Ayah Bunda, perkembangan dan pertumbuhan Si Kecil memang akan selalu menjadi salah satu fokus utama selama proses pengasuhan. Sebagai orang tua, sudah pasti ingin memberikan yang terbaik bagi mereka, termasuk asupan makanan. Hingga saat ini, kondisi stunting masih menjadi hal yang membayangi, terlebih dengan tingginya angka kasus di Indonesia. Karena itu, pengetahuan akan bahan makanan yang mengandung nutrisi untuk tumbuh kembang Buah Hati menjadi hal yang penting.
Salah satu faktor yang dapat membantu mencegah kondisi stunting pada Si Kecil adalah dengan memberikan asupan protein hewani. Seperti diketahui, sumber protein terbagi menjadi dua, yaitu protein hewani yang berasal dari hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Protein hewani disebut-sebut memiliki kualitas protein lebih baik, yang mana bisa didapat dari daging, susu, telur dan ikan.
Guru Besar Bidang Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof Dr drg Sandra Fikawah, menyebut dirinya merasa senang karena kini kampanye protein hewani semakin gencar disuarakan. Bayi berusia di atas enam bulan harus mulai diberi makanan tambahan di samping ASI, termasuk satu butir telur dan susu.
Untuk mencegah anak stunting, Ayah dan Bunda harus memberikan makanan yang mengandung protein. Karena selain untuk pertumbuhan, protein juga penting untuk daya tahan tubuh sehingga anak tidak mudah sakit. Tidak hanya bermanfaat bagi daya tahan tubuh, protein hewani juga membawa banyak manfaat dalam pertumbuhan, massa otot, sekaligus penyembuhan.
Jika Si Kecil kekurangan protein hewani, tubuhnya akan mengalami gangguan berkurangnya fungsi hormonal, gangguan regenerasi sel, sistem kekebalan tubuh dan massa otot. Bila kondisi kekurangan protein ini berlanjut, maka akan berdampak pada kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan, seperti terhambatnya pertumbuhan fisik yang dapat menyebabkan stunting dan gangguan kognitif.
Prof Fika, menyebut protein adalah senyawa kimia yang terdiri atas asam amino yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur bagi tubuh. Tubuh setidaknya membutuhkan sebanyak 20 jenis asam amino, sembilan di antaranya adalah asam amino esensial (AAE) dan sisanya asam amino non esensial. Asam amino non esensial ini bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sementara AAE harus didapatkan dari makanan. Kelebihan lain protein hewani dibanding protein nabati adalah kandungan AAE yang lebih lengkap dan lebih banyak.
Tidak hanya itu, makanan dari hewan juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang beragam dan kaya, serta kualitas yang lebih baik dibandingkan makanan nabati. Prof Fika menjelaskan, stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita (kurang dari lima tahun). Anak yang stunting mulai terlihat saat usia dua tahun, mengingat di dua tahun pertama masa pertumbuhan Si Buah Hati terjadi sangat cepat.
Dukungan agar Ayah dan Bunda memperbanyak asupan protein hewani pada Buah Hati juga disampaikan oleh Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI, Dr Erna Mulati, M. Sc, CMFM. Ia menyebut protein hewani didapat dengan mengonsumsi telur, ikan, hati ayam, maupun produk susu lain. Bahan makanan ini wajib diberikan pada periode MPASI, mulai usia 6 bulan hingga 2 tahun.
Setidaknya, ada lima jenis makanan yang mengandung protein hewani yang bisa dimanfaatkan oleh Ayah Bunda sebagai bahan makanan Si Kecil:
- Ikan
Ikan dan telur ikan merupakan salah satu jenis makanan sumber yang sangat kaya protein hewani. Nutrisi di dalamnya antara lain asam lemak omega-3, asam lemak tak jenuh, mineral, serta vitamin A, D, B6 dan B12. Mengonsumsi ikan dapat memperkuat tulang, mengurangi risiko asma dan diabetes, sekaligus menurunkan risiko terjadi penyakit kardiovaskular. Jenis ikan yang dipilih beragam, mulai dari ikan salmon, ikan tilapia dan ikan lele.
- Daging ayam
Kandungan protein hewani dalam daging ayam sangat tinggi dan penting untuk tumbuh kembang Buah Hati. 100 gram daging ayam memiliki 31 gram protein. Tidak hanya itu, jenis pangan ini juga mengandung antioksidan dan berbagai nutrisi lainnya seperti zat besi, selenium, magnesium, vitamin B6 dan fosfor.
- Daging merah
Daging merah atau daging kenis sapi tanpa lemak termasuk salah satu sumber protein hewani yang cukup banyak. Daging seberat 85 gram mengandung protein sebesar 25 gram. Di dalam daging merah juga terdapat vitamin B3, B6, B12, zinc dan zat besi.
- Telur
Dibanding jenis sumber protein hewani lainnya, telur termasuk salah satu makanan dengan sumber protein terbaik dan sangat mudah didapat, mengingat harganya yang lebih terjangkau. Kadar protein paling tinggi terdapat di bagian putih telur.
- Susu dan olahannya
Susu dan beragam olahannya, seperti keju dan yoghurt, dikenal memiliki kandungan protein, kalsium dan vitamin D. Dalam jenis makanan ini terdapat banyak kandungan nutrisi, seperti vitamin B, kalsium, zinc, zat besi, asam amino esensial, omega 3 dan omega 6, serta mineral.
Konsumsi protein hewani secara keseluruhan di Indonesia memang rendah, dibuktikan dengan data dari Organisasi untuk Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Lembaga ini menyampaikan, konsumsi daging di Indonesia jauh di bawah rata-rata dunia, baik untuk konsumsi daging ayam, sapi, babi dan domba. Untuk itu, Ayah dan Ibu perlu memberikan perhatian dalam hal ini untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan Si Kecil yang lebih baik, juga meminimalisir kondisi stunting.
Sumber:
https://www.republika.co.id/berita/r69w80414/cegah-stunting-dengan-protein-hewani-part1
https://dinkes.acehprov.go.id/news/read/2022/06/07/1149/cegah-stunting-kemenkes-ajak-tingkatkan-asupan-protein-hewani.html
https://health.kompas.com/read/2022/09/01/165818368/cegah-generasi-stunting-dengan-cukup-asupan-protein-hewani?page=all