Stimulasi Untuk Anak Lelaki Dan Perempuan Apakah Beda?

 

“Anak perempuan jangan manjat-manjat, Bunda. Nanti kaya laki, loh..” atau “Anak laki-laki jangan main masak-masakan..” Sering mendengar seperti ini kah Ayah dan Bunda? Padahal perempuan bisa melakukan pekerjaan ekstrim, sedangkan laki-laki juga bisa menjadi juru masak level dunia. Stimulasi aktivitas laki-laki dan perempuan pada dasarnya tidak perlu dibedakan karena mereka masih sangat memerlukan banyak ragam aktivitas untuk memacu tumbuh kembang Si Kecil. Yuk kita bahas perbedaan perkembangan laki dan perempuan dan bagaimana stimulus laki dan perempuan yang selama ini salah kaprah.

Perbedaan jenis kelamin terlihat pada perkembangan anak perempuan dan laki-laki di awal kelahiran. Pada umumnya perkembangan sensorik dan kognitif pada anak perempuan sedikit lebih cepat, khususnya di bagian penglihatan, pendengaran, ingatan, penciuman, dan sentuhan lebih tajam pada bayi perempuan daripada bayi laki-laki. Bayi perempuan juga cenderung lebih peka secara sosial seperti peka dalam merespon stimulasi sekitar, lebih mudah peka pada suara atau wajah manusia, menangis lebih keras sebagai respons terhadap kondisi sekitar. Namun, di usia tiga tahun anak laki-laki mengejar semua perkembangan yang terjadi pada bayi perempuan. Dengan demikian sebetulnya perkembangan keduanya relatif sama pada anak usia dini. Stimulus yang diberikan juga semestinya tidak berbeda antara laki dan perempuan, ya, Ayah dan Bunda. Yuk kita bahas mitos tentang stimulasi pada anak laki dan perempuan.

Jangan menangis! Anak laki-laki seringkali diminta seperti ini. Anak laki-laki mesti jadi jagoan, tidak boleh menangis saat terjatuh atau terluka dengan temannya. Ini semua tentu saja mitos, ketangguhan anak laki dan perempuan tidak dilihat dari apakah ia mudah menangis atau tidak. Menangis adalah ekspresi emosi, baik laki dan perempuan sudah seharusnya memiliki ekspresi emosi salah satunya ekspresi sedih dengan menangis. Setelah diekspresikan, anak akan mengenali emosinya dan akan lebih mudah mengelola emosi. Jadi jangan lagi katakan larangan ini pada anak lelaki, ya Ayah dan Bunda. Anak laki-laki dilarang nangis hanyalah mitos.

Anak laki-laki cenderung boleh bermain mandi hujan, melompat, berlari dan memanjat. Kalau anak perempuan masih saja ada yang melarang dan menganggap aktivitas seperti itu seperti permainan laki-laki. Padahal tidak hanya laki-laki, perempuan juga membutuhkan aktivitas bergerak untuk keseimbangan tubuh dan juga kekuatan ototnya. Bukan hanya laki-laki yang memerlukan keseimbangan fisik dan kekuatan fisik. Untuk itu, biarkan Si Kecil apapun jenis kelaminnya untuk mengoptimalkan perkembangan fisiknya dengan bergerak secara aktif , itu semua sehat dan bermanfaat untuk tubuh Si Kecil, yang penting dilakukan secara aman. Perempuan tidak boleh memanjat dan berguling, itu mitos.

Selanjutnya, lelaki tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah sebab itu pekerjaan perempuan. Anak lelaki dilarang masuk ke dapur, padahal saat dewasa baik laki atau perempuan memerlukan keterampilan memasak untuk bekal bertahan hidup. Makan adalah kebutuhan dasar, menyiapkan makanan adalah keterampilan yang sudah semestinya dimiliki laki dan perempuan. Anak laki-laki bisa memasak justru keren, jika suatu hari Si Kecil harus pergi ke luar kota atau luar negeri untuk sekolah atau bekerja, memasak adalah aktivitas yang wajib dilakukan. Jangan sampai Si Kecil kaget tiba-tiba harus memasak, ya. Jadi laki-laki tidak boleh memasak juga mitos. Bahkan mencuci baju, mencuci piring sudah semestinya dapat dilakukan oleh semua orang baik laki dan perempuan.

Dengan demikian tidak ada perbedaan stimulasi antara anak laki dan perempuan ya Ayah dan Bunda. Si Kecil apapun jenis kelaminnya memiliki hak untuk bertumbuh dan berkembang dengan stimulasi optimal, baik secara fisik, bahasa, kognitif dan juga ketrampilan dasar kehidupan.

Sumber :

zerotothree.org. Are there any differences in the development between boys and girls. https://www.zerotothree.org/resources/1380-are-there-any-differences-in-the-development-of-boys-and-girls-brains (2 November 2021)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.