Menjadi ibu dimulai saat tangis bayi pertama pecah sesaat dia meninggalkan rahim ibunya. Hari ulang tahun anak pertama adalah perayaan seorang perempuan menjadi ibu. Namun di hari itu juga perempuan menemui kehidupan sosial baru yang sebelumnya tidak pernah diduga sebelumnya yaitu “bersaing” dengan ibu lainnya. Persaingan ini terjadi atas beberapa sebab, namun ada baiknya kita mempelajari dulu Dari pada terus-terusan berdebat mana yang lebih baik di antara pengasuhan antar ibu, kita bahas saja hingga tuntas mana yang lebih baik dan buruk, yuk, Bunda.
Mana yang lebih baik, ibu bekerja atau tidak bekerja? Berdasarkan beberapa hasil temuan penelitian, ibu bekerja memberikan dampak kemandirian pada anak, ibu yang bekerja juga lebih memiliki waktu untuk diri sendiri lebih banyak sehingga tidak rentan stress yang diakibatkan rutinitas yang sama setiap harinya. Namun jangan khawatir, ibu yang memilih mengurus anak di rumah juga berdampak positif, ibu dapat memantau tumbuh kembang anak dan menyiapkan yang diperlukan untuk kebutuhan anak sehari-hari. Mana yang lebih baik? Keduanya punya sisi baik kan, Bunda?
Mana yang lebih baik juga antara melahirkan dengan proses pervaginaan dan proses caesar? Secara pembiayaan beda, secara rasa sakit juga berbeda, bahkan secara proses kesembuhan juga beda, keduanya jelas berbeda. Namun untuk mendapatkan label sebagai ibu bukan melalaui proses melahirkannya, saat sudah mengandung, melahirkan, maka label ibu sudah otomatis tersemat tanpa perlu diperdebatkan, apalagi dengan pernyataan, “Ah belum bisa dibilang jadi ibu kalau….” Padahal sama-sama mengandung dan melahirkan anak ke dunia. Jadi mana yang lebih baik antara proses melahirkan pervaginaan atau Caesar, yang lebih baik adalah yang tidak mempermasalahkan cara melahirkan setiap ibu. Hargai keputusan orang lain, ya, Bunda.
“Males banget menyusui!” Ibu sejati adalah yang mau berlelah-lelah menyusui anaknya hingga usia dua tahun, begitu katanya. Apakah ibu yang tidak menyusui anaknya hingga dua tahun dikatakan ibu yang jahat? Proses mengandung dan melahirkan mengorbankan nyawa sirna seketika ketika tidak menyusui anak. Susu formula dianggap bukan minuman untuk manusia. Padahal banyak ibu yang tidak memiliki kesempatan mengeluarkan air susunya untuk Si Kecil, justru susu formula hadir untuk menolong ibu yang kesulitan menyusui. Bunda juga pasti paham bahwa menjadi ibu bukan sekedar perjuangan fisik melainkan pertarungan mental. Kondisi psikis ibu mempengaruhi ASI yang dapat disalurkan, kita tidak pernah tahu kondisi keluarga setiap ibu, bagaimana suami serta support systemnya. Jadi sebaik-baik penolong adalah yang tidak menghakimi pilihan setiap ibu yang berbeda dengan pilihan kita, ya. Bunda.
Perdebatan ini mungkin akan selalu menjadi isu segar karena setiap hari akan selalu ada ibu baru yang hadir, namun jika Bunda telah mengetahui akan hal ini, sampaikanlah kepada seluruh ibu yang kita kenal di sekitar kita untuk tidak membandingkan keputusan kita dengan keputusan pengasuhan ibu lain. Sepatutnya perempuan saling mendukung satu dengan lainnya.