirinya sendirian atau terisolasi. Tapi perlu diingat, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan kepada orang-orang terdekat dan tersayang. Hal ini juga akan membantu meringankan beban pikiran, sehingga tidak merasa sendirian saat melewati masa-masa sulit.

Olahraga ringan
Saat merasa stres dalam mengurus Si Kecil, mulailah  berolahraga ringan dalam durasi pendek. Aktivitas fisik  dapat meningkatkan energi dan membuat tubuh memproduksi hormon kebahagiaan dan meredakan kadar stres. Lakukan olahraga di rumah yang mudah dilakukan dan tidak memakan biaya, seperti berjalan di tempat selama 10 menit atau mengikuti video-video di Youtube.

Perbanyak istirahat
Rasa lelah berkepanjangan pada burnout dapat diatasi dengan memperbanyak istirahat. Lakukan kegiatan yang membuat rileks tanpa si Kecil yang dapat membuat Ayah Bunda seperti, tidur, pijat, merawat diri dan melakukan hobi yang lama terlupakan misalnya jalan-jalan, menikmati kuliner, atau menonton tayangan kesukaan. Saat hendak melakukan kegiatan-kegiatan ini, Ayah Bunda bisa meminta bantuan keluarga untuk mengasuh Si Kecil untuk beberapa waktu.

Evaluasi diri
Langkah lain yang bisa dilakukan saat merasa terlalu lelah saat menjadi orang tua adalah dengan melakukan evaluasi diri sendiri. Salah satu yang bisa ditanyakan adalah apakah standar pola pengasuhan yang diterapkan terlalu tinggi dan menuntut kesempurnaan?

Ayah dan Bunda bisa kembali memikirkan konsep dan pola pengasuhan yang sedang dilakukan. Perlu diingat, hal ini bisa berbeda untuk setiap Buah Hati dan tidak perlu mengikuti apa yang diterapkan orang lain. Pengasuhan bisa menyesuaikan tipe dan karakter dari Si Kecil.

Meminta bantuan psikolog
Cara lain yang bisa dilakukan bila sudah mencoba hal-hal di atas namun masih merasa belum teratasi adalah dengan meminta bantuan psikolog. Ahli kesehatan mental seperti psikolog memiliki ilmu, serta tips dan trik, yang bisa dilakukan oleh Ayah Bunda untuk mengontrol gejala dan mengurangi rasa stres ini.

Sumber :

https://www.halodoc.com/artikel/apa-yang-dimaksud-dengan-parental-burnout
https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/parental-burnout/
https://www.sehatq.com/artikel/memahami-parental-burnout-beserta-ciri-ciri-dan-cara-mengatasinya

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.