Pada tahap perkembangan yang penting, seperti pada bayi berusia 12 hingga 36 bulan, nutrisi yang tepat sangatlah krusial. Ayah dan Bunda pasti tahu, untuk mendukung pertumbuhan Si Kecil diperlukan gizi yang seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, maupun mineral.
Tidak jarang, orang tua lantas bertanya-tanya apakah Buah Hatinya memerlukan vitamin atau suplemen makanan tambahan, selain dari makanan sehari-hari. Hal ini semata-mata dengan tujuan untuk memberikan yang terbaik bagi mereka dan mendukung pertumbuhan Si Kecil.
Bagaimana aturan pemberian vitamin/suplemen makanan ini?
Menurut dr. K.S. Denta, M.Sc, Sp.A, vitamin dan suplemen adalah dua hal yang berbeda. Vitamin sangat penting untuk kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil, sementara suplemen diberikan berdasarkan asupan nutrisi sehari-hari Buah Hati Ayah dan Bunda. Ia juga menyebut, pemberian vitamin ini bisa dilakukan saat Si Kecil mulai kekurangan asupan tersebut. Namun perlu diingat Ayah Bunda, tidak semua nutrisi lantas diberikan dalam bentuk suplemen kepada Buah Hati ya.
Dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) disebutkan juga pemberian vitamin dan mineral merupakan sebuah suplementasi. Artinya, hal ini hanya diberikan pada Buah Hati yang kebutuhan mikronutriennya tidak terpenuhi dari asupan makanan sehari-hari.
Selain itu, pemberian vitamin ini juga harus berdasarkan berat Si Kecil, khususnya pada bayi prematur atau yang lahir sebelum usia kandungan sembilan bulan. Biasanya, mereka yang lahir prematur ini kekurangan nutrisinya lebih banyak dari Si Kecil yang lahir pada waktunya.
Lalu, di usia berapa Si Kecil boleh diberi suplemen atau vitamin?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pemberian asupan tambahan ini mengikuti kondisi Si Kecil. Si Kecil yang cukup gizinya diperbolehkan mengonsumsi vitamin sejak usia empat bulan. Namun, perlu diingat Ayah Bunda ini bukan berarti vitamin jadi menggantikan asupan ASI ya.
Nah, kalau Dokter Denta sendiri menyebut suplemen zat besi bisa diberikan setiap hari dari usia 12 bulan sampai Buah Hati berusia 2 tahun, karena mereka biasanya kurang mendapatkan asupannya dari makanan. “Zat besi bisa dibutuhkan mulai dari lahir, umur 4 bulan, atau tergantung dari bayinya apakah dulu cukup bulan, apakah prematur, dan sebagainya.” Zat besi memiliki fungsi penting untuk pembentukan sel darah merah dan fungsi otak.
Selain zat besi, suplemen lain yang juga dianjurkan diberikan sejak usia 1 tahun ke atas adalah vitamin D. dr. S.T. Andreas Cristan Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A, menyebut vitamin ini masih belum bisa seutuhnya diberikan dari makanan, sehingga butuh suplemen tambahan.
Vitamin D sendiri berguna untuk membantu penyerapan kalsium dan penting untuk perkembangan tulang yang kuat. Paparan sinar matahari adalah sumber alami vitamin D. Jika Si Kecil ternyata mendapatkan sedikit paparan sinar matahari, biasanya dokter akan merekomendasikan suplemen vitamin D ini.
Kembali ke penjelasan awal, pemberian vitamin atau suplemen ini tidak direkomendasikan bagi Si Kecil yang sehat, memiliki tumbuh kembang baik, serta mengkonsumsi diet seimbang dan beragam. Alasannya, karena Buah Hati utamanya di usia 1 tahun hanya memerlukan mikronutrien dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dewasa.
Selain zat besi dan vitamin D ini, semua kebutuhan mikronutrien Buah Hati Ayah dan Bunda sudah bisa dipenuhi dari asupan makanan harian yang seimbang dan beragam. Terlebih, saat ini sudah banyak makanan seperti produk sereal, makanan ringan, roti dan susu yang difortifikasi vitamin A, D, dan seng.
Sumber:
– https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak
– https://www.haibunda.com/parenting/20221017102125-59-286935/bolehkah-memberikan-vitamin-anak-1-tahun-ini-kata-dokter