Peran Lingkungan dalam Tumbuh Kembang Anak

 
Penting menjadi perhatian Ayah dan Bunda ketika membangun lingkungan sekitar si kecil, apakah kakek-nenek, om, tante, sepupu, tetangga, atau teman, pastikan bahwa lingkungan itu menciptakan peluang nyata bagi si kecil untuk berinteraksi dengan mereka.

Pernah dengar kalimat “It takes a village to raise a child” atau “Butuh satu kampung untuk membesarkan seorang anak”? Pepatah yang berasal dari Afrika itu bukan hanya sekedar kalimat belaka, karena dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang mempelajari banyak hal dari lingkungannya. Mengutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dr. Melly Budhiman mengatakan bahwa kecerdasan dan intelegensi anak dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor bawaan, faktor gizi, dan faktor lingkungan.

Lingkungan pertama si kecil tentunya adalah orang tua, namun apakah Ayah dan Bunda bisa mengurus semuanya sendiri? Dengan begitu Ayah dan Bunda butuh keluarga, tetangga sebelah rumah hingga satu gang, kemudian anak juga akan sampai pada tahap lingkungan sekolah. Dan akan semakin bertambah luas seiring dengan pertumbuhannya.

Lingkungan tersebut akan mempengaruhi dan membentuk si kecil. Mulai dari cara belajar, cara menghadapi orang, cara menyikapi sesuatu, hingga pembentukan karakternya. Anak yang dibesarkan di lingkungan yang ramai akan cenderung mudah bersosialisasi, sedangkan anak akan menjadi introvert/tertutup ketika lingkungannya terbatas.

Secara garis besar, manfaat lingkungan sosial bagi tumbuh kembang anak adalah:

  • Menimbulkan rasa memiliki terhadap suatu tempat dan komunitas pada diri si kecil
  • Memberi kesempatan si kecil untuk belajar bergaul dengan orang lain
  • Si kecil jadi mengetahui siapa yang harus dikunjungi ketika mereka membutuhkan bantuan, selain orang tua
  • Koneksi yang dapat si kecil gunakan untuk mempelajari berbagai hal, keterampilan, dan sebagainya.
  • Memperluas pengetahuan si kecil tentang beragam profesi maupun kondisi sekitar

Misalnya, si kecil terlihat suka bermain alat musik, sedangkan Ayah dan Bunda tidak bisa mengajarkannya. Maka Ayah dan Bunda bisa melihat sekitar apakah ada dari anggota keluarga, tetangga, atau tempat kursus dekat yang mampu membantu mengembangkan bakat si kecil. Interaksi dengan lingkungan sosial juga dapat memupuk keberanian pada diri si kecil. Contohnya seperti ketika si kecil diikutsertakan pada perlombaan di lingkungan rumah. Itu akan melatih kemampuan bersosialisasi, keberanian, dan bagaimana mereka menghadapi persaingan.

Penting menjadi perhatian Ayah dan Bunda ketika membangun lingkungan sekitar si kecil, apakah kakek-nenek, om, tante, sepupu, tetangga, atau teman, pastikan bahwa lingkungan itu menciptakan peluang nyata bagi si kecil untuk berinteraksi dengan mereka dan memungkinkan mereka untuk saling mengenal.

Namun pemantauan dan keterlibatan orang tua tetap penting ketika si kecil di lingkungan sosial, oleh karena itu orang tua harus tahu lingkungan sosial anak diluar keluarga inti, bahkan jika dipandang perlu koordinasikan dan atur kegiatan apa yang bisa dilakukan bersama untuk si kecil, sesuai pada minatnya mereka.

Sumber artikel:
https://anggunpaud.kemdikbud.go.id/berita/index/20170410222507
https://mgiep.unesco.org/article/it-takes-a-child-to-raise-a-village
https://indianexpress.com/article/parenting/blog/parenthesis-it-takes-a-village-5096535/lite/
https://raisingchildren.net.au/school-age/connecting-communicating/connecting/helping-your-child-connect-with-others

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.