Siapa Yang Bahagia Lebih Dulu, Ibu Atau Anak?

 
Jangan pernah melupakan waktu untuk diri sendiri, Bunda. Siapkan selalu waktu dimana Bunda dapat meluangkan waktu untuk pergi sejenak atau beristirahat sekejap.

Mungkin kebanyakan dari Bunda akan menjawab: Anak. Anak sudah semestinya bahagia dan tercukupi baru kemudian ibu. Banyak kisah yang menceritakan pengorbanan heroik seorang Ibu. Ibu bekerja membanting tulang, ibu yang kurang tidur mengurus anak, ibu yang mengorbankan mimpi-mimpi kecilnya demi anak dan keluarga, ibu yang kehilangan tubuh rampingnya, ibu yang kehilangan wajah cerianya. Namun apakah benar demikian bahwa seorang ibu mesti mengorbankan seluruh hidupnya untuk Si Kecil?

Pernyataan di atas tidak benar-benar salah, ya, Bunda. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ilmu Psikologi Sosial dan Kepribadian mendapatkan bahwa orang tua yang memprioritaskan kesejahteraan anak-anak mereka tidak hanya lebih bahagia, tetapi juga mendapatkan lebih banyak makna dalam hidup dari tanggung jawab mereka dalam mengasuh anak. Mereka merasa lebih senang menjalani kehidupan, mereka merasa lebih hadir dalam kehidupann anak-anak mereka. Mereka berada dalam situasi yang penuh rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara fisik dan mental serta menjaga kualitas hidup yang baik. Lantas apakah kita semua sebagai ibu artinya mesti berkorban untuk Si Kecil?

Berkebalikan dengan itu, kita semua juga pernah mendengar atau bahkan merasakan bahwa ada juga ibu yang tidak benar-benar senang, ada yang merasa kelelahan, letih bahkan hingga baby blues saat melahirkan Si Kecil. Lantas bagaimana kaitan hal tersebut antara perasaan berkorban dan perasaan stress itu sendiri. Sebetulnya berkorban tidak bisa berjalan sendiri, Bunda. Ada proses penerimaan yang perlu dilalui sebelum sampai menerima perasaan lega, bahagia dan cukup menjadi seorang ibu. Ada kebahagiaan lain yang akan didapat seorang ibu sebelum berkorban untuk anaknya yaitu ketika ibu mampu melakukan self-love.

Jangan pernah melupakan waktu untuk diri sendiri, Bunda. Siapkan selalu waktu dimana Bunda dapat meluangkan waktu untuk pergi sejenak atau beristirahat sekejap. Hal tersebut ternyata dapat membuat perbedaan besar dalam kesejahteraan dan kualitas pengasuhan Bunda kepada Si Kecil. Bergantianlah dengan suami menjaga Si Kecil, mintalah izin untuk sekedar berbelanja ke swalayan atau menjalankan hobi memasak. Lakukan hal yang Bunda merasa senang dan bahagia. Kita tidak bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain saat batin kita merasa kosong. Dengan demikan, tidak masalah menyediakan sedikit saja waktu untuk diri sendiri merasakah kesenangan hidup sebelum membahagiakan anak dan keluarga.

Aktivitas yang biasa disebut me time juga sering diikuti perasaan bersalah, takut meninggalkan anak dan merasa bersalah meninggalkan anak meski sekejap. Saat anak-anak masih kecil tentu mereka membutuhkan banyak waktu bersama Bunda, tetapi seiring bertambahnya usia dan semakin besar kelak mereka akan pergi dari rumah bersama teman-teman atau saat mereka membangun kehidupan baru bersama pasangan mereka. Bunda pasti akan mendambakan waktu bersama mereka dan itu adalah perasaan yang wajar. Meninggalkan anak sebentar bukanlah sebuah kesalahan yang besar, nikmatilah setiap momen yang terjadi dalam hidup kita, Bun. Bunda juga boleh sesekali memberikan waktu untuk diri sendiri, dengan tujuan mengisi kebahagiaan agar kebahagiaan itu bisa digunakan untuk menyinari rumah. Jadi menjawab pertanyaan siapa yang lebih dulu mesti Bahagia, jawabannya adalah: Bunda. Setelah itu kebahagiaan tersebut akan digunakan untuk membahagiakan keluarga dan akan menciptakan kebahagiaan lain yang berkali lipat.

Sumber :

C. E. Ashton-James, K. Kushlev, E. W. Dunn. Parents Reap What They Sow: Child-Centrism and Parental Well-Being. Social Psychological and Personality Science, 2013; 4 (6): 635 DOI: 10.1177/1948550613479804

Forbes.com. Being A Mom Can Be Hard: Here’s How To Be Happy
https://www.forbes.com/sites/tracybrower/2021/05/08/being-a-mom-can-be-hard-heres-how-to-be-happy/?sh=7eb308722820

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.