Peran Ayah dalam Menerapkan Disiplin Positif pada Anak

 
Peran Ayah dalam penerapan disiplin positif bukan sekadar membuat aturan, tapi juga menjadi panutan dalam menjalankan kehidupan yang teratur dan penuh tanggung jawab

Dalam sebuah rumah tangga, tanggung jawab mengasuh dan mendidik Si Kecil bukan hanya peran yang harus dijalani oleh Bunda, tetapi tanggung jawab bersama antara Ayah dan Bunda. Namun, biasanya ketika berbicara tentang kedisiplinan sering kali Bunda terlihat lebih banyak terlihat di garis depan. Padahal, peran Ayah dalam menerapkan hal ini, terutama disiplin positif, juga tidak kalah penting loh.

Ayah memegang peran penting dalam menerapkan disiplin positif karena pendekatan dan karakteristiknya, yang umumnya berbeda dari Bunda. Ayah dapat memberi Si Kecil pandangan yang lebih seimbang tentang kedisiplinan. Penelitian juga menunjukkan kehadiran Ayah dalam pola pengasuhan sering kali membantu mereka mengembangkan keterampilan kemandirian dan ketangguhan yang unik.

Dalam artikel dari Acta Paediatrica oleh Sarkadi et al. (2007) menunjukkan keterlibatan ayah yang aktif dan positif berpengaruh besar terhadap berbagai aspek perkembangan Si Kecil, termasuk perilaku dan disiplin. Ayah yang hadir dalam kehidupan anak-anaknya secara konsisten cenderung membantu mengurangi masalah perilaku, seperti agresi atau kenakalan, terutama pada anak-anak dari latar belakang sosio-ekonomi rendah.

Kehadiran ayah juga dikaitkan dengan peningkatan kontrol diri dan kemampuan anak dalam menghadapi stres serta tantangan sosial. Dengan peran ayah yang suportif, anak-anak cenderung memiliki perilaku sosial yang lebih baik, menunjukkan perkembangan kognitif yang optimal, dan mengembangkan ketahanan emosional yang lebih kuat.

Dalam konteks ini, maka peran Ayah dan Bunda saling melengkapi. Bunda biasanya lebih berfokus pada aspek emosional dan empati, sementara Ayah akan membantu anak memahami pentingnya aturan, batasan, serta konsekuensi yang konsisten, sehingga kedisiplinan menjadi aspek positif dalam perkembangan si kecil.

Bagi Si Kecil, Ayah juga tidak hanya akan berperan sebagai pembuat aturan, tetapi bisa menjadi contoh hidup bagaimana disiplin bisa diterapkan dengan cara yang positif, penuh kasih sayang, dan konsisten.

Yuk, kita bahas bagaimana Ayah dapat berperan aktif dalam mendisiplinkan Si Kecil dengan pendekatan yang penuh cinta.

1. Menjadi Teladan yang Positif

    Si Kecil belajar dari apa yang ia lihat, bukan hanya dari apa yang ia dengar. Jika ingin Si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, maka Ayah harus menunjukkan kebiasaan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana, seperti konsisten dalam mengatur waktu, mematuhi aturan yang telah dibuat bersama, atau bertanggung jawab terhadap tugas-tugas di rumah.

    Ketika Ayah mampu menjadi contoh yang baik, dengan sendirinya Si Kecil akan meniru dan mengikuti perilaku tersebut. Hal ini merupakan langkah awal yang sangat efektif dalam mengajarkan disiplin positif.

    2. Membuat Aturan Bersama dengan Si Kecil

      FYI nih, disiplin positif bukan berarti hanya memberi aturan ketat tanpa kompromi. Ayah juga bisa melibatkan Si Kecil dalam proses pembuatan aturan di rumah. Contoh, saat menentukan waktu tidur atau kapan boleh bermain gadget, Ayah bisa berdiskusi dan meminta pendapat Si Kecil.

      Dengan melibatkan Si Kecil dalam membuat aturan, mereka akan merasa lebih dihargai dan mudah memahami alasan di balik aturan tersebut. Cara ini membuat mereka lebih gampang dalam mematuhi aturan yang ada, karena merasa punya andil dalam pembuatannya.

      3. Fokus pada Solusi, Bukan Hukuman

        Hal lain yang perlu diperhatikan Ayah adalah pendekatan disiplin positif menekankan pada mencari solusi dibandingkan memberikan hukuman. Ketika Si Kecil melanggar aturan, Ayah bisa duduk bersamanya dan mencari tahu penyebabnya, dibandingkan langsung memarahi atau menghukumnya.

        Misal, jika Si Kecil menolak merapikan mainannya, mungkin ada alasan di balik sikapnya yang bisa Ayah pahami lebih dalam. Ayah bisa membantu Si Kecil untuk menemukan solusi bersama dengan bertanya, “Yuk, coba kita pikirkan, bagaimana supaya mainan tetap rapi tapi kamu tetap bisa bermain dengan nyaman?” Sikap seperti ini akan mengajarkan Si Kecil bertanggung jawab atas tindakannya dan mencari cara untuk memperbaiki kesalahan dengan cara yang positif.

        4. Memberikan Pujian dan Penghargaan

          Tak ketinggalan untuk selalu memberikan pujian ketika Si Kecil berhasil melakukan hal-hal yang baik, terutama yang berkaitan dengan disiplin. Pujian ini tidak harus berupa hadiah besar, cukup dengan kata-kata penyemangat seperti, “Wah, Ayah bangga sekali kamu sudah bisa merapikan tempat tidur sendiri!”

          Pujian semacam ini akan memotivasi mereka agar terus menjaga perilaku baiknya. Ayah bisa menciptakan lingkungan di mana disiplin dipandang sebagai sesuatu yang positif, bukan sesuatu yang membebani.

          5. Konsisten

            Salah satu aspek terpenting dalam disiplin adalah konsistensi. Aturan yang dibuat bersama Si Kecil harus dijalankan secara konsisten oleh seluruh anggota keluarga, termasuk Ayah sendiri. Jika Ayah sesekali melanggar aturan atau tidak tegas, Si Kecil mungkin akan kebingungan dan merasa bahwa aturan tersebut tidak penting.

            Konsistensi bukan berarti harus kaku, tetapi lebih pada memberikan batasan yang jelas dengan cara yang penuh pengertian. Dengan begitu, Si Kecil akan merasa aman dan memahami apa yang diharapkan darinya.

            6. Komunikasi Terbuka dengan Bunda

              Disiplin positif akan berjalan dengan baik jika Ayah dan Bunda berada di satu frekuensi yang sama. Penting untuk saling berbicara dan mendiskusikan aturan-aturan yang ingin diterapkan, sehingga Si Kecil tidak bingung dengan aturan yang berbeda-beda dari kedua orang tuanya.

              Ayah dan Bunda bisa saling mendukung dalam menjalankan aturan tersebut, sehingga Si Kecil melihat bahwa disiplin bukan hanya tanggung jawab satu orang tua saja, tetapi hasil kerjasama seluruh keluarga.

              Perlu diingat, peran Ayah dalam penerapan disiplin positif bukan sekadar membuat aturan, tapi juga menjadi panutan dalam menjalankan kehidupan yang teratur dan penuh tanggung jawab. Dengan menunjukkan sikap yang konsisten, sabar, dan penuh kasih sayang, Ayah bisa membantu Si Kecil memahami bahwa disiplin adalah bagian dari hidup yang sehat dan bahagia.

              Ingat, Ayah adalah role model bagi Si Kecil. Yuk, terus jadi contoh yang baik dan ajak Si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang disiplin secara positif! Dengan disiplin yang diterapkan dengan cara yang penuh cinta, Si Kecil akan merasa didukung dan lebih mudah memahami aturan. Ayah punya peran besar di sini!

              Referensi:

              https://kumparan.com/kumparanmom/kiat-menerapkan-disiplin-positif-pada-anak-di-rumah-1wCY8I3YDU9

              https://bebeclub.co.id/artikel/tumbuh-kembang/1-tahun/disiplin-positif-untuk-anak

              https://www.nutriclub.co.id/artikel/tumbuh-kembang/2-tahun/disiplin-positif-anak

              https://www.sakkyndig.com/psykologi/artvit/sarkadi2007.pdf

              Tinggalkan komentar

              Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

              This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.