Ayah dan Bunda, banyak yang mengira bahwa menyusui adalah proses alami yang tidak memerlukan persiapan khusus. Padahal, menyusui adalah sebuah proses belajar yang melibatkan seluruh anggota keluarga—baik Bunda, si Kecil, maupun Ayah.
Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh orang tua baru adalah banyaknya informasi yang datang dari keluarga dan lingkungan terdekat, yang bisa menimbulkan kebingungan dan keraguan, terutama bagi Bunda. Agar Ayah dan Bunda bisa menjalani proses menyusui dengan baik, berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan.
Usahakan untuk Berkonsultasi dengan Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang dimaksud adalah konselor laktasi. Merujuk pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya Ayah dan Bunda berkonsultasi pada konselor laktasi selama 7 kali sejak Bunda hamil hingga bayi lahir dan menyusui.
Berikut adalah timeline yang penting dicatat oleh Ayah dan Bunda:
- Konsultasi ke-1: saat masa kehamilan
- Konsultasi ke-2: saat setelah melahirkan & inisiasi menyusui dini (IMD)
- Konsultasi ke-3: 1-3 hari setelah melahirkan
- Kontak ke-4: 1-2 minggu setelah melahirkan
- Kontak ke-5: 1 bulan setelah melahirkan atau early infancy
- Kontak ke-7: 6 bulan setelah melahirkan, saat si Kecil mulai MPASI
Konsultasi tambahan mungkin diperlukan pada kasus tertentu, seperti pada saat Bunda harus kembali bekerja, jika Bunda menyusui anak kembar, jika Bunda memiliki kondisi low milk supply atau kondisi lain yang membuat Ayah dan Bunda memerlukan dukungan konselor laktasi. Jika memungkinkan, berkonsultasi kepada tenaga ahli sangat disarankan untuk manajemen pemberian ASI yang lebih baik.
Memahami Proses Produksi ASI
Pertama, Ayah dan Bunda harus memahami bahwa kondisi Bunda memengaruhi jalannya pemberian ASI eksklusif. Keadaan sakit, lelah, atau kurang percaya diri, dapat memengaruhi kuantitas atau proses pemberian ASI. Selain itu, Ayah dan Bunda juga harus mengerti proses produksi ASI untuk mengurangi kecemasan yang mungkin dapat muncul.
ASI diproduksi di kelenjar payudara. Proses keluarnya ASI dari payudara dipengaruhi oleh hormon-horomon menyusui, yaitu prolaktin dan oksitoksin yang diproduksi di sebuah organ dalam otak yang disebut hiposis. Hormon prolaktin bertanggungjawab atas produksi ASI, sementara hormon oksitoksin berfungsi untuk mengeluarkan ASI dari tempat penyimpanannya dalam payudara ibu.
Selanjutnya, pengosongan payudara berperan penting dalam produksi ASI. Saat Bunda menyusui bayi dan mengosongkan ASI dari payudara akan memacu produksi hormon prolaktin yang membuat produksi ASI akan bertambah.
Beberapa hal yang dapat memacu produksi hormon prolaktin di antaranya adalah kedekatan fisik, mendengar suara tangis, atau mencium bau tubuh si kecil. Selain itu, suasana hati Bunda yang senang dan nyaman akan memicu pengeluaran hormon oksitoksin yang menyebabkan ASI lancar mengalir. Kedua hormon tersebut dapat terhambat jika Bunda merasa tidak yakin, kurang percaya diri, stres, atau kesakitan.
Inisiasi Menyusui Dini dan Rawat Gabung
Inisiasi menyusui dini (IMD) dan rawat gabung adalah dua hal penting yang dapat mendukung keberhasilan program ASI eksklusif. IMD dilakukan dengan cara meletakkan bayi di dada Bunda segera setelah lahir, selama minimal 1 jam, untuk memperkuat ikatan dan memicu produksi ASI.
Rawat gabung, yaitu merawat bayi bersama Bunda dalam ruangan yang sama setelah persalinan, memungkinkan Bunda untuk menyusui si Kecil kapanpun ia mau. Hal ini juga membantu Bunda mencapai kondisi psikologis yang optimal untuk menyusui dengan sukses.
Menciptakan Waktu Khusus untuk Menyusui
Agar Bunda bisa fokus menyusui setelah si Kecil lahir, siapkan segala kebutuhan rumah tangga sejak bulan terakhir kehamilan. Isi freezer dengan makanan yang sudah dipersiapkan sehingga Bunda atau Ayah tidak perlu banyak menghabiskan waktu untuk memasak setelah melahirkan. Jika ada keluarga atau teman yang menawarkan bantuan, mintalah mereka untuk menyiapkan makanan yang bisa dibekukan
Sebagai informasi tambahan, mengecat kamar bayi bisa ditunda sampai beberapa bulan setelah lahir. Pada bulan-bulan awal, tempat terbaik bagi bayi untuk tidur adalah di boks atau tempat tidur bayi yang diletakkan di kamar Ayah dan Bunda.
Posisi dan Perlekatan yang Benar
Pilih posisi menyusui yang paling nyaman bagi Bunda. Dekap si Kecil sedekat mungkin dengan badan menghadap ke dada Bunda. Pastikan seluruh tubuh bayi menghadap ke arah Bunda, bukan hanya wajahnya. Ketika mulut bayi terbuka lebar, masukkan sebanyak mungkin area areola (bagian kehitaman di sekitar puting) ke dalam mulutnya. Perlekatan yang baik akan terlihat dari mulut bayi yang terbuka lebar dengan bibir yang terlipat keluar. Bayi dikatakan menyusu dengan efektif jika ia mengisap perlahan, pipinya membulat, dan ia sesekali berhenti untuk menelan ASI.
Peran Ayah dalam Proses Menyusui
Ayah memiliki peran penting dalam mendukung Bunda selama masa menyusui. Ayah dapat menjadi penopang emosional bagi Bunda, terutama ketika Bunda merasa lelah atau kurang percaya diri. Kehadiran dan dukungan Ayah dapat memberikan rasa tenang dan nyaman yang sangat dibutuhkan oleh Bunda untuk memproduksi ASI dengan lancar. Selain itu, Ayah juga dapat membantu dengan tugas-tugas rumah tangga dan merawat si Kecil, sehingga Bunda memiliki waktu lebih untuk beristirahat dan fokus menyusui.
Ayah juga bisa terlibat dalam proses skin-to-skin contact atau kontak kulit dengan si Kecil. Kontak kulit dapat dilakukan oleh Bunda ketika menyusui si Kecil, atau Ayah saat menggendong si Kecil. Pastikan kulit Ayah ataupun Bunda menyentuh langsung kulit si Kecil. Skin-to-skin contact tidak hanya bermanfaat bagi Bunda dan bayi, tetapi juga bagi Ayah untuk membangun ikatan yang kuat dengan si Kecil. Ayah dapat membantu menenangkan si Kecil ketika Bunda membutuhkan waktu untuk beristirahat atau melakukan aktivitas lain.
Dengan persiapan yang matang dan pemahaman yang baik tentang proses menyusui, Ayah dan Bunda dapat mendukung si Kecil dalam mendapatkan ASI eksklusif yang sangat bermanfaat bagi tumbuh kembangnya. Ingatlah bahwa menyusui adalah perjalanan yang melibatkan seluruh keluarga, dan kerjasama serta dukungan Ayah sangat berarti dalam keberhasilan Bunda menyusui si Kecil.
Referensi:
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-eksklusif
https://primaku.com/mpasi-nutrisi/sudahkah-ibu-siap-menyusui–perhatikan-waktu-rekomendasi-dari-who-