Di masa awal kehidupan si Kecil, akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, termasuk dalam hal perkembangan otaknya. Banyak ahli yang mengatakan usia emas pertumbuhan otak si Kecil terjadi sejak ia dilahirkan hingga berusia lima tahun, atau banyak dikenal dengan istilah golden age. Dalam kurun waktu tersebut, perkembangan otak akan sangat pesat, sehingga Ayah Bunda harus memahami dan mengoptimalkan periode yang tidak akan terulang tersebut.
Saat lahir, bayi disebut memiliki neuron dengan jumlah hampir 100 triliun. Selama tahun pertama, neuron ini akan mulai terhubung antara satu dengan yang lain, hingga mencapai dua kali lipat jumlahnya. Selanjutnya, akan tercipta triliunan sinapsis (penghubung antar neoron) yang menjadi dasar Si Kecil dalam memahami dunia. Saat lahir volume otak bayi adalah 25 persen dari volume otak dewasa, memasuki usia dua tahun, berat otak Buah Hati mencapai 75 persen, dan di usia lima tahun volume otak bayi sudah mencapai 90 persen, Agar perkembangan otak optimal Si Kecil membutuhkan asupan makanan bergizi, lingkungan hidup yang bersih dan sehat, serta stimulasi psikososial yang mencukupi, salah satunya dengan bermain.
Mulai di usia lima tahun, seiring dengan melambatnya perkembangan, otak juga akan secara bertahap memangkas sinapsis yang tidak saling terhubung agar kerja otak menjadi lebih efektif. Saat banyak sinapsis yang terpangkas, maka fungsi otak selanjutnya hanya akan menggunakan sisa sinapsis yang terhubung. Oleh karena itu sangat penting untuk mengoptimalkan jutaan sinapis yang muncul di usia lima tahun pertama agar saling terhubung sehingga Si Kecil memiliki modal yang besar untuk capaian akademik maupun pembentukan karakter.
Terkait dengan ketercukupan asupan gizi maka Ayah dan Bunda, sebaiknya memastikan asupan zat gizi yang lengkap karena gizi adalah bahan utama dalam pembentukan dan perbaikan sel-sel otak anak. Beberapa zat gizi yang penting dan baik untuk otak Si Kecil antara lain:
Karbohidrat
Karbohidrat sangat dikenal sebagai sumber energi. Namun di luar itu, zat ini juga penting untuk perkembangan otak karena berperan dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan membantu menyimpan memori ke dalam otak. Sumber karbohidrat yang mengandung glukosa polimer bisa menjadi pilihan, karena mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Contoh dari sumber karbohidrat ini adalah beras merah dan kentang.
Protein
Untuk membantu perkembangan otak, protein berperan dalam pembentukan zat perantara atau neurotransmiter. Neurotransmitter merupakan senyawa organik endogenus yang membawa sinyal di antara neuron, berfungsi membantu komunikasi di antara sel otak. Bahan makanan yang menjadi sumber protein antara lain daging merah, ayam, ikan, telur, kacang kedelai, kacang hijau, tahu dan tempe.
Zat Besi
Zat besi merupakan zat mineral penting yang sangat diperlukan untuk membantu pembentukan sel saraf baru. Zat ini juga diperlukan dalam sel darah merah untuk menjalankan fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak. Jika terjadi kekurangan zat besi pada Si Kecil, hal ini bisa menyebabkan turunnya fungsi daya pikir dan kemampuan berbahasa. Untuk mendapatkan zat besi, Ayah dan Bunda bisa mengajak Si Kecil memperbanyak konsumsi kacang-kacangan, daging merah, biji-bijian, bayam, tomat, brokoli dan stroberi.
Kalsium
Selain penting untuk tulang dan sendi, ternyata kalsium juga dibutuhkan dalam hal metabolisme tubuh dan penghubung antar sel saraf di dalam otak. Beberapa sumber makanan yang mengandung kalsium adalah susu, keju, salmon, sayuran hijau dan tahu.
Vitamin B12
Asupan vitamin B12 sangat membantu dalam perkembangan sel otak dan saraf Si Kecil, termasuk selaput pembungkus saraf (selubung mielin). Selubung mielin yang sempurna akan mendukung Buah Hati dalam menerima komunikasi dan pelajaran. Daging, ikan, telur dan produk susu disebut-sebut memiliki kandungan vitamin B12 ini.
Omega 3 dan 6
Asam lemak omega-3 dan omega-6 memiliki perannya masing-masing dalam perkembangan otak Si Kecil. Lemak tak jenuh ini berperan dalam meningkatkan kecerdasan dan mengoptimalkan saraf otak. Untuk mendapatkan asupan gizi ini, Ayah Bunda bisa memberikan makanan olahan dari kacang-kacangan, biji-bijian, ikan laut berlemak, serta minyak zaitun maupun produk susu dan telur.
Perlu diingat untuk Ayah dan Bunda, asupan-asupan gizi yang baik ini sangat penting untuk menghindari stunting dan harus terus dipantau sejak di dalam kandungan. Perkembangan otak yang terganggu merupakan salah satu dampak dari tidak tercukupinya asupan gizi. Si Kecil yang kekurangan gizi secara kronis tidak hanya menghambat perkembangan otak namun juga pertumbuhan fisik.
Bahaya stunting bisa meliputi aspek kognitif, termasuk perkembangan bahasa dan motorik halus yang lebih lambat, IQ yang lebih rendah, dengan kondisi lebih lanjut memburuknya performa di sekolah. Kecukupan gizi ini harus dipastikan khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan, yang berarti 9 bulan masa kehamilan dan 2 tahun setelah lahir.
Sumber :
https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/tahap-perkembangan-otak-anak#:~:text=Perkembangan%20otak%20anak%20dimulai%20sejak,tua%20untuk%20memahami%20setiap%20tahapannya.
https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/gangguan-perkembangan-otak-pada-anak-stunting
https://www.liputan6.com/health/read/4679666/8-zat-gizi-penting-untuk-dukung-perkembangan-otak-si-kecil-lebih-optimal