Tahun ajaran baru datang setiap tahunnya, setiap tahun juga silih berganti orang tua kebingungan bagaimanakah memilih sekolah untuk Si Kecil. Ada tipe orang tua yang mengatur seluruh pemilihan sekolah, dari mulai sekolah mana yang akan dipilih, keputusan pembiayan jelas di orang tua, anak terima beres saja apa yang sudah dipilihkan orang tua untuknya. Ada juga orang tua yang membiarkan anak memilih apa yang dia inginkan sementara orang tua hanya fokus pada pembiayaan saja. Namun bagaimana idealnya dalam memilih sekolah, sementara Ayah dan Bunda juga punya pertimbangan kalau Si Kecil belum benar-benar paham pada apa yang ia pilih. Bingung, bagaimana orang tua semestinya bersikap?
Ayah dan Bunda pasti punya pakem di keluarga tentang nilai-nilai sekolah, norma dan juga cita-cita. Jika kita berbicara sekolah swasta, ada orang tua yang mau sekolah religi, ada yang sekolah umum. Sampai di sini tentukan dulu batasannya, orang tua yang memutuskan lebih dulu apakah anak mau di sekolah umum atau sekolah berbasis agama. Kalau orang tua sudah memilih maka selanjutnya pilihan bisa dipersempit menjadi sekolah yang diinginkan orang tua. Anggaplah Ayah dan Bunda sudah memutuskan sekolah berbasis agama, maka tuliskan sekolah mana saja yang akan dikunjungi, pertimbangkan jarak, biaya dan lain sebagainya. Mungkin saja daftar yang tersisa hanya dua sekolah pun tidak masalah. Jika pilihan sudah mengerucut ajaklah anak memilih diantara pilihan yang ada.
Tidak semua pilihan berakhir mengerucut pada dua pilihan ya Ayah dan Bunda. Kadang lebih banyak atau mungkin lebih sedikit lagi, jika kriterianya banyak bisa jadi hanya tersisa satu sekolah saja yang memungkinkan. Tidak masalah, meski cuma satu ajakalah Si Kecil untuk melihat-lihat sekolah yang akan ia tempati. Salah satu yang jadi pertimbangan adalah Si Kecil itu sendiri, dia yang akan menjalani tahun demi tahun di sekolah tersebut, maka Si Kecil perlu dilibatkan dalam pemilihan tempat yang jadi tumbuh kembangnya kelak. Biarkan ia mengenal calon sekolahnya lebih dulu, ajak ia berputar-putar, jika satu dan lain hal pilihannya hanya satu sekolah maka sampaikan pada Si Kecil sisi menarik sekolah yang membuatnya jadi lebih bersemangat.
Mengenal sekolah bukan hanya mengenal lingkungan, tapi juga mengenal perjalanan menuju sekolahnya. Jarak yang terlalu jauh juga akan membuat anak jenuh dan bangun terburu-buru. Jadi, pertimbangkan juga jarak tempuh, ya. Ajak anak merasakan perjalanan ke sekolahnya, sambil bilang, “Kalau kakak sekolah A nanti lewat jalan ini, ya.” Anak jadi merasa terlibat dalam setiap proses pengambilan keputusan.
Tips ini tentu tidak berlaku pada pemilihan sekolah berbasis zonasi, ya. Si Kecil akan diterima di sekolah yang terdekat dengan rumahnya, meskipun dalam satu zonasi bisa jadi lebih dari satu sekolah, namun keputusan diterima atau tidak murni berdasarkan jarak terdekat yang ditetapkan aturan pemerintah. Jika situasinya begini, sampaikan pada anak bahwa pilihannya kalau tidak di sekolah A kita sekolah di B. Ajak anak mengunjungi keduanya agar ia merasakan dulu calon sekolah barunya. Mau negeri atau swasta, melibatkan anak dalam memilih sekolah adalah pembelajaran penting dalam tumbuh kembang Si Kecil agar ia memiliki kepercayaan diri karena telah diberikan kepercayaan oleh orang tuanya.
Referensi :
https://edukasi.kompas.com/read/2013/01/19/13201391/~Edukasi~Panduan%20Studi
https://patikab.go.id/v2/id/2014/06/16/libatkan-anak-saat-memilih-sekolah/